10 Ball Open Intan Jaya Cartenz 2019 Jadi Ajang Pemanasan Atlet PON 2020
A
A
A
SLEMAN - Persaingan turnamen biliar 10 Ball Open Intan Jaya Cartenz IV kian ketat tahun ini. Pasalnya, ajang ini tak sekadar agenda rutin Pemkab Intan Jaya, Papua, tapi juga menjadi ajang try out dan uji skill atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, penyelanggaraan tahun 2019 tidak dilaksanakan di Intan Jaya, Papua, tetapi di Yogyakarta dan berlangsung enam hari sejak Kamis hingga Selasa (21-26/11/2019). Yogyakarta dipilih karena atlet biliar Papua selama setahun melakukan training center di Yogyakarta.
“Itulah alasan 10 Ball Open Intan Jaya Cartenz IV di laksanakan di Yogyakarta,” kata panitia kegiatan Lafitri Panca di Bliss Pool & Lounge, Demanggan Baru, Caturtunggal, Depok, Sleman, Jumat (22/11/2019).Lafitri menjelaskan tahun ini melombakan kategori putri dan ini merupakan yang
pertama kali. Sebelumnya hanya melombakan untuk kategori pria. “Para pebiliar menyambut antusias turnamen ini. Jumlah yang mendaftar mencapai 182 pebilar (54 putri dan 128 kategori putra),” paparnya.
Pelaksanaan turnamen putra dan putri berbeda, terutama babak penyisihan dan final. Untuk penyisihan dengan sistem double elimination dan finalnya dengan sistem single elimination. Double elimination kategori pria berlangsung 21-24 November 2019 dan untuk single elimination 25-26 November 2019. Untuk putri doble elimination 22-23 November 2019 dan single elimination pada 24 November 2019.“Untuk putri dari 54 pebiliar, nantinya akan disaring 32 pebiliar yang masuk babak utama single elimination. Untuk putra dari 128 pebiliar akan disaring 64 pebiar di babak single elimination. Masing-masing kategori akan diambil juara 1-4 dengan total hadiah Rp200 juta (Rp125putra dan Rp75 putri),” jelasnya.
Menurut Lafitri, selain atlet biliar yang dipersiapkan daerah, seperti Papua, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, atlet perseorangan juga mengikuti turneman ini. Untuk atlet PON seperti Muhammad Bewi Simanjutak dari Jawa Barat, Arun dari Kalimantan Selatan dan Muhammad Junarto dari Papua, Untuk atlet perseorang ada Ricky Yang.
“Ricky Yang ini merupakan atlet andalan dan terbaik Indonesia yang juga eks pelatnas. Untuk atlet pelatnas tidak bisa ikut karena sedang TC untuk SEA Games 2019 filipina,” terang Lafitri yang juga atlet biliar PON DIY itu.
Lafitri menambahkan untuk perkembagan biliar tanah air sudah semakin baik dan diterima masyarakat serta tidak dipandang sebagai kegiatan negatif. Terbukti animo masyarakat terus meningkat, termasuk perempuan juga tertarik dan belajar biliar. Bahkan sekarang sudah banyak atlet nasional biliar wanita.
.
“Citra biliar terus merangkak positif, perempuan sudah percaya diri dan prestasnya juga ada. Ini juga tidak terlepas dari dukungan dan dorongan ketua umum PB POBSI Hary Tanoesobedibjo (HT) dalam pengembangan dan memajukan biliar. Termasuk turnamen ini juga mendapat dukungan dari PB POBSI,” ungkapnya.
Direktur turnamen Arthus Titerlie menambahkan turnamen ini sangat cocok menjadi pemanasan bagi atlel biliar menjelang PON di Papua 2020. Sebab dengan turneman ini mereka dapat mengasah kemampuan yang sudah ditempa dalam sejumlah pemusatan latihan. Apalagi jumlah pesertanya juga banyak, sehingga kesempatan mengasah kemampuan juga akan lebih banyak.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, penyelanggaraan tahun 2019 tidak dilaksanakan di Intan Jaya, Papua, tetapi di Yogyakarta dan berlangsung enam hari sejak Kamis hingga Selasa (21-26/11/2019). Yogyakarta dipilih karena atlet biliar Papua selama setahun melakukan training center di Yogyakarta.
“Itulah alasan 10 Ball Open Intan Jaya Cartenz IV di laksanakan di Yogyakarta,” kata panitia kegiatan Lafitri Panca di Bliss Pool & Lounge, Demanggan Baru, Caturtunggal, Depok, Sleman, Jumat (22/11/2019).Lafitri menjelaskan tahun ini melombakan kategori putri dan ini merupakan yang
pertama kali. Sebelumnya hanya melombakan untuk kategori pria. “Para pebiliar menyambut antusias turnamen ini. Jumlah yang mendaftar mencapai 182 pebilar (54 putri dan 128 kategori putra),” paparnya.
Pelaksanaan turnamen putra dan putri berbeda, terutama babak penyisihan dan final. Untuk penyisihan dengan sistem double elimination dan finalnya dengan sistem single elimination. Double elimination kategori pria berlangsung 21-24 November 2019 dan untuk single elimination 25-26 November 2019. Untuk putri doble elimination 22-23 November 2019 dan single elimination pada 24 November 2019.“Untuk putri dari 54 pebiliar, nantinya akan disaring 32 pebiliar yang masuk babak utama single elimination. Untuk putra dari 128 pebiliar akan disaring 64 pebiar di babak single elimination. Masing-masing kategori akan diambil juara 1-4 dengan total hadiah Rp200 juta (Rp125putra dan Rp75 putri),” jelasnya.
Menurut Lafitri, selain atlet biliar yang dipersiapkan daerah, seperti Papua, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, atlet perseorangan juga mengikuti turneman ini. Untuk atlet PON seperti Muhammad Bewi Simanjutak dari Jawa Barat, Arun dari Kalimantan Selatan dan Muhammad Junarto dari Papua, Untuk atlet perseorang ada Ricky Yang.
“Ricky Yang ini merupakan atlet andalan dan terbaik Indonesia yang juga eks pelatnas. Untuk atlet pelatnas tidak bisa ikut karena sedang TC untuk SEA Games 2019 filipina,” terang Lafitri yang juga atlet biliar PON DIY itu.
Lafitri menambahkan untuk perkembagan biliar tanah air sudah semakin baik dan diterima masyarakat serta tidak dipandang sebagai kegiatan negatif. Terbukti animo masyarakat terus meningkat, termasuk perempuan juga tertarik dan belajar biliar. Bahkan sekarang sudah banyak atlet nasional biliar wanita.
.
“Citra biliar terus merangkak positif, perempuan sudah percaya diri dan prestasnya juga ada. Ini juga tidak terlepas dari dukungan dan dorongan ketua umum PB POBSI Hary Tanoesobedibjo (HT) dalam pengembangan dan memajukan biliar. Termasuk turnamen ini juga mendapat dukungan dari PB POBSI,” ungkapnya.
Direktur turnamen Arthus Titerlie menambahkan turnamen ini sangat cocok menjadi pemanasan bagi atlel biliar menjelang PON di Papua 2020. Sebab dengan turneman ini mereka dapat mengasah kemampuan yang sudah ditempa dalam sejumlah pemusatan latihan. Apalagi jumlah pesertanya juga banyak, sehingga kesempatan mengasah kemampuan juga akan lebih banyak.
(sha)