Tak Kebal Virus Corona, Tim Liga Primer Ikut Potong Gaji
A
A
A
LONDON - Liga Primer akhirnya tidak kebal pada efek pandemi corona. Beberapa klub di kompetisi paling glamor di dunia itu pun sedang mencari cara menanggulangi krisis keuangan klub selama pandemi Covid-19 mulai menunjukkan pergerakan.
Secara terbuka ajakan mengencangkan ikat pinggang sudah diserukan Chairman Tottenham Hotspur Daniel Levy. Dampak akibat terhentinya kompetisi membuat Levy membuat keputusan sulit. Dia mengungkapkan telah mengurangi upah 550 staf nonsepak bola mereka sebesar 20%. Bahkan, dalam beberapa kasus beberapa karyawannya diminta untuk cuti.
Levy adalah eksekutif klub bayaran tertinggi di Liga Primer. Dia dibayar 7 juta poundsterling musim lalu, termasuk bonus 3 juta poundsterling untuk penyelesaian stadion baru mereka. Dia merupakan satu di antara petinggi yang menerima pemotongan gaji.
Levy mengatakan langkah itu terpaksa diambil karena klub telah berhenti beroperasi secara efektif sehingga beberapa fans akan kehilangan pekerjaan dan sebagian besar akan khawatir tentang masa depan mereka.
“Sponsor kami akan peduli terhadap bisnis mereka. Mitra media kami tidak memiliki kepastian kapan kami akan bermain lagi atau apakah kami akan diizinkan bermain di depan fans kami. Sementara itu, klub memiliki basis biaya tahunan hingga ratusan juta poundsterling,” ungkap Levy, dilansir theguardian.com.
Menurut Levy, langkah klubnya merupakan salah satu solusi berjuang di tengah situasi sulit. Karena itu, dia meminta pelatih dan pemain Liga Primer membantu sepak bola Inggris dengan melakukan pemotongan gaji. Meski beberapa pemain dikabarkan menerima gagasan tersebut, kesepakatan belum tercapai.
Maklum, sebagian besar keuangan klub dihabiskan membayar pemain. Guna mencari solusi terbaik, klub-klub Liga Primer dijadwalkan membahas pembayaran lagi bersama otoritas Liga Primer dengan mengadakan konferensi video, Jumat (3/4/2020). Mereka khawatir akan mengalami masalah arus kas saat pertandingan ditangguhkan dan mereka telah menjelaskan kepada Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (PFA).
"Kami telah melihat beberapa klub terbesar di dunia seperti Barcelona, Bayern Muenchen, dan Juventus mengambil langkah mengurangi biaya pengeluaran mereka. Kami berharap diskusi antara Liga Primer, PFA, dan Asosiasi Pelatih (LMA) akan menghasilkan solusi agar para pemain dan pelatih melakukan yang menjadi bagian mereka untuk ekosistem sepak bola," ujar Levy.
Bukan hanya itu, kehancuran akibat pandemi Covid-19 akan memengaruhi industri di seluruh dunia, termasuk sepak bola. Levy memperingatkan akan sulit bagi klub menghabiskan banyak uang untuk transfer di masa mendatang.
Dia mengatakan saat membaca atau mendengar cerita tentang transfer pemain musim panas, hal ini seolah-olah tidak ada yang terjadi. “Kami mungkin merupakan klub terbesar kedelapan di dunia berdasarkan pendapatan. Tapi, semua data historis itu sama sekali tidak relevan karena virus ini tidak memiliki batas,” ucap Levy.
Namun, ajakan Levy tampaknya tidak akan diterima begitu saja. Klub-klub Liga Primer diyakini lebih condong menahan diri membujuk pemain-pemain utamanya menerima pemotongan atau penundaan gaji karena takut memicu kegilaan transfer dengan melanggar kontrak mereka.
Sejumlah klub berusaha memberlakukan batasan sementara pada gaji selama dihentikannya kompetisi. Tapi, mendukung pendekatan terkoordinasi untuk mengurangi risiko pemain memicu klaim hukum terkait gaji yang tidak dibayar yang akan memungkinkan mereka pergi dengan bebas transfer.
Liga Primer telah berbicara dengan EFL, PFA, dan LMA pada Rabu (1/4/2020) mengenai pencapaian kesepakatan penangguhan gaji kolektif. Hanya, kisaran besar dalam ukuran bisnis mungkin berarti bahwa penyeragaman gaji sulit diterapkan.
Dibandingkan di divisi yang lebih rendah, klub Liga Primer tidak akan kesulitan membayar gaji bulan ini. Tapi, sejumlah pihak memiliki kekhawatiran tentang komitmen jangka panjang mereka. Jika penangguhan tersebut diperpanjang hingga musim panas, keputusan melakukan penghematan itu dari anggaran staf nonpemain.
Jika ada klub elite yang berani melakukan pemotongan gaji secara drastis, itu adalah Barcelona. Para pemain klub Katalan tersebut setuju memotong gaji mereka sebesar 70% dan itu akan membantu klub menghemat sekitar 32 juta euro per bulan atau sekitar Rp586 miliar.
Langkah ini akan memungkinkan klub untuk memotong banyak kerugian ekonomi mereka selama krisis pandemi Covid-19. Sebagian besar biaya pemotongan didapatkan dari kapten seperti Lionel Messi, Gerard Pique, Sergio Busquets, dan Sergi Roberto. Dari mereka saja bisa menyelamatkan klub sekitar 8,6 juta euro per bulan atau sekitar Rp157 miliar.
Pique dan Busquets masing-masing akan menghemat klub hampir 1,5 juta euro (Rp27 miliar). Sementara Sergi Roberto menyumbang penghematan bulanan sekitar 700.000 euro (Rp13 miliar). Untuk pemotongan gaji Messi saja telah menghemat 5 juta euro (Rp91 miliar).
Luis Suarez dan Antoine Griezmann, meskipun tidak menjadi kapten, juga memiliki kontribusi yang cukup besar. Griezmann untuk sementara tidak menerima sekitar 2,1 juta euro sebulan. Sementara Suarez berada pada level Pique dan Busquets. (Alimansyah)
Secara terbuka ajakan mengencangkan ikat pinggang sudah diserukan Chairman Tottenham Hotspur Daniel Levy. Dampak akibat terhentinya kompetisi membuat Levy membuat keputusan sulit. Dia mengungkapkan telah mengurangi upah 550 staf nonsepak bola mereka sebesar 20%. Bahkan, dalam beberapa kasus beberapa karyawannya diminta untuk cuti.
Levy adalah eksekutif klub bayaran tertinggi di Liga Primer. Dia dibayar 7 juta poundsterling musim lalu, termasuk bonus 3 juta poundsterling untuk penyelesaian stadion baru mereka. Dia merupakan satu di antara petinggi yang menerima pemotongan gaji.
Levy mengatakan langkah itu terpaksa diambil karena klub telah berhenti beroperasi secara efektif sehingga beberapa fans akan kehilangan pekerjaan dan sebagian besar akan khawatir tentang masa depan mereka.
“Sponsor kami akan peduli terhadap bisnis mereka. Mitra media kami tidak memiliki kepastian kapan kami akan bermain lagi atau apakah kami akan diizinkan bermain di depan fans kami. Sementara itu, klub memiliki basis biaya tahunan hingga ratusan juta poundsterling,” ungkap Levy, dilansir theguardian.com.
Menurut Levy, langkah klubnya merupakan salah satu solusi berjuang di tengah situasi sulit. Karena itu, dia meminta pelatih dan pemain Liga Primer membantu sepak bola Inggris dengan melakukan pemotongan gaji. Meski beberapa pemain dikabarkan menerima gagasan tersebut, kesepakatan belum tercapai.
