PSMS juru kunci, ujian atau kutukan?
A
A
A
Sindonews.com - Satu kali kemenangan dan enam kali kalah membuat PSMS Medan terjerembab semakin dalam di posisi juru kunci Indonesian Premier League (IPL) 2011-2012. Namun, kekalahan tersebut bukan karena ketidakmampuan kolektivitas, tapi terjadi karena kesalahan sendiri.
Kekalahan PSMS Medan seperti saat menghadapi Arema FC (2-1), Persema Malang (4-1), Persibo Bojonegoro (1-0) dan PSM Makassar nyaris semua gol lawan tercipta lewat bola mati.
Jika dari skema serangan, selain kepiawaian penjaga gawang Decky Ardian yang tampil ciamik, rapatnya pertahanan yang digalang pemain-pemain Medan kerap menyulitkan lawan.
Namun, kelemahan yang menjadi dasar bagi PSMS Medan adalah mudahnya lawan mencetak gol-gol balasan. Bisa dikatakan memang, keunggulan 1-0 seperti yang terjadi saat menghadapi Arema FC beberapa waktu lalu dan PSM Makassar, Senin (13/2) hampir sama. Yakni, lemahnya penjagaan pemain PSMS terhadap lawan membuat tim rival mudah menceploskan bola ke gawang.
Umpan silang lawan ke gawang PSMS Medan dengan mudah diteruskan oleh striker PSM M Rahmat. Tidak ada pengawalan memang lantaran PSMS Medan hanya ada 10 pemain setelah akumulasi kartu kuning di pertandingan tersebut.
Permainan PSMS diakui dua pelatih asal Medan, pelatih tim sepak bola PON Sumut Rudi Saari. Dan caretaker PSMS ISL Suharto sudah cukup berubah. Bahkan pelatih Persebaya Surabaya Divaldo Alves meyakini PSMS bakal jadi tim yang tangguh.
Di tangan Fabio Lopez, the Killer-julukan lain PSMS Medan- tim yang awalnya dipersiapkan hanya dua hari sebelum pertandingan perdana IPL bertransformasi ke arah yang lebih baik.
Sayang, permainan ciamik tidak menjadikan kemenangan bagi PSMS Medan mudah diraih. Keberuntungan itu tampaknya belum berpihak kepada PSMS Medan sejauh ini. Mudah-mudahan bukan kutukan.
Kekalahan PSMS Medan seperti saat menghadapi Arema FC (2-1), Persema Malang (4-1), Persibo Bojonegoro (1-0) dan PSM Makassar nyaris semua gol lawan tercipta lewat bola mati.
Jika dari skema serangan, selain kepiawaian penjaga gawang Decky Ardian yang tampil ciamik, rapatnya pertahanan yang digalang pemain-pemain Medan kerap menyulitkan lawan.
Namun, kelemahan yang menjadi dasar bagi PSMS Medan adalah mudahnya lawan mencetak gol-gol balasan. Bisa dikatakan memang, keunggulan 1-0 seperti yang terjadi saat menghadapi Arema FC beberapa waktu lalu dan PSM Makassar, Senin (13/2) hampir sama. Yakni, lemahnya penjagaan pemain PSMS terhadap lawan membuat tim rival mudah menceploskan bola ke gawang.
Umpan silang lawan ke gawang PSMS Medan dengan mudah diteruskan oleh striker PSM M Rahmat. Tidak ada pengawalan memang lantaran PSMS Medan hanya ada 10 pemain setelah akumulasi kartu kuning di pertandingan tersebut.
Permainan PSMS diakui dua pelatih asal Medan, pelatih tim sepak bola PON Sumut Rudi Saari. Dan caretaker PSMS ISL Suharto sudah cukup berubah. Bahkan pelatih Persebaya Surabaya Divaldo Alves meyakini PSMS bakal jadi tim yang tangguh.
Di tangan Fabio Lopez, the Killer-julukan lain PSMS Medan- tim yang awalnya dipersiapkan hanya dua hari sebelum pertandingan perdana IPL bertransformasi ke arah yang lebih baik.
Sayang, permainan ciamik tidak menjadikan kemenangan bagi PSMS Medan mudah diraih. Keberuntungan itu tampaknya belum berpihak kepada PSMS Medan sejauh ini. Mudah-mudahan bukan kutukan.
()