Dejan anggap Arema kurang beruntung
A
A
A
Sindonews.com - Kendati mengalami ''horor'' di dua pertandingan terakhir karena kartu merah dan gol bunuh diri, pelatih Arema FC Antonic Dejan tak khawatir dengan situasi di tim. Dia menganggap apa yang dialami timnya karena tidak beruntung dan bukan soal kualitas pemain.
Dejan masih sangat percaya pemainnya mempunyai kemampuan sebagai pemain level satu. Hanya saja dirinya harus memaklumi sebagian pemain masih berusia muda, sehingga kematangan belum terbentuk dan minim pengalaman. Untuk itu dia merasa perlu waktu lagi untuk mengasah kemampuan pemain.
Dalam dua pekan terakhir pemain dinilainya mengalami kemajuan pesat, terutama jika menyangkut banyaknya pemain anyar di tim. Dejan merasa membangun tim Arema FC dari awal setelah kehilangan separuh tim dan hanya mempunyai 14 pemain untuk kompetisi Indonesian Premier League (IPL).
''Saya tidak mengeluh dengan apa yang dilakukan pemain di lapangan. Faris (Bagus Dinata) bunuh diri, Gunawan (Dwi Cahyo) kartu merah. Itu bisa terjadi di lapangan dan saya maklum karena mereka masih muda dengan pengalaman belum begitu matang. Itu semua adalah proses,” jelasnya.
Dejan juga menolak jika dirinya dikatakan mulai putus asa dengan rentetan hasil negatif yang digapai timnya. Dia mengingatkan, dirinya datang ke Arema dalam posisi tim harus memulai dari nol. Dia harus menambah pemain sembari memoles teknik dan sejauh ini menurutnya sudah banyak pekembangan.
“Saya tidak akan mengeluh. Saya di sini mendapat tugas untuk menangani tim. Jadi kondisi apa pun harus saya lakukan, bahkan jika harus menghadapi tekanan terberat sekali pun,” tambahnya. Pelatih asal Serbia ini masih optimistis Arema FC suatu saat bakal menemukan kembali performa terbaiknya.
Untuk sementara dirinya tidak begitu membebani pemainnya dengan hasil sempurna, namun lebih melihat grafik perkembangan pemain. Selain faktor teknik, dari sisi fisik juga ada sejumlah punggawa yang kurang sempurna. Karena itu dia memilih bersabar hingga kondisi pemain mencapai puncak.
Salah satunya Amadeus Suropati yang didatangkan pada bursa transfer pertengahan musim. Penyerang kelahiran Bali tersebut sama sekali belum mendapatkan porsi bermain yang cukup sejak bergabung dua pekan silam. Itu juga dipengaruhi faktor fisik yang belum mapan.
Demikian juga Andrew Barisic yang belum menunjukkan permainan terbaiknya di AFC Cup karena sudah lama tidak latihan reguler. ''Tapi saya harus bergerak cepat. Saya tak ingin menunggu terlalu lama untuk mendapatkan kemenangan. Saya ingin di pertandingan mendatang sudah normal kembali,” tandasnya.
Setelah ditahan imbang Ayeyawady United 1-1 di Stadion Gajayana tengah pekan silam, Dejan mempunyai waktu sepekan untuk memperbaiki kelemahan di timnya. Ia menginginkan hasil di AFC Cup itu merupakan yang terakhir dan Arema bisa mengembalikan tren kemenangan kala menjamu PSM Makassar, 17 Maret, di Malang.
Dejan masih sangat percaya pemainnya mempunyai kemampuan sebagai pemain level satu. Hanya saja dirinya harus memaklumi sebagian pemain masih berusia muda, sehingga kematangan belum terbentuk dan minim pengalaman. Untuk itu dia merasa perlu waktu lagi untuk mengasah kemampuan pemain.
Dalam dua pekan terakhir pemain dinilainya mengalami kemajuan pesat, terutama jika menyangkut banyaknya pemain anyar di tim. Dejan merasa membangun tim Arema FC dari awal setelah kehilangan separuh tim dan hanya mempunyai 14 pemain untuk kompetisi Indonesian Premier League (IPL).
''Saya tidak mengeluh dengan apa yang dilakukan pemain di lapangan. Faris (Bagus Dinata) bunuh diri, Gunawan (Dwi Cahyo) kartu merah. Itu bisa terjadi di lapangan dan saya maklum karena mereka masih muda dengan pengalaman belum begitu matang. Itu semua adalah proses,” jelasnya.
Dejan juga menolak jika dirinya dikatakan mulai putus asa dengan rentetan hasil negatif yang digapai timnya. Dia mengingatkan, dirinya datang ke Arema dalam posisi tim harus memulai dari nol. Dia harus menambah pemain sembari memoles teknik dan sejauh ini menurutnya sudah banyak pekembangan.
“Saya tidak akan mengeluh. Saya di sini mendapat tugas untuk menangani tim. Jadi kondisi apa pun harus saya lakukan, bahkan jika harus menghadapi tekanan terberat sekali pun,” tambahnya. Pelatih asal Serbia ini masih optimistis Arema FC suatu saat bakal menemukan kembali performa terbaiknya.
Untuk sementara dirinya tidak begitu membebani pemainnya dengan hasil sempurna, namun lebih melihat grafik perkembangan pemain. Selain faktor teknik, dari sisi fisik juga ada sejumlah punggawa yang kurang sempurna. Karena itu dia memilih bersabar hingga kondisi pemain mencapai puncak.
Salah satunya Amadeus Suropati yang didatangkan pada bursa transfer pertengahan musim. Penyerