Ajax Raih Trofi Ke-34, Ten Hag: Lega? Tidak, tapi Senang
A
A
A
DOETINCHEM - Ajax Amsertdam akhirnya mengunci gelar Eredivisie setelah mengalahkan De Graafschap 4-1, Kamis (16/5). Inilah gelar ke-34 sepanjang sejarah klub tersebut berdiri. Mereka jauh meninggalkan PSV Eindhoven di peringkat kedua dengan 24 gelar. Butuh tiga tahun untuk Ajax mendapatkan gelar setelah terakhir kali klub berjuluk de Godenzonen mendapatkannya pada musim 2013/2014.
Ini sekaligus gelar kedua Ajax musim ini karena dua pekan sebelumnya mereka berhasil mengangkat trofi Piala KNVB. “Lega? Tidak, tapi senang,” kata Pelatih Ajax Erik Ten Hag dikutip fox sports. Musim ini perjalanan Ajax menjadi juara terbilang luar biasa. Mereka sempat tertinggal 10 poin dari PSV yang memimpin puncak klasemen mulai dari pekan ketiga sampai ke-27. Ajax hanya bisa membayangi PSV di posisi kedua.
Persaingan menjadi terbuka memasuki fase tahun baru. Sepanjang periode Januari sampai dengan Mei, Ajax hanya kehilangan 9 poin dari 16 pertandingan. Sedangkan PSV harus melepaskan 12 poin untuk periode sama. Ditambah lagi saat kedua tim bertemu pada 31 Maret lalu, Ajax berhasil membukukan kemenangan telak 3-0. Ajax sempat disebut sudah mengunci gelar setelah mengalahkan Utrecht 4-1, selain unggul poin dan head to head , Ajax juga lebih baik dari sisi produktivitas.
Sebanyak 115 gol yang mereka lesakkan sebelum laga Kamis dini hari sehingga tak mungkin dikejar PSV. Gelar itu belum sepenuhnya di tangan karena Eredivisie memiliki regulasi berbeda dalam penentuan klasemen. Setelah poin tertinggi, Eredivisie menempatkan jumlah poin yang hilang di aturan kedua sebelum agregat dan head to head. Bicara poin hilang, PSV masih memiliki peluang sebelum Ajax melawan De Graafschap.
Kemenangan atas De Graafschap kemudian menyempurnakan pencapaian Ajax musim ini. “Ini istimewa, apa yang mereka lakukan luar biasa. Saya pikir, kami telah memainkan musim yang hebat. Saya sangat bangga dengan apa yang tim ini lakukan. Tidak ada yang lebih baik selain mendapatkan dua gelar,” kata Ten Hag. Tapi, tantangan Ajax sebenarnya terjadi musim depan.
Pencapaian dua gelar domestik serta melangkah ke semifinal Liga Champions dengan menghentikan Real Madrid dan Juventus membuat orang kagum dengan permainan Ajax serta para pemainnya. Media-media mulai menebarkan spekulasi tentang masa depan punggawa de Godenzonen. Bisa dibilang separuh kekuatan Ajax sudah dilirik tim-tim besar mulai dari Real Madrid, Juventus, Manchester United (MU), Arsenal, dan Tottenham Hotspurs.
Ajax kini layaknya etalase belanja tim kaya dari kompetisi Eropa lainnya. Direktur Olahraga Ajax, Marc Overmars mengakui, sulit mempertahankan para pemain terbaik mereka. Setelah dipastikan kehilangan Frenkie de Jong pada pertengahan musim, mereka harus bersiap ditinggalkan kapten tim termuda Ajax Matthijs de Ligt. Starting lineup Ajax yang awal hanya bernilai sekitar 50 juta euro, kini melonjak di angka 300 juta euro.
Situasi ini mirip seperti yang dialami Monaco pada musim 2016/2017 dan menjadi runner up pada musim berikutnya. Musim ini penampilan mereka berantakan dan hanya satu setrip di atas zona degradasi. Penyebabnya, Monaco gagal mempertahankan para pemain terbaik mereka. AS Monaco tidak bisa menolak tawaran uang yang diberikan klub dari Inggris, Italia, dan Spanyol, bahkan dari rival mereka sendiri.
Sepanjang musim 2017/2018, Monaco kehilangan Benjamin Mendy, Bernardo Silva, Tiemoue Bakayoko, dan Kylian Mbappe. Musim berikutnya, giliran Thomas Lemar, Fabinho, dan Joao Moutinho yang pergi. Imbasnya, Monaco tak hanya gagal di Liga Champions, tapi juga terpuruk di Ligue 1. Dari tim penantang gelar, berubah jadi tim yang berjuang agar tidak terlempar ke Ligue 2. Meskipun Ajax sudah mulai melakukan investasi.
Namun, mereka melakukan penandatanganan gelandang berbakat Razvan Marin dari Standard Liege, centre-back Kik Pierie dari Heerenveen, dan kemungkinan Martin Odegaard pemain Real Madrid yang dipinjamkan ke Vitesse. Keinginan bermain di klub besar dan pemain besar membuat para penggawa Ajax sulit menolak tawaran itu. Seperti Fran kie de Jong yang mengaku sudah tak sabar bermain de - ngan Messi di Barcelona.
Dia tidak menyesal telah meninggalkan klub yang membesarkan namanya. “Saya benar-benar menantikan klub baru saya. Saya sangat ingin tahu bagaimana saya akan melakukannya di Barcelona. Saya sangat ingin tahu tentang Lionel Messi, itu paling saya tunggu-tunggu. Bagaimana dia di pelatihan, apa yang bisa saya pelajari darinya, akan lebih bagus jika saya klik dengannya,” tutur Frankie de Jong.
Ini sekaligus gelar kedua Ajax musim ini karena dua pekan sebelumnya mereka berhasil mengangkat trofi Piala KNVB. “Lega? Tidak, tapi senang,” kata Pelatih Ajax Erik Ten Hag dikutip fox sports. Musim ini perjalanan Ajax menjadi juara terbilang luar biasa. Mereka sempat tertinggal 10 poin dari PSV yang memimpin puncak klasemen mulai dari pekan ketiga sampai ke-27. Ajax hanya bisa membayangi PSV di posisi kedua.
Persaingan menjadi terbuka memasuki fase tahun baru. Sepanjang periode Januari sampai dengan Mei, Ajax hanya kehilangan 9 poin dari 16 pertandingan. Sedangkan PSV harus melepaskan 12 poin untuk periode sama. Ditambah lagi saat kedua tim bertemu pada 31 Maret lalu, Ajax berhasil membukukan kemenangan telak 3-0. Ajax sempat disebut sudah mengunci gelar setelah mengalahkan Utrecht 4-1, selain unggul poin dan head to head , Ajax juga lebih baik dari sisi produktivitas.
Sebanyak 115 gol yang mereka lesakkan sebelum laga Kamis dini hari sehingga tak mungkin dikejar PSV. Gelar itu belum sepenuhnya di tangan karena Eredivisie memiliki regulasi berbeda dalam penentuan klasemen. Setelah poin tertinggi, Eredivisie menempatkan jumlah poin yang hilang di aturan kedua sebelum agregat dan head to head. Bicara poin hilang, PSV masih memiliki peluang sebelum Ajax melawan De Graafschap.
Kemenangan atas De Graafschap kemudian menyempurnakan pencapaian Ajax musim ini. “Ini istimewa, apa yang mereka lakukan luar biasa. Saya pikir, kami telah memainkan musim yang hebat. Saya sangat bangga dengan apa yang tim ini lakukan. Tidak ada yang lebih baik selain mendapatkan dua gelar,” kata Ten Hag. Tapi, tantangan Ajax sebenarnya terjadi musim depan.
Pencapaian dua gelar domestik serta melangkah ke semifinal Liga Champions dengan menghentikan Real Madrid dan Juventus membuat orang kagum dengan permainan Ajax serta para pemainnya. Media-media mulai menebarkan spekulasi tentang masa depan punggawa de Godenzonen. Bisa dibilang separuh kekuatan Ajax sudah dilirik tim-tim besar mulai dari Real Madrid, Juventus, Manchester United (MU), Arsenal, dan Tottenham Hotspurs.
Ajax kini layaknya etalase belanja tim kaya dari kompetisi Eropa lainnya. Direktur Olahraga Ajax, Marc Overmars mengakui, sulit mempertahankan para pemain terbaik mereka. Setelah dipastikan kehilangan Frenkie de Jong pada pertengahan musim, mereka harus bersiap ditinggalkan kapten tim termuda Ajax Matthijs de Ligt. Starting lineup Ajax yang awal hanya bernilai sekitar 50 juta euro, kini melonjak di angka 300 juta euro.
Situasi ini mirip seperti yang dialami Monaco pada musim 2016/2017 dan menjadi runner up pada musim berikutnya. Musim ini penampilan mereka berantakan dan hanya satu setrip di atas zona degradasi. Penyebabnya, Monaco gagal mempertahankan para pemain terbaik mereka. AS Monaco tidak bisa menolak tawaran uang yang diberikan klub dari Inggris, Italia, dan Spanyol, bahkan dari rival mereka sendiri.
Sepanjang musim 2017/2018, Monaco kehilangan Benjamin Mendy, Bernardo Silva, Tiemoue Bakayoko, dan Kylian Mbappe. Musim berikutnya, giliran Thomas Lemar, Fabinho, dan Joao Moutinho yang pergi. Imbasnya, Monaco tak hanya gagal di Liga Champions, tapi juga terpuruk di Ligue 1. Dari tim penantang gelar, berubah jadi tim yang berjuang agar tidak terlempar ke Ligue 2. Meskipun Ajax sudah mulai melakukan investasi.
Namun, mereka melakukan penandatanganan gelandang berbakat Razvan Marin dari Standard Liege, centre-back Kik Pierie dari Heerenveen, dan kemungkinan Martin Odegaard pemain Real Madrid yang dipinjamkan ke Vitesse. Keinginan bermain di klub besar dan pemain besar membuat para penggawa Ajax sulit menolak tawaran itu. Seperti Fran kie de Jong yang mengaku sudah tak sabar bermain de - ngan Messi di Barcelona.
Dia tidak menyesal telah meninggalkan klub yang membesarkan namanya. “Saya benar-benar menantikan klub baru saya. Saya sangat ingin tahu bagaimana saya akan melakukannya di Barcelona. Saya sangat ingin tahu tentang Lionel Messi, itu paling saya tunggu-tunggu. Bagaimana dia di pelatihan, apa yang bisa saya pelajari darinya, akan lebih bagus jika saya klik dengannya,” tutur Frankie de Jong.
(don)