Forki Tetapkan 71 Wasit Karate Terbaik untuk Pra-PON
A
A
A
JAKARTA - Setelah melakukan seleksi akhirnya PB Forki memilih 71 wasit yang akan memimpin Kejurnas Karate Pra-Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (Pra-PON) di Hall Basket Gelora Bung Karno, Jakarta, 4-6 November 2019. Mereka ini terpilih dari 105 wasit juri yang diseleksi dalam Refreshing Wasit dan Juri Nasional di Gedung Rimbawan, Manggala Wanabhakti, Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) Jakarta, Minggu (3/11/2019).
Menurut Sekjen PB Forki Raja Sapta Ervian penetapan 71 wasit dan juri nasional dilakukan dalam seleksi ketat. "Kami sangat konsern dengan wasit dan juri karena mereka adalah pihak terlibat langsung dalam pertandingan. Karena itu, kualitas wasit dan juri menjadi hal yang sangat penting sehingga pertandingan karate menjadi lebih berbobot, profesional, dan adil," ungkap Eyi, sapaan akrab Raja Sapta Ervian dalam jumpa media di Jakarta.
Ketua Dewan Wasit PB Forki Haifendri Putih menambahkan, untuk memimpin olahraga karate yang tidak terukur diperlukan wasit yang jujur, profesional, serta memiliki jam terbang yang cukup. "Jadi wasit calon Pra-PON ini sudah memiliki pengalaman memimpin pertandingan baik di tingkat nasional maupun internasional. Dari 105 wasit yang dipanggil, kami memilih 71 orang," tegas Heifendri.
Khusus bagi pelaksanaan ujian dan renewal, pihaknya juga melakukan pengujian ketat, karena mereka butuh kaderisasi yang potensial. Terbukti dari dari 584 orang peserta ujian, hanya 150 orang yang lolos.
Sementara itu event Kejurnas Karate Pra-PON 2019 sendiri digelar Pengurus Forki Provinsi DKI Jakarta pimpinan Ketua Umum Meitra Mivida. Tercatat 32 provinsi sudah mendaftarkan diri dengan jumlah entry mencapai 403 entries. Papua tidak mendaftar karena mendapatkan wildcard sebagai tuan rumah PON 2020.
"Satu lagi adalah Sulawesi Barat. Mereka memutuskan tidak mendaftar karena ada persoalan internal di sana," ujar Sekretaris Panitia Yoyo Satrio Purnomo.
Dalam event ini, setiap daerah hanya boleh mengirimkan satu atlet untuk satu nomor perseorangan dan satu regu untuk nomor beregu. Adapun kategori nomor dan kelas yang dipertandingkan adalah nomor kata dan kumite.
Untuk nomor kata, karateka yang berhak ikut Kejuaraan Pra-PON adalah karateka yang lahir pada 1990 hingga 2003. Mereka akan tampil di nomor kata perorangan putra dan putri, serta kata beregu putra dan putri.
Sementara untuk kategori kumite, karateka yang berhak ikut ambil bagian dalam event ini adalah karateka yang lahir pada 1993 hingga 2001. Mereka akan bermain di 11 nomor individual putra dan putri.
Kategori kumite putra yang akan dipertandingkan terdiri dari enam kelas, yakni kumite -55 kg, kumite -60 kg, kumite -67 kg, kumite -75 kg, kumite -84 kg, dan kumite +84 kg. Sementara untuk kumite putri terdiri atas 5 kelas, yakni kumite -50 kg, kumite -55 kg, kumite -61 kg, kumite -68 kg, dan kumite +68 kg.
Menurut Sekjen PB Forki Raja Sapta Ervian penetapan 71 wasit dan juri nasional dilakukan dalam seleksi ketat. "Kami sangat konsern dengan wasit dan juri karena mereka adalah pihak terlibat langsung dalam pertandingan. Karena itu, kualitas wasit dan juri menjadi hal yang sangat penting sehingga pertandingan karate menjadi lebih berbobot, profesional, dan adil," ungkap Eyi, sapaan akrab Raja Sapta Ervian dalam jumpa media di Jakarta.
Ketua Dewan Wasit PB Forki Haifendri Putih menambahkan, untuk memimpin olahraga karate yang tidak terukur diperlukan wasit yang jujur, profesional, serta memiliki jam terbang yang cukup. "Jadi wasit calon Pra-PON ini sudah memiliki pengalaman memimpin pertandingan baik di tingkat nasional maupun internasional. Dari 105 wasit yang dipanggil, kami memilih 71 orang," tegas Heifendri.
Khusus bagi pelaksanaan ujian dan renewal, pihaknya juga melakukan pengujian ketat, karena mereka butuh kaderisasi yang potensial. Terbukti dari dari 584 orang peserta ujian, hanya 150 orang yang lolos.
Sementara itu event Kejurnas Karate Pra-PON 2019 sendiri digelar Pengurus Forki Provinsi DKI Jakarta pimpinan Ketua Umum Meitra Mivida. Tercatat 32 provinsi sudah mendaftarkan diri dengan jumlah entry mencapai 403 entries. Papua tidak mendaftar karena mendapatkan wildcard sebagai tuan rumah PON 2020.
"Satu lagi adalah Sulawesi Barat. Mereka memutuskan tidak mendaftar karena ada persoalan internal di sana," ujar Sekretaris Panitia Yoyo Satrio Purnomo.
Dalam event ini, setiap daerah hanya boleh mengirimkan satu atlet untuk satu nomor perseorangan dan satu regu untuk nomor beregu. Adapun kategori nomor dan kelas yang dipertandingkan adalah nomor kata dan kumite.
Untuk nomor kata, karateka yang berhak ikut Kejuaraan Pra-PON adalah karateka yang lahir pada 1990 hingga 2003. Mereka akan tampil di nomor kata perorangan putra dan putri, serta kata beregu putra dan putri.
Sementara untuk kategori kumite, karateka yang berhak ikut ambil bagian dalam event ini adalah karateka yang lahir pada 1993 hingga 2001. Mereka akan bermain di 11 nomor individual putra dan putri.
Kategori kumite putra yang akan dipertandingkan terdiri dari enam kelas, yakni kumite -55 kg, kumite -60 kg, kumite -67 kg, kumite -75 kg, kumite -84 kg, dan kumite +84 kg. Sementara untuk kumite putri terdiri atas 5 kelas, yakni kumite -50 kg, kumite -55 kg, kumite -61 kg, kumite -68 kg, dan kumite +68 kg.
(bbk)