Goyangan Motor M1 Bikin Quartararo Sulit Kejar Vinales dan Marquez
A
A
A
ASSEN - Tak ada yang pernah menyangka sebelumnya jika Fabio Quartararo mampu beradaptasi dengan cepat saat ia naik ke kelas utama MotoGP musim ini. Bersama tim Monster Energy Yamaha, pembalap berpaspor Prancis itu membuat sebuah dongeng menjadi kenyataan saat dia mengunci dua podium secara beruntun di Catalunya (posisi kedua) dan Assen (ketiga).
Keberhasilan itu tentunya semakin menyetrum semangat Quartararo untuk tampil jauh lebih baik lagi di seri berikutnya. Artinya, ini bukan akhir dari kisah perjalanannya di ajang kejuaraan grand prix musim ini. Hasil positif yang diraih pembalap tim Petronas Yamaha SRT setidaknya menghapus pandangan banyak kalangan tentang performanya.
Betapa tidak, dalam delapan balapan yang telah dijalaninya musim ini, dia setidaknya sudah mengumpulkan tiga pole position. Pole position ketiga didapat Quartararo di Sirkuit Assen, Belanda. Meski berada di posisi terdepan, namun pembalap brondong berusia 20 tahun itu tak mampu bertarung dengan Maverick Vinales dan Marc Marquez.
"Bagian pertama dari perlombaan itu sangat sulit, motor saya banyak bergoyang di trek lurus. Sangat sulit dikendalikan, angin adalah arah yang berbeda dari kemarin. Saya mencoba banyak hal tetapi motornya bergetar, sangat sulit untuk dikendalikan," jelas Quartararo dikutip dari laman resmi MotoGP, Senin (1/7/2019)
Namun, setelah Pemanasan, Quartararo yakin dia tidak akan bisa menyelesaikan balapan karena rasa sakit di lengan kanannya. Jadi posisi ketiga merupakan hasil yang cukup memuaskan. (Baca juga: Ditabrak Rossi, Nakagami Beruntung Lolos dari Maut )
"Pada akhirnya kami berhasil mendapatkan podium ketika saya pikir itu adalah jalur yang paling sulit bagi kami dengan kondisi fisik lengan saya. Pagi ini, saya katakan 'pasti, saya tidak bisa menyelesaikan balapan' karena tadi malam saya bangun karena sakit. Sore ini saya minum beberapa pil dan saya jauh lebih baik untuk lomba, tetapi tetap saja, ketika Maverick menyusul saya, saya sudah hancur."
Quartararo menekankan ada satu momen yang sulit dilupakan ketika ia mampu memimpin balapan untuk pertama kalinya. "Saya pikir itu adalah momen terbaik dalam hidup saya, bahkan lebih baik daripada podium pertama saya. Saya sedang berpikir ketika saya masih kecil, saya melihat pembalap ini dan menonton orang-orang top dan kemudian hari ini saya memimpin balapan pertama saya di MotoGP. Dan itu lebih dari satu putaran, saya pikir saya memimpin delapan atau sembilan putaran, mungkin lebih. Tetapi bagi saya itu adalah perasaan yang sangat istimewa dan juga berada di podium. ”
Penggemar tentunya berharap bahwa ini bukan terakhir kalinya Quartararo memimpin balapan di ajang MotoGP. Tetapi apakah konsistensi ini mampu dijaganya selama mengaspal di Sirkuit Sachsenring, Jerman, akhir pekan ini?
"Saya pikir, pertama-tama itu akan sangat hebat karena hari ini saya beristirahat melalui sudut kiri, sehingga saya bisa meluruskan lengan saya dan mengendarai dengan normal. Sachsenring adalah sirkuitnya Marc karena dia selalu cepat di sana, tetapi untuk kondisi fisik saya akan jauh lebih mudah di sana ketimbang di Assen," pungkas Quartararo.
Keberhasilan itu tentunya semakin menyetrum semangat Quartararo untuk tampil jauh lebih baik lagi di seri berikutnya. Artinya, ini bukan akhir dari kisah perjalanannya di ajang kejuaraan grand prix musim ini. Hasil positif yang diraih pembalap tim Petronas Yamaha SRT setidaknya menghapus pandangan banyak kalangan tentang performanya.
Betapa tidak, dalam delapan balapan yang telah dijalaninya musim ini, dia setidaknya sudah mengumpulkan tiga pole position. Pole position ketiga didapat Quartararo di Sirkuit Assen, Belanda. Meski berada di posisi terdepan, namun pembalap brondong berusia 20 tahun itu tak mampu bertarung dengan Maverick Vinales dan Marc Marquez.
"Bagian pertama dari perlombaan itu sangat sulit, motor saya banyak bergoyang di trek lurus. Sangat sulit dikendalikan, angin adalah arah yang berbeda dari kemarin. Saya mencoba banyak hal tetapi motornya bergetar, sangat sulit untuk dikendalikan," jelas Quartararo dikutip dari laman resmi MotoGP, Senin (1/7/2019)
Namun, setelah Pemanasan, Quartararo yakin dia tidak akan bisa menyelesaikan balapan karena rasa sakit di lengan kanannya. Jadi posisi ketiga merupakan hasil yang cukup memuaskan. (Baca juga: Ditabrak Rossi, Nakagami Beruntung Lolos dari Maut )
"Pada akhirnya kami berhasil mendapatkan podium ketika saya pikir itu adalah jalur yang paling sulit bagi kami dengan kondisi fisik lengan saya. Pagi ini, saya katakan 'pasti, saya tidak bisa menyelesaikan balapan' karena tadi malam saya bangun karena sakit. Sore ini saya minum beberapa pil dan saya jauh lebih baik untuk lomba, tetapi tetap saja, ketika Maverick menyusul saya, saya sudah hancur."
Quartararo menekankan ada satu momen yang sulit dilupakan ketika ia mampu memimpin balapan untuk pertama kalinya. "Saya pikir itu adalah momen terbaik dalam hidup saya, bahkan lebih baik daripada podium pertama saya. Saya sedang berpikir ketika saya masih kecil, saya melihat pembalap ini dan menonton orang-orang top dan kemudian hari ini saya memimpin balapan pertama saya di MotoGP. Dan itu lebih dari satu putaran, saya pikir saya memimpin delapan atau sembilan putaran, mungkin lebih. Tetapi bagi saya itu adalah perasaan yang sangat istimewa dan juga berada di podium. ”
Penggemar tentunya berharap bahwa ini bukan terakhir kalinya Quartararo memimpin balapan di ajang MotoGP. Tetapi apakah konsistensi ini mampu dijaganya selama mengaspal di Sirkuit Sachsenring, Jerman, akhir pekan ini?
"Saya pikir, pertama-tama itu akan sangat hebat karena hari ini saya beristirahat melalui sudut kiri, sehingga saya bisa meluruskan lengan saya dan mengendarai dengan normal. Sachsenring adalah sirkuitnya Marc karena dia selalu cepat di sana, tetapi untuk kondisi fisik saya akan jauh lebih mudah di sana ketimbang di Assen," pungkas Quartararo.
(bbk)