POC Desak Warga Filipina Setop Bully Persiapan SEA Games 2019
A
A
A
MANILA - Komite Olimpiade Filipina (POC) meminta warga Filipina tak ikut membully persiakan SEA Games 2019. Sejauh ini perhelatan pesta olahraga bangsa ASEAN mendapatkan sorotan lantaran tuan rumah dianggap tak siap.
Banyak kontingen negara peserta yang mengeluhkan persoalan ini. Sepak bola yang menjadi salah satu cabang yang dimainkan lebih awal, menyisakan persoalan. Hampir semua kontestan mengeluhkan soal kesiapan panitia mulai kedatangan hingga tempat latihan yang tidak memadai.
Ternyata ketidaksiapan panpel ini juga mendapatkan tanggapan dari warga Filipina. Melalui media sosial mereka ramai-ramai ikut mengritisi buruknya persiapan.
Tak sampai di situ, warganya juga mengkritisi soal besarnya anggaran yang digelontorkan untuk SEA Games 2019, salah satunya kaldron yang dikabarkan menghabiskan dana 50 Juta Peso atau setara dengan Rp13 Miliar.
Menanggapi hal Ketua POC Abraham “Bambol" Tolentino meminta warga Filipina tak membesarkan persoalan ini. Menurutnya, sekarang ini waktunya memberikan dukungan pada atlet tuan rumah yang akan berlaga.
"Ini hanya gangguan kecil. Semuanya bisa diselesaikan dan ada solusinya," kata Tolentino dilansir ABS-CBN.
Ia pun menilai persoalan tanda pengenal yang tidak sesuai antara nama dan foto adalah hal lumrah.
"Saya pun pernah mengalami bahwa di luar negeri, ID saya, gambarnya berbeda. Itu banyak terjadi. "
Terkait dengan persoalan kartu pengenal untuk para jurnalis dan atlet itu terjadi lantaran banyaknya data yang masuk ke panitia akreditasi SEA Games 2019. Tolentino tak menampik kalau masih terjadinya masalah ini tak lepas dari minimnya waktu untuk pelaksanaan. Sebab, sebelumnya, Filipina sempat menarik diri dari tuan rumah pada edisi 2017.
Terlepas dari kekurangan yang ada Tolentino semua orang, khususnya warga Filipina tak lagi mempersoalkan hal selain dukungan untuk atlet yang berlaga. "Ini adalah kesempatan kita untuk memberikan prestasi buat negara. Ini untuk negara kita. Kita semua melakukan kesalahan, tapi sekarang, mari kita pergi bersama memberikan dukungan pada atlet kita."
Banyak kontingen negara peserta yang mengeluhkan persoalan ini. Sepak bola yang menjadi salah satu cabang yang dimainkan lebih awal, menyisakan persoalan. Hampir semua kontestan mengeluhkan soal kesiapan panitia mulai kedatangan hingga tempat latihan yang tidak memadai.
Ternyata ketidaksiapan panpel ini juga mendapatkan tanggapan dari warga Filipina. Melalui media sosial mereka ramai-ramai ikut mengritisi buruknya persiapan.
Tak sampai di situ, warganya juga mengkritisi soal besarnya anggaran yang digelontorkan untuk SEA Games 2019, salah satunya kaldron yang dikabarkan menghabiskan dana 50 Juta Peso atau setara dengan Rp13 Miliar.
Menanggapi hal Ketua POC Abraham “Bambol" Tolentino meminta warga Filipina tak membesarkan persoalan ini. Menurutnya, sekarang ini waktunya memberikan dukungan pada atlet tuan rumah yang akan berlaga.
"Ini hanya gangguan kecil. Semuanya bisa diselesaikan dan ada solusinya," kata Tolentino dilansir ABS-CBN.
Ia pun menilai persoalan tanda pengenal yang tidak sesuai antara nama dan foto adalah hal lumrah.
"Saya pun pernah mengalami bahwa di luar negeri, ID saya, gambarnya berbeda. Itu banyak terjadi. "
Terkait dengan persoalan kartu pengenal untuk para jurnalis dan atlet itu terjadi lantaran banyaknya data yang masuk ke panitia akreditasi SEA Games 2019. Tolentino tak menampik kalau masih terjadinya masalah ini tak lepas dari minimnya waktu untuk pelaksanaan. Sebab, sebelumnya, Filipina sempat menarik diri dari tuan rumah pada edisi 2017.
Terlepas dari kekurangan yang ada Tolentino semua orang, khususnya warga Filipina tak lagi mempersoalkan hal selain dukungan untuk atlet yang berlaga. "Ini adalah kesempatan kita untuk memberikan prestasi buat negara. Ini untuk negara kita. Kita semua melakukan kesalahan, tapi sekarang, mari kita pergi bersama memberikan dukungan pada atlet kita."
(bbk)