Aksi Berkelas Hendra/Ahsan saat Hancurkan Yuta/Endo Disorot BWF
A
A
A
GUANGZHOU - Keberhasilan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menjuarai Final World Tour 2019 disorot BWF. Konsistensi permainan dan mental juara The Daddies di usia 35 dan 32 dinilai BWF sebagai senjata untuk bersaing dengan ganda putra dunia yang lebih muda. Aksi berkelas Hendra/Ahsan saat menghancurkan pertahanan ganda Jepang, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo di final mendapat sorotan Federasi Badminton Dunia (BWF).
Seperti yang dikatakan Hendra, ’’akhir yang luar biasa untuk tahun yang luar biasa”. Trofi Final BWF World Tour 2019 melengkapi keberhasilan Hendra/Ahsan menjuarai All England dan Kejuaraan Dunia.
Di final ke-11 mereka tahun ini, dan setelah kehilangan tiga peluang juara yang terakhir, Daddies menghasilkan penampilan yang berkelas untuk membuat Yuta Watanabe dan Hiroyuki Endo, 24-22 21-19 kecewa di final. Itu adalah kemenangan kelima beruntun mereka atas Jepang musim ini.
Hendra/Ahsan menutup musim 2019 dengan menjuarai Final BWF World Tour di China.
Dari awal sebelum dimulainya Final BWF World Tour, Hendra/Ahsan menunjukkan niat juara yang besar. Yuta/Endo yang dikenal memiliki pertahanan yang kokoh mampu ditembus Daddies dengan permainan yang variatif.
Watanabe tidak diberi kelonggaran untuk mengeluarkan permainan seperti yang ia lakukan di semifinal melawan Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Permainan netting Hendra membuat ganda Jepang kedodoran.
"Kami harus menyerang di lapangan depan, karena pertahanan mereka sangat bagus," kata Ahsan. ’’Mereka muda dan sangat sulit untuk dikalahkan. Kami cukup fokus hari ini. Kami telah kehilangan beberapa final tahun ini, tetapi kami tidak khawatir karena bagi kami mencapai final itu sendiri terasa seperti kami juara!,"lanjutnya.
Seperti yang dikatakan Hendra, ’’akhir yang luar biasa untuk tahun yang luar biasa”. Trofi Final BWF World Tour 2019 melengkapi keberhasilan Hendra/Ahsan menjuarai All England dan Kejuaraan Dunia.
Di final ke-11 mereka tahun ini, dan setelah kehilangan tiga peluang juara yang terakhir, Daddies menghasilkan penampilan yang berkelas untuk membuat Yuta Watanabe dan Hiroyuki Endo, 24-22 21-19 kecewa di final. Itu adalah kemenangan kelima beruntun mereka atas Jepang musim ini.
Hendra/Ahsan menutup musim 2019 dengan menjuarai Final BWF World Tour di China.
Dari awal sebelum dimulainya Final BWF World Tour, Hendra/Ahsan menunjukkan niat juara yang besar. Yuta/Endo yang dikenal memiliki pertahanan yang kokoh mampu ditembus Daddies dengan permainan yang variatif.
Watanabe tidak diberi kelonggaran untuk mengeluarkan permainan seperti yang ia lakukan di semifinal melawan Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Permainan netting Hendra membuat ganda Jepang kedodoran.
"Kami harus menyerang di lapangan depan, karena pertahanan mereka sangat bagus," kata Ahsan. ’’Mereka muda dan sangat sulit untuk dikalahkan. Kami cukup fokus hari ini. Kami telah kehilangan beberapa final tahun ini, tetapi kami tidak khawatir karena bagi kami mencapai final itu sendiri terasa seperti kami juara!,"lanjutnya.
(aww)