Tekad Arema FC Ikuti Jejak Persija Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Gelar juara Piala Presiden menjadi alarm bagi tim-tim kontestan Liga 1 untuk mewaspadai kekuatan Arema FC musim ini.
Singo Edan siap membuktikan diri tidak hanya menjadi jawara turnamen pramusim, tapi juga raja di kompetisi tertinggi. Arema percaya diri menatap Kompetisi Liga 1/2019 menyusul gelar juara Piala Presiden.
Mengalahkan Persebaya dengan agregat 4-2 di Stadion Kanjuru han Malang menjadi modal penting Hamka Hamzah dkk mengarungi persaingan musim ini. Gelar ini menjadi pembuktian jika Singo Edan siap bersaing dalam perburuan gelar juara setelah musim lalu sempat terseok-seok pada paruh pertama dan akhirnya menutup kompetisi di urutan keenam.
Kehadiran pelatih anyar Millomir ‘Milo’ Seslija dan perekrutan sejumlah pemain mantan Sriwijaya FC seperti Hamka, Makan Konate, dan Alfin Taussalamoy terbukti mampu mengangkat performa tim. Jika mampu mempertahankan konsistensi sepanjang musim, tidak mustahil Arema bisa mengikuti jejak Persija Jakarta.
Musim lalu, Macan Kemayoran meraih gelar juara Piala Presiden setelah mengalahkan Bali United. Di pengujung 2018, Persija melengkapinya dengan meraih trofi Liga 1. Namun, Singo Edanpunya catatan buruk seusai menjadi yang terbaik di turnamen pramusim.
Tengok saja pada 2017 lalu ketika Arema yang kala itu masih diperkuat striker senior Cristian Gonzales. Tampil superior di Piala Presiden, mereka justru inkonsisten di Liga 1. Arema yang kala itu dibesut Aji Santoso lalu diteruskan Joko Susilo harus pasrah mengakhiri musim di urutan kesembilan.
Tidak terkalahkan sepanjang turnamen, tim asal Kota Malang itu menunjukkan penampilan sebaliknya di kompetisi sebenarnya. Mereka menelan 11 kekalahan, 10 hasil imbang, dan hanya 13 kali menang. Millo enggan terbebani dengan catatan buruk tersebut.
Sebaliknya, dia optimistis menatap musim kompetisi 2019. Pelatih asal Bosnia itu menilai timnya sebagai yang terbaik di Indonesia untuk saat ini. Hal tersebut merujuk pada pencapaian yang mereka torehkan hingga menyabet gelar juara.
“Ada kritik dan kemudian tim mampu mengambil kritik itu secara positif. Membangun tim lagi dan bermain fantastis hingga babak final. Ini tidak mu dah bagi tim. Tapi, Arema adalah tim terbaik saat ini. Mereka bermain sepak bola yang terbaik di Indonesia,” tandasnya.
Dia mengatakan saat ini hanya ingin memberikan kesempatan bagi anak asuhnya untuk menikmati hasil kerja keras selama turnamen hingga meraih gelar juara. Setelah itu, tim pelatih akan mulai mem persiapkan diri menghadapi Liga 1 dan membenahi sejumlah kekurangan tim yang terekspos.
“Saya senang menjadi pelatih di tim ini, terima kasih kepada pemain, ofisial, kitman, dan juga Aremania. Terima kasih pula kepada Hamka Hamzah, pemimpin yang baik di tim meski kondisi sebenarnya dia hari ini sakit. Terima kasih juga untuk mantan CEO Arema Iwan Budianto.
Nikmati dulu gelar juara ini. Masih ada waktu istirahat sebelum kompetisi mulai,” katanya. Sementara itu, Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman mengaku bakal membenahi konsentrasi pemain dan kesalahan individual sebelum Liga 1 bergulir.
