Pelatih Portugal Beber Rahasia Jinakkan Belanda
A
A
A
PORTO - Estadio do Dragao, Senin (10/6/2019) dinihari, menjadi saksi ketangguhan Portugal ketika menjinakkan Belanda di final Liga Bangsa Bangsa UEFA. Pelatih Fernando Santos pun membeberkan rahasia tim besutan bisa angkat trofi di turnamen yang baru kali pertama digelar itu.
Ternyata, seperti dilaporkan Sky Sports, sukses Portugal mengalahkan Belanda adalah dengan mematikan pergerakan Frankie de Jong. Pemain muda ini, kata Santos, adalah kunci permainan Tim Oranye. (Baca juga : Portugal Kampiun Liga Bangsa-Bangsa UEFA Edisi Perdana )
"De Jong bermain normal di sebelah kiri lebih dekat dengan Bruno Fernandes. (Marten) de Roon bermain lebih dekat dengan (William) Carvalho. Kami menyadari kualitas gelandang tim Belanda dan De Jong ini, seorang kreator hebat dengan potensi besar," ungkap Santos.
"Kami tahu bahwa jika kami membatasi pergerakannya, kami akan mampu bermain leluasa. Instruksi saya pada pemain adalah memainkan bola kapan pun mereka memilikinya dan menyeimbangkan pertahanan dengan mengawasi pergerakan De Jong." (Baca juga : Gagal di Liga Bangsa Bangsa UEFA, Van Dijk : Kami Tetap Bersinar )
Dengan keberhasilan ini Santos pun akan tercatat sebagai pelatih pertama yang bisa membawa tim menjadi kampiun. Namun ia tak ingin kalau sukses ini karena kehebatan dirinya seorang. "Ini adalah edisi pertama turnamen. Saya yakin turnamen ini akan menjadi klasik. Seluruh Eropa akan bermain dan memenangkan edisi pertama adalah suatu kegembiraan. Itu tercatat dalam sejarah."
"Saya tidak suka berbicara tentang diri sendiri. Pekerjaan saya harus dinilai oleh orang lain, oleh Anda jurnalis, oleh para penggemar. Apa yang akan diambil dari pekerjaan saya adalah cinta yang dirasakan ketika saya menjalani kehidupan sehari-hari."
Dan Santos merasa kemenangan seperti itu di kandang akan meninggalkan warisan abadi pada olah raga di bangsanya. "Ini akan meninggalkan tanda besar pada sepak bola Portugal untuk bermain di final ini. Piala Dunia tidak berjalan seperti yang kita harapkan tetapi tim ini menandai masa depan," tambah pelatih berusia 64 tahun itu.
"Masa depan ada di sini. Jika kita melihat kembali ke tahun 2016, sebagian besar tim brilian ini sudah tidak ada lagi di sini. Ini adalah proses yang berkelanjutan dan berbicara tentang apa itu sepak bola Portugal. Kami tidak memiliki dana untuk menjaga mereka (pemain top) di Portugal. Mereka tersebar di seluruh Eropa, tetapi masa depan sepak bola Portugal masih aman."
Ternyata, seperti dilaporkan Sky Sports, sukses Portugal mengalahkan Belanda adalah dengan mematikan pergerakan Frankie de Jong. Pemain muda ini, kata Santos, adalah kunci permainan Tim Oranye. (Baca juga : Portugal Kampiun Liga Bangsa-Bangsa UEFA Edisi Perdana )
"De Jong bermain normal di sebelah kiri lebih dekat dengan Bruno Fernandes. (Marten) de Roon bermain lebih dekat dengan (William) Carvalho. Kami menyadari kualitas gelandang tim Belanda dan De Jong ini, seorang kreator hebat dengan potensi besar," ungkap Santos.
"Kami tahu bahwa jika kami membatasi pergerakannya, kami akan mampu bermain leluasa. Instruksi saya pada pemain adalah memainkan bola kapan pun mereka memilikinya dan menyeimbangkan pertahanan dengan mengawasi pergerakan De Jong." (Baca juga : Gagal di Liga Bangsa Bangsa UEFA, Van Dijk : Kami Tetap Bersinar )
Dengan keberhasilan ini Santos pun akan tercatat sebagai pelatih pertama yang bisa membawa tim menjadi kampiun. Namun ia tak ingin kalau sukses ini karena kehebatan dirinya seorang. "Ini adalah edisi pertama turnamen. Saya yakin turnamen ini akan menjadi klasik. Seluruh Eropa akan bermain dan memenangkan edisi pertama adalah suatu kegembiraan. Itu tercatat dalam sejarah."
"Saya tidak suka berbicara tentang diri sendiri. Pekerjaan saya harus dinilai oleh orang lain, oleh Anda jurnalis, oleh para penggemar. Apa yang akan diambil dari pekerjaan saya adalah cinta yang dirasakan ketika saya menjalani kehidupan sehari-hari."
Dan Santos merasa kemenangan seperti itu di kandang akan meninggalkan warisan abadi pada olah raga di bangsanya. "Ini akan meninggalkan tanda besar pada sepak bola Portugal untuk bermain di final ini. Piala Dunia tidak berjalan seperti yang kita harapkan tetapi tim ini menandai masa depan," tambah pelatih berusia 64 tahun itu.
"Masa depan ada di sini. Jika kita melihat kembali ke tahun 2016, sebagian besar tim brilian ini sudah tidak ada lagi di sini. Ini adalah proses yang berkelanjutan dan berbicara tentang apa itu sepak bola Portugal. Kami tidak memiliki dana untuk menjaga mereka (pemain top) di Portugal. Mereka tersebar di seluruh Eropa, tetapi masa depan sepak bola Portugal masih aman."
(bbk)