Dovizioso Berharap Keajaiban di MotoGP 2019
A
A
A
BRNO - Andrea Dovizioso tak pernah menyangkal jika dirinya sangat memimpikan untuk meraih gelar juara dunia MotoGP. Kerinduan itu sudah dirasakannya selama 11 tahun lalu atau sejak ia tiba di kelas elite pada 2008.
Sudah tiga tim pabrikan pernah dibela Dovizioso, tapi dia tak kunjung mengakhiri dahaga gelarnya. Satu-satunya peluang emas Dovizioso merebut gelar terjadi pada 2017, saat ia mengendarai motor tim Ducati.
Namun, Marc Marquez selalu membuyarkan rencana Dovizioso. Menariknya, pembalap tim Repsol Honda tidak pernah berhenti membayangi karier dari Dovizioso. Bahkan dalam dua tahun terakhir dia selalu dianggap sebagai biang kerok kegagalan pembalap berjuluk Little Dragon mengakhiri paceklik gelar.
Sepertinya masalah itu kembali terulang di tahun ini mengingat Dovizioso tertinggal 58 poin dari musuh bebuyutannya tersebut. Meski demikian, Dovizioso tidak terlalu memusingkan hal itu. Yang terpenting, kata dia, dirinya sudah merealisasikan mimpi masa kecilnya untuk menjadi seorang pembalap.
"Ketenaran adalah konsekuensi tak terhindarkan ketika berada di podium, jadi saya tidak keberatan. Saya seorang pembalap Italia dengan motor Italia, saya memenuhi impian yang saya miliki sebagai seorang anak, dan saya menunjukkannya kepada para penggemar kapan pun saya bisa," jelas Dovizioso dikutip dari Speedweek, Kamis (1/8/2019).
"Dukungan luar biasa dari penggemar selalu membantu saya menjadi lebih rileks. Nyanyian dan bendera dengan nomor saya di arena pacuan kuda besi dunia adalah kepuasan yang luar biasa. Tapi tujuan untuk mendapatkan gelar juara dunia tentu saja membayangi saya. Saya telah membalap untuk Ducati sejak 2013, kami sekarang adalah tim yang terlatih dengan baik dan cara kerja kami terus berkembang. Kami dekat dengan gelar pada 2017 dan kami yakin untuk masa depan."
Sudah tiga tim pabrikan pernah dibela Dovizioso, tapi dia tak kunjung mengakhiri dahaga gelarnya. Satu-satunya peluang emas Dovizioso merebut gelar terjadi pada 2017, saat ia mengendarai motor tim Ducati.
Namun, Marc Marquez selalu membuyarkan rencana Dovizioso. Menariknya, pembalap tim Repsol Honda tidak pernah berhenti membayangi karier dari Dovizioso. Bahkan dalam dua tahun terakhir dia selalu dianggap sebagai biang kerok kegagalan pembalap berjuluk Little Dragon mengakhiri paceklik gelar.
Sepertinya masalah itu kembali terulang di tahun ini mengingat Dovizioso tertinggal 58 poin dari musuh bebuyutannya tersebut. Meski demikian, Dovizioso tidak terlalu memusingkan hal itu. Yang terpenting, kata dia, dirinya sudah merealisasikan mimpi masa kecilnya untuk menjadi seorang pembalap.
"Ketenaran adalah konsekuensi tak terhindarkan ketika berada di podium, jadi saya tidak keberatan. Saya seorang pembalap Italia dengan motor Italia, saya memenuhi impian yang saya miliki sebagai seorang anak, dan saya menunjukkannya kepada para penggemar kapan pun saya bisa," jelas Dovizioso dikutip dari Speedweek, Kamis (1/8/2019).
"Dukungan luar biasa dari penggemar selalu membantu saya menjadi lebih rileks. Nyanyian dan bendera dengan nomor saya di arena pacuan kuda besi dunia adalah kepuasan yang luar biasa. Tapi tujuan untuk mendapatkan gelar juara dunia tentu saja membayangi saya. Saya telah membalap untuk Ducati sejak 2013, kami sekarang adalah tim yang terlatih dengan baik dan cara kerja kami terus berkembang. Kami dekat dengan gelar pada 2017 dan kami yakin untuk masa depan."
(bbk)