Timnas Indonesia U-16 Jangan Pilih Jalur Runner up, Berat!
A
A
A
JAKARTA - Melihat klasemen sementara Kualifikasi Grup G Piala Asia U-16, posisi Indonesia bisa dianggap ngeri-ngeri sedap. Ngeri, karena mereka kini berada di urutan kedua klasemen sementara grup berada di bawah China sebagai penguasa.
Sedapnya, karena Indonesia masih masuk daftar empat runner-up terbaik. Garuda Muda bahkan berada di puncak klasemen sementara runner-up karena memiliki agregat gol lebih baik dibandingkan kontestan lain. Indonesia berada di atas Thailand, Hong Kong, dan Uzbekistan. Artinya, jika nanti Indonesia gagal menjadi juara grup karena tak menang melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, nanti malam, masih bisa berharap dari jalur runner-up.
Sebagai pengingat, selain juara grup, akan diambil empat runner-up terbaik untuk masuk ke putaran final. "Kami berharap di laga terakhir tidak ada kata lain selain menang. Kami akan sama-sama kerja keras dan memberikan yang terbaik di laga terakhir. Tidak ada seri atau kalah, karena selisih gol kita di bawah China," kata Pelatih Timnas U-16 Bima Sakti.
Legendaris timnas Indonesia itu menjelaskan penampilan timnya memang belum sempurna. Meski bisa mendulang kemenangan besar di tiga laga Grup G, ternyata masih ada beberapa kesalahan yang seharusnya bisa diperbaiki seperti penyelesaian akhir. Menurut dia, Indonesia seharusnya bisa membuat lebih banyak gol saat melawan Brunei Darussalam.
Laga melawan China, Bima berharap agar timnya bermain lebih efektif dan bisa menjaga keseimbangan. Efektivitas menjadi penting karena di mata pelatih berusia 43 tahun itu membuang kesempatan mencetak gol melawan China bisa menjadi kerugian besar. Kualitas China jelas tidak bisa disamakan dengan Filipina, Kepulauan Mariana Utara, atau Brunei.
Dari awal, tiga tim tersebut diprediksi tidak akan menjadi sandungan skuad Garuda Muda, tapi China. Anak asuhan Pelatih China Antonio Puche Vicente tidak saja belum tersentuh kekalahan, tapi juga selalu pesta gol dan belum pernah kebobolan di tiga laga. Total, China mengoleksi 28 gol yang berarti masih berjarak satu dibandingkan Indonesia.
China bisa menang 7-0 menghadapi Brunei, 6-0 melawan Filipina, serta menghancurkan Kepulauan Mariana Utara 15-0. Indonesia menundukkan Filipina 4-0, Mariana Utara 15-1, dan Brunei Darussalam 8-0. Artinya, seperti disampaikan Bima, melawan China tidak ada kata lain selain menang. Pekerjaan yang tentu tidak mudah karena kualitas China bagus dan Indonesia harus bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Stadion yang memiliki magis dan tekanan tersendiri.
"Kami bermain malam. Semoga bisa adaptasi, terutama soal lampu. Kami berharap penonton hadir memberi dukungan. Kalau ada suporter, pemain bisa fightdan lebih semangat lagi," tandas Bima.
Puche Vicente menegaskan timnya sangat siap menghadapi Indonesia. Dia juga tahu risikonya jika kalah harus berebut jalur runner-up terbaik yang melibatkan seluruh kontestan grup. "Melawan Indonesia, kami tentu akan mengincar kemenangan. Tapi, sepertinya tidak mudah, apalagi mereka didukung penonton yang akan mendukungnya," kata Puche Vicente.
Sedapnya, karena Indonesia masih masuk daftar empat runner-up terbaik. Garuda Muda bahkan berada di puncak klasemen sementara runner-up karena memiliki agregat gol lebih baik dibandingkan kontestan lain. Indonesia berada di atas Thailand, Hong Kong, dan Uzbekistan. Artinya, jika nanti Indonesia gagal menjadi juara grup karena tak menang melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, nanti malam, masih bisa berharap dari jalur runner-up.
Sebagai pengingat, selain juara grup, akan diambil empat runner-up terbaik untuk masuk ke putaran final. "Kami berharap di laga terakhir tidak ada kata lain selain menang. Kami akan sama-sama kerja keras dan memberikan yang terbaik di laga terakhir. Tidak ada seri atau kalah, karena selisih gol kita di bawah China," kata Pelatih Timnas U-16 Bima Sakti.
Legendaris timnas Indonesia itu menjelaskan penampilan timnya memang belum sempurna. Meski bisa mendulang kemenangan besar di tiga laga Grup G, ternyata masih ada beberapa kesalahan yang seharusnya bisa diperbaiki seperti penyelesaian akhir. Menurut dia, Indonesia seharusnya bisa membuat lebih banyak gol saat melawan Brunei Darussalam.
Laga melawan China, Bima berharap agar timnya bermain lebih efektif dan bisa menjaga keseimbangan. Efektivitas menjadi penting karena di mata pelatih berusia 43 tahun itu membuang kesempatan mencetak gol melawan China bisa menjadi kerugian besar. Kualitas China jelas tidak bisa disamakan dengan Filipina, Kepulauan Mariana Utara, atau Brunei.
Dari awal, tiga tim tersebut diprediksi tidak akan menjadi sandungan skuad Garuda Muda, tapi China. Anak asuhan Pelatih China Antonio Puche Vicente tidak saja belum tersentuh kekalahan, tapi juga selalu pesta gol dan belum pernah kebobolan di tiga laga. Total, China mengoleksi 28 gol yang berarti masih berjarak satu dibandingkan Indonesia.
China bisa menang 7-0 menghadapi Brunei, 6-0 melawan Filipina, serta menghancurkan Kepulauan Mariana Utara 15-0. Indonesia menundukkan Filipina 4-0, Mariana Utara 15-1, dan Brunei Darussalam 8-0. Artinya, seperti disampaikan Bima, melawan China tidak ada kata lain selain menang. Pekerjaan yang tentu tidak mudah karena kualitas China bagus dan Indonesia harus bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Stadion yang memiliki magis dan tekanan tersendiri.
"Kami bermain malam. Semoga bisa adaptasi, terutama soal lampu. Kami berharap penonton hadir memberi dukungan. Kalau ada suporter, pemain bisa fightdan lebih semangat lagi," tandas Bima.
Puche Vicente menegaskan timnya sangat siap menghadapi Indonesia. Dia juga tahu risikonya jika kalah harus berebut jalur runner-up terbaik yang melibatkan seluruh kontestan grup. "Melawan Indonesia, kami tentu akan mengincar kemenangan. Tapi, sepertinya tidak mudah, apalagi mereka didukung penonton yang akan mendukungnya," kata Puche Vicente.
(bbk)