Presiden Cagliari Keberatan Terkait Hukuman Bermain Tanpa Suporter

Rabu, 04 September 2019 - 23:59 WIB
Presiden Cagliari Keberatan Terkait Hukuman Bermain Tanpa Suporter
Presiden Cagliari Keberatan Terkait Hukuman Bermain Tanpa Suporter
A A A
CAGLIARI - Presiden Cagliari Tommaso Giulini menyatakan larangan curva (suporter) ke stadion bukan jawaban untuk menyelesaikan masalah rasisme dalam sepak bola Italia. Menurutnya, langkah yang tepat yakni menindaklanjuti orang-orang yang bersalah dan mendidik suporter dengan benar.

Hingga saat ini FIGC masih menginvestigasi suporter Cagliari setelah melakukan perlakuan rasis kepada penyerang Inter Milan Romelu Lukaku pada laga di Sardegna Arena, Senin (2/9/2019) lalu. Jika semua sudah jelas, federasi sepakbola Italia siap memberi hukuman kepada Rossoblu.

Hukuman tersebut yakni larangan untuk para suporter menonton langsung Cagliari di dalam stadion. Namun, presiden klub tanggap merespons wacana hukuman tersebut.

Pasalnya, larangan datang ke stadion menurutnya bukanlah cara yang tepat, lantaran insiden yang sama berpotensi terjadi terulang. "Kami berusaha keras serius mungkin menangani kasus ini (rasisme), melalui kesadaran manajemen kami yang harus melaporkan orang ke DIGOS [lembaga penegak hukum],” ujar Giulini kepada Radio Popolare dikutip Football Italia.

"Tidak mudah untuk menggunakan teknologi, jadi kami juga akan meminta bantuan suporter yang layak. Karena itu (pelaku rasisme) 99,9% suporter Cagliari," ujar sang presiden dengan yakin.

"Melawan ketidakpedulian itu sulit, jadi kami hanya menumbuhkan kesadaran. Insiden ini (rasisme) dikarenakan kemarahan besar dan frustasi bagi kami untuk semua inisiatif yang kami lakukan. Kami adalah tim pertama yang memperkenalkan sekolah untuk suporter muda."

"Cagiliari bukanlah kota rasis seluruhnya. Saya minta maaf, citra tersebut sudah lama pergi jauh dari sini."

"Kami harap kami tidak dihukum. Apalagi melarang curva (ke stadion) bukanlah jawaban. Saya katakan sebelumnya, manajemen harus menyadarinya."

“Namun, saya tidak akan mengesampingkan, bahwa salah seorang manajemen saya melihat sesuatu dalam kamera ada seseorang yang sedang menyanyi," tambahnya. "Begitu mereka dikenali, orang-orang ini bisa ditolak masuk jika mereka mencoba memasuki kembali stadion."

Serie A memang terkenal dengan perlakukan rasialnya yang sangat parah, khususnya untuk Cagliari. Sebelumnya Blaise Matuidi dan Moise Kean juga mendapatkan perlakuan yang sama di Sardegna Arena.

Hukuman pun tak terhindarkan bagi Cagliari. Namun, pada akhirnya hal ini terjadi kembali Senin kemarin. Tentunya, pemecahan masalah harus sesegara mungkin dilakukan dari FIGC sendiri atau pun klub. Jika tidak, bukan tidak mungkin FIFA akan menindak lanjuti kasus rasis yang sudah menjadi-jadi ini. (Celvin Moniaga Sipahutar)
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7035 seconds (0.1#10.140)