Djanur berkaca dari empat gol yang dicetak Arema dalam dua laga final. “Kami akan evaluasi karena saya sadar jika dalam pertan dingan final leg kedua ini pemain kurang konsentrasi dan ada kesalahan individual pemain. Hal ini yang akan kami benahi sebelum liga bergulir,” ujar Djanur. (Abriandi)
Singo Edan siap membuktikan diri tidak hanya menjadi jawara turnamen pramusim, tapi juga raja di kompetisi tertinggi. Arema percaya diri menatap Kompetisi Liga 1/2019 menyusul gelar juara Piala Presiden.
Mengalahkan Persebaya dengan agregat 4-2 di Stadion Kanjuru han Malang menjadi modal penting Hamka Hamzah dkk mengarungi persaingan musim ini. Gelar ini menjadi pembuktian jika Singo Edan siap bersaing dalam perburuan gelar juara setelah musim lalu sempat terseok-seok pada paruh pertama dan akhirnya menutup kompetisi di urutan keenam.
Kehadiran pelatih anyar Millomir ‘Milo’ Seslija dan perekrutan sejumlah pemain mantan Sriwijaya FC seperti Hamka, Makan Konate, dan Alfin Taussalamoy terbukti mampu mengangkat performa tim. Jika mampu mempertahankan konsistensi sepanjang musim, tidak mustahil Arema bisa mengikuti jejak Persija Jakarta.
Musim lalu, Macan Kemayoran meraih gelar juara Piala Presiden setelah mengalahkan Bali United. Di pengujung 2018, Persija melengkapinya dengan meraih trofi Liga 1. Namun, Singo Edanpunya catatan buruk seusai menjadi yang terbaik di turnamen pramusim.
Tengok saja pada 2017 lalu ketika Arema yang kala itu masih diperkuat striker senior Cristian Gonzales. Tampil superior di Piala Presiden, mereka justru inkonsisten di Liga 1. Arema yang kala itu dibesut Aji Santoso lalu diteruskan Joko Susilo harus pasrah mengakhiri musim di urutan kesembilan.
Tidak terkalahkan sepanjang turnamen, tim asal Kota Malang itu menunjukkan penampilan sebaliknya di kompetisi sebenarnya. Mereka menelan 11 kekalahan, 10 hasil imbang, dan hanya 13 kali menang. Millo enggan terbebani dengan catatan buruk tersebut.
Sebaliknya, dia optimistis menatap musim kompetisi 2019. Pelatih asal Bosnia itu menilai timnya sebagai yang terbaik di Indonesia untuk saat ini. Hal tersebut merujuk pada pencapaian yang mereka torehkan hingga menyabet gelar juara.
“Ada kritik dan kemudian tim mampu mengambil kritik itu secara positif. Membangun tim lagi dan bermain fantastis hingga babak final. Ini tidak mu dah bagi tim. Tapi, Arema adalah tim terbaik saat ini. Mereka bermain sepak bola yang terbaik di Indonesia,” tandasnya.
Dia mengatakan saat ini hanya ingin memberikan kesempatan bagi anak asuhnya untuk menikmati hasil kerja keras selama turnamen hingga meraih gelar juara. Setelah itu, tim pelatih akan mulai mem persiapkan diri menghadapi Liga 1 dan membenahi sejumlah kekurangan tim yang terekspos.
“Saya senang menjadi pelatih di tim ini, terima kasih kepada pemain, ofisial, kitman, dan juga Aremania. Terima kasih pula kepada Hamka Hamzah, pemimpin yang baik di tim meski kondisi sebenarnya dia hari ini sakit. Terima kasih juga untuk mantan CEO Arema Iwan Budianto.
Nikmati dulu gelar juara ini. Masih ada waktu istirahat sebelum kompetisi mulai,” katanya. Sementara itu, Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman mengaku bakal membenahi konsentrasi pemain dan kesalahan individual sebelum Liga 1 bergulir.
Djanur berkaca dari empat gol yang dicetak Arema dalam dua laga final. “Kami akan evaluasi karena saya sadar jika dalam pertan dingan final leg kedua ini pemain kurang konsentrasi dan ada kesalahan individual pemain. Hal ini yang akan kami benahi sebelum liga bergulir,” ujar Djanur. (Abriandi)
(nfl)