Maklum, sebagian besar keuangan klub dihabiskan membayar pemain. Guna mencari solusi terbaik, klub-klub Liga Primer dijadwalkan membahas pembayaran lagi bersama otoritas Liga Primer dengan mengadakan konferensi video, Jumat (3/4/2020). Mereka khawatir akan mengalami masalah arus kas saat pertandingan ditangguhkan dan mereka telah menjelaskan kepada Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (PFA).
"Kami telah melihat beberapa klub terbesar di dunia seperti Barcelona, Bayern Muenchen, dan Juventus mengambil langkah mengurangi biaya pengeluaran mereka. Kami berharap diskusi antara Liga Primer, PFA, dan Asosiasi Pelatih (LMA) akan menghasilkan solusi agar para pemain dan pelatih melakukan yang menjadi bagian mereka untuk ekosistem sepak bola," ujar Levy.
Bukan hanya itu, kehancuran akibat pandemi Covid-19 akan memengaruhi industri di seluruh dunia, termasuk sepak bola. Levy memperingatkan akan sulit bagi klub menghabiskan banyak uang untuk transfer di masa mendatang.
Dia mengatakan saat membaca atau mendengar cerita tentang transfer pemain musim panas, hal ini seolah-olah tidak ada yang terjadi. “Kami mungkin merupakan klub terbesar kedelapan di dunia berdasarkan pendapatan. Tapi, semua data historis itu sama sekali tidak relevan karena virus ini tidak memiliki batas,” ucap Levy.
Namun, ajakan Levy tampaknya tidak akan diterima begitu saja. Klub-klub Liga Primer diyakini lebih condong menahan diri membujuk pemain-pemain utamanya menerima pemotongan atau penundaan gaji karena takut memicu kegilaan transfer dengan melanggar kontrak mereka.
Sejumlah klub berusaha memberlakukan batasan sementara pada gaji selama dihentikannya kompetisi. Tapi, mendukung pendekatan terkoordinasi untuk mengurangi risiko pemain memicu klaim hukum terkait gaji yang tidak dibayar yang akan memungkinkan mereka pergi dengan bebas transfer.
Liga Primer telah berbicara dengan EFL, PFA, dan LMA pada Rabu (1/4/2020) mengenai pencapaian kesepakatan penangguhan gaji kolektif. Hanya, kisaran besar dalam ukuran bisnis mungkin berarti bahwa penyeragaman gaji sulit diterapkan.
Dibandingkan di divisi yang lebih rendah, klub Liga Primer tidak akan kesulitan membayar gaji bulan ini. Tapi, sejumlah pihak memiliki kekhawatiran tentang komitmen jangka panjang mereka. Jika penangguhan tersebut diperpanjang hingga musim panas, keputusan melakukan penghematan itu dari anggaran staf nonpemain.
Jika ada klub elite yang berani melakukan pemotongan gaji secara drastis, itu adalah Barcelona. Para pemain klub Katalan tersebut setuju memotong gaji mereka sebesar 70% dan itu akan membantu klub menghemat sekitar 32 juta euro per bulan atau sekitar Rp586 miliar.
Langkah ini akan memungkinkan klub untuk memotong banyak kerugian ekonomi mereka selama krisis pandemi Covid-19. Sebagian besar biaya pemotongan didapatkan dari kapten seperti Lionel Messi, Gerard Pique, Sergio Busquets, dan Sergi Roberto. Dari mereka saja bisa menyelamatkan klub sekitar 8,6 juta euro per bulan atau sekitar Rp157 miliar.
Pique dan Busquets masing-masing akan menghemat klub hampir 1,5 juta euro (Rp27 miliar). Sementara Sergi Roberto menyumbang penghematan bulanan sekitar 700.000 euro (Rp13 miliar). Untuk pemotongan gaji Messi saja telah menghemat 5 juta euro (Rp91 miliar).
Luis Suarez dan Antoine Griezmann, meskipun tidak menjadi kapten, juga memiliki kontribusi yang cukup besar. Griezmann untuk sementara tidak menerima sekitar 2,1 juta euro sebulan. Sementara Suarez berada pada level Pique dan Busquets. (Alimansyah)
(ysw)