Terangnya Sinar Everton Saat Brasil Lumat Peru 5-0
A
A
A
SAO PAULO - Sebelum Copa America bergulir, sangat jarang warga di luar Brasil yang mengenal sosok Everton Sousa Soares. Tapi, itu berubah setelah publik melihatnya beraksi di lapangan hijau. Gelandang serang Gremio itu sekarang menjadi buah bibir. Mendapat kesempatan membela tim nasional merupakan impian setiap pesepak bola.
Tapi, bukan berarti itu akan menjadi tugas mudah. Terlebih jika Anda bergabung dengan tim sekelas Brasil yang dihuni banyak pemain bintang dan memiliki tradisi bagus di lapangan hijau. Brasil sudah melahirkan banyak bintang dengan prestasi luar bisa, sebut saja Pele, Ronaldinho, Ronaldo Luis Nazario de Lima, Rivaldo, hingga Kaka. Bahkan, skuad La Selecaosaat ini juga bertabur nama besar, seperti Marcelo, Fabinho, Thiago Silva, Philippe Coutinho, Roberto Firmino, Gabriel Jesus, sampai dengan Neymar.
Artinya, bila ada pemain yang belum populer dipanggil membela Brasil, biasanya selalu dipandang sebelah mata. Apalagi jika dia hanya membela klub lokal. Maklum, tim inti Negeri Sambarata-rata berkarier di klub besar Eropa, seperti di Liverpool, Barcelona, Real Madrid, Chelsea, Manchester City, Paris Saint- Germainl, hingga Juventus.
Namun, itu tidak berlaku bagi Everton. Meski baru berusia 23 tahun dan membela Gremio yang pada musim 2018 hanya merebut posisi empat di kompetisi domestik, tidak meng halanginya unjuk kebolehan. Penyerang berpostur 174 cm itu tampil bagus selama penyisihan Grup A Copa America. Walau kerap turun sebagai cadangan, dia bisa mengemas dua gol dari tiga laga yang dijalani.
Turun pada menit ke-81 saat bentrok Bolivia, dia bisa merobek gawang lawan dalam tempo empat menit. Alhasil, Brasil menang 3-0. Waktu Brasil ditahan Venezuela 0-0, Everton yang baru tampil pada menit ke-72 memang gagal mencetak gol. Meski demikian, performanya tetap mendapat pujian. Sinarnya kembali terang ketika melawan Peru pada laga penutup penyisihan Grup A di Arena Corinthians, Minggu (23/6).
Untuk pertama kalinya di Copa America 2019, Everton dimasukkan oleh pelatih Tite sebagai starter. Kepercayaan itu ditebusnya dengan menyumbang satu gol pada menit ke-32. Tidak hanya itu, dia juga merancang gol Willian saat injury time yang memastikan tuan rumah menang 5-0. “Jika sebelumnya (kontra Venezuela) tim ini mungkin kurang percaya diri, maka sekarang kami menampilkan permainan bagus. Kami kembali memperlihatkan apa yang telah dilakukan pada laga lain (melawan Bolivia), yakni menciptakan peluang.
Kini peluang itu menjelma menjadi gol,” ucap Everton dilansir skysport. Terus meningkatnya performa Everton, membuat pemain yang dijuluki Cebolinha atau Kacang Kecilitu dipercaya akan memiliki masa depan cerah. Bila mengacu pujian yang dilontarkan Tite, dia punya kans besar mengisi sisi kiri secara reguler.
Tite memang menegaskan menolak memberi perlakukan khusus kepada Everton. Tapi, dia berani menjamin sosok kelahiran Maracanau itu akan mendapat kesempatan lagi saat duel perempat final. “Saya cukup gembira. Ketika Anda bisa mencetak gol dengan cepat, maka tim akan tampil berbeda dan lebih terbuka,” ucapnya.
Tapi, bukan berarti itu akan menjadi tugas mudah. Terlebih jika Anda bergabung dengan tim sekelas Brasil yang dihuni banyak pemain bintang dan memiliki tradisi bagus di lapangan hijau. Brasil sudah melahirkan banyak bintang dengan prestasi luar bisa, sebut saja Pele, Ronaldinho, Ronaldo Luis Nazario de Lima, Rivaldo, hingga Kaka. Bahkan, skuad La Selecaosaat ini juga bertabur nama besar, seperti Marcelo, Fabinho, Thiago Silva, Philippe Coutinho, Roberto Firmino, Gabriel Jesus, sampai dengan Neymar.
Artinya, bila ada pemain yang belum populer dipanggil membela Brasil, biasanya selalu dipandang sebelah mata. Apalagi jika dia hanya membela klub lokal. Maklum, tim inti Negeri Sambarata-rata berkarier di klub besar Eropa, seperti di Liverpool, Barcelona, Real Madrid, Chelsea, Manchester City, Paris Saint- Germainl, hingga Juventus.
Namun, itu tidak berlaku bagi Everton. Meski baru berusia 23 tahun dan membela Gremio yang pada musim 2018 hanya merebut posisi empat di kompetisi domestik, tidak meng halanginya unjuk kebolehan. Penyerang berpostur 174 cm itu tampil bagus selama penyisihan Grup A Copa America. Walau kerap turun sebagai cadangan, dia bisa mengemas dua gol dari tiga laga yang dijalani.
Turun pada menit ke-81 saat bentrok Bolivia, dia bisa merobek gawang lawan dalam tempo empat menit. Alhasil, Brasil menang 3-0. Waktu Brasil ditahan Venezuela 0-0, Everton yang baru tampil pada menit ke-72 memang gagal mencetak gol. Meski demikian, performanya tetap mendapat pujian. Sinarnya kembali terang ketika melawan Peru pada laga penutup penyisihan Grup A di Arena Corinthians, Minggu (23/6).
Untuk pertama kalinya di Copa America 2019, Everton dimasukkan oleh pelatih Tite sebagai starter. Kepercayaan itu ditebusnya dengan menyumbang satu gol pada menit ke-32. Tidak hanya itu, dia juga merancang gol Willian saat injury time yang memastikan tuan rumah menang 5-0. “Jika sebelumnya (kontra Venezuela) tim ini mungkin kurang percaya diri, maka sekarang kami menampilkan permainan bagus. Kami kembali memperlihatkan apa yang telah dilakukan pada laga lain (melawan Bolivia), yakni menciptakan peluang.
Kini peluang itu menjelma menjadi gol,” ucap Everton dilansir skysport. Terus meningkatnya performa Everton, membuat pemain yang dijuluki Cebolinha atau Kacang Kecilitu dipercaya akan memiliki masa depan cerah. Bila mengacu pujian yang dilontarkan Tite, dia punya kans besar mengisi sisi kiri secara reguler.
Tite memang menegaskan menolak memberi perlakukan khusus kepada Everton. Tapi, dia berani menjamin sosok kelahiran Maracanau itu akan mendapat kesempatan lagi saat duel perempat final. “Saya cukup gembira. Ketika Anda bisa mencetak gol dengan cepat, maka tim akan tampil berbeda dan lebih terbuka,” ucapnya.
(don)