Hukuman Mark Stevens Bukti Keselamatan Pemain NBA Tergadaikan
A
A
A
OAKLAND - Pemilik saham minoritas Golden State Warriors, Mark Stevens, didenda sebesar USD500 ribu dan dilarang hadir dalam pertandingan NBA atau kegiatan tim selama satu tahun. Keputusan itu diambil setelah dia terbukti bersalah dengan mendorong dan memaki pemain Toronto Raptors, Kyle Lowry, pada laga final NBA game tiga, Kamis (6/6) WIB.
Perseteruan Stevens dengan Lowry terjadi di kuarter keempat game ketiga final NBA 2018/2019. Saat itu, pemain Toronto Raptors sedang berusaha untuk mengejar bola, namun ia justru terjatuh di kursi sisi official Warriors.
Perdebatan pun terjadi dan Stevens bereaksi dengan mendorong Lowry. Wasit pun menghampiri dan pemain Raptors mengadukan kejadian itu. Setelah melihat tayangan ulang video, Adam Silver selaku Komisioner NBA menjatuhkan sanksi kepada Stevens.
Tapi sanksi yang dijatuhkan Silver kepada Stevens dirasa kurang tepat. Lowry beranggapan bahwa Stevens seharusnya meninggalkan olahraga basket selamanya.
"Saya pikir banyak yang harus dilakukan. Dia bukan orang yang baik untuk kepemilikan tim yang mereka miliki. Saya tahu (pemilik mayoritas) Joe Lacob dan dia adalah orang hebat. Tapi orang seperti itu (Stevens) telah menunjukkan kelakuan yang sebenarnya. Ia seharusnya tidak menjadi bagian dari liga kita. Tidak ada tempat untuk itu," tegas Lowry.
Silver pun dinilai telah merusak reputasinya sendiri. Pasalnya, selama lebih dari lima tahun, dia berhasil menangani liga dengan sangat baik dan tetap menjaga rasa hormat para pemain, kepercayaan pemilik, dan penggemar.
Bahkan Silver lebih dikenal sebagai komisaris yang pro-pemain. Sebelum skorsing dan denda diturunkan, para pemain dari Raptors dan Warriors berbicara tentang memiliki kepercayaan pada liga untuk melakukan hal yang benar dalam situasi ini.
Namun penggemar basket di seluruh dunia khususnya NBA terbuka matanya dan mengetahui siapa Silver sebenarnya serta bagaimana dia bekerja. Menurut analisa Dan Wolken dari USA TODAY bahwa menyeimbangkan kepentingan bisnis liga dan pemiliknya dengan apa yang diinginkan pemain tidak selalu mudah bagi seorang komisaris.
"Kapan pun Anda berada dalam situasi di mana Anda tidak dapat melakukan hal yang benar, seperti membela diri, Anda rentan. Jadi, jika seorang penggemar mengatakan apa pun yang mereka inginkan kepadamu dan kemudian kamu membalas perkataan itu, kamu harus menerima konsekuensinya (didenda). Jika Kyle kemudian membalas perlakuan Stevens, dia akan menerima lebih banyak denda ketimbang Stevens," jelas Draymond Green.
Ini merupakan situasi yang sulit bagi NBA untuk melakukan lebih banyak dalam situasi itu daripada mengeluarkan penggemar. Tetapi ketika datang ke seseorang yang merupakan bagian dari grup kepemilikan, NBA harus memiliki toleransi nol untuk segala jenis tindakan yang tidak pantas terhadap seorang pemain.
"Iklim kita sekarang, tidak ada yang takut untuk benar-benar mengekspresikan diri mereka sendiri, apakah itu melalui kepercayaan mereka, apa pun itu. Ada insentif untuk berani dengan siapa dirimu sebenarnya," pungkas Andre Igoudala.
Perseteruan Stevens dengan Lowry terjadi di kuarter keempat game ketiga final NBA 2018/2019. Saat itu, pemain Toronto Raptors sedang berusaha untuk mengejar bola, namun ia justru terjatuh di kursi sisi official Warriors.
Perdebatan pun terjadi dan Stevens bereaksi dengan mendorong Lowry. Wasit pun menghampiri dan pemain Raptors mengadukan kejadian itu. Setelah melihat tayangan ulang video, Adam Silver selaku Komisioner NBA menjatuhkan sanksi kepada Stevens.
Tapi sanksi yang dijatuhkan Silver kepada Stevens dirasa kurang tepat. Lowry beranggapan bahwa Stevens seharusnya meninggalkan olahraga basket selamanya.
"Saya pikir banyak yang harus dilakukan. Dia bukan orang yang baik untuk kepemilikan tim yang mereka miliki. Saya tahu (pemilik mayoritas) Joe Lacob dan dia adalah orang hebat. Tapi orang seperti itu (Stevens) telah menunjukkan kelakuan yang sebenarnya. Ia seharusnya tidak menjadi bagian dari liga kita. Tidak ada tempat untuk itu," tegas Lowry.
Silver pun dinilai telah merusak reputasinya sendiri. Pasalnya, selama lebih dari lima tahun, dia berhasil menangani liga dengan sangat baik dan tetap menjaga rasa hormat para pemain, kepercayaan pemilik, dan penggemar.
Bahkan Silver lebih dikenal sebagai komisaris yang pro-pemain. Sebelum skorsing dan denda diturunkan, para pemain dari Raptors dan Warriors berbicara tentang memiliki kepercayaan pada liga untuk melakukan hal yang benar dalam situasi ini.
Namun penggemar basket di seluruh dunia khususnya NBA terbuka matanya dan mengetahui siapa Silver sebenarnya serta bagaimana dia bekerja. Menurut analisa Dan Wolken dari USA TODAY bahwa menyeimbangkan kepentingan bisnis liga dan pemiliknya dengan apa yang diinginkan pemain tidak selalu mudah bagi seorang komisaris.
"Kapan pun Anda berada dalam situasi di mana Anda tidak dapat melakukan hal yang benar, seperti membela diri, Anda rentan. Jadi, jika seorang penggemar mengatakan apa pun yang mereka inginkan kepadamu dan kemudian kamu membalas perkataan itu, kamu harus menerima konsekuensinya (didenda). Jika Kyle kemudian membalas perlakuan Stevens, dia akan menerima lebih banyak denda ketimbang Stevens," jelas Draymond Green.
Ini merupakan situasi yang sulit bagi NBA untuk melakukan lebih banyak dalam situasi itu daripada mengeluarkan penggemar. Tetapi ketika datang ke seseorang yang merupakan bagian dari grup kepemilikan, NBA harus memiliki toleransi nol untuk segala jenis tindakan yang tidak pantas terhadap seorang pemain.
"Iklim kita sekarang, tidak ada yang takut untuk benar-benar mengekspresikan diri mereka sendiri, apakah itu melalui kepercayaan mereka, apa pun itu. Ada insentif untuk berani dengan siapa dirimu sebenarnya," pungkas Andre Igoudala.
(sha)