Hilangnya Zaman Keemasan Berlusconi

Selasa, 24 Desember 2019 - 20:13 WIB
Hilangnya Zaman Keemasan...
Hilangnya Zaman Keemasan Berlusconi
A A A
JAKARTA - Milanisti bereaksi ketika mengetahui AC Milan menelan kekalahan memalukan 0-5 melawan Atalanta di Stadion Atleti Azzurri d'Italia, Minggu (22/12/2019) malam WIB. Itu merupakan kekalahan paling menyakitkan dalam 120 tahun sejarah klub berdiri.

Menurut statistik, Milan telah kehilangan satu pertandingan Serie A setidaknya 5 gol untuk keempat kalinya dalam sejarah klub. Ini seperti mengingatkan kekalahan terburuk I Rossoneri saat dikalahkan AS Roma pada 1998.

"Sulit untuk memberikan penjelasan mengingat apa yang sedang kita alami. Kita harus bereaksi, terkadang Anda menderita dalam sepak bola, tetapi Anda harus bangkit kembali. Kami tidak ingin membuang dua bulan kerja yang baik, waktu di mana hasil kami juga meningkat," ungkap Kepala staf sepak bola AC Milan, Zvonimir Boban dikutip dari laman resmi klub, Selasa (24/12/2019).

Milan tampaknya sudah tak lagi mampu membius penikmat sepak bola Eropa seperti ketika mereka masih dibela Marco van Basten atau Andriy Shevchenko. Yang hadir sekarang adalah meredupnya nama besar Rossoneri seiring minimnya prestasi yang hadir.

Penggemar pun makin sulit untuk mengangkat kepalanya, sebab Milan tampak kesulitan untuk mendapatkan pengakuan sebagai penguasa Eropa. Ini terbukti, dalam enam musim terakhir Milan gagal lolos ke Liga Champions.

Di kompetisi domestik, Milan berada di urutan 11 pada klasemen sementara Serie A dengan raihan 21 poin dari 17 pertandingan yang telah dijalaninya musim ini. Zaman keemasan Silvio Berlusconi sudah lagi terlihat sejak Perdana Menteri Italia itu menjual klub kepada perusahaan manajemen investasi dari Amerika Serikat, Elliot Advisors.

Sekarang Milan lebih dekat ke zona merah alias degradasi dengan keunggulan tujuh poin dari Brescia yang menempati posisi 18. "Kami ingin langsung bisa kompetitif. Namun, mengkreasi kembali skuat tim seperti era Berlusconi di Milan dalam waktu satu atau dua tahun adalah tidak mungkin. Ini bukan menjadi saat yang baik menyambut Natal," imbuh Boban.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7150 seconds (0.1#10.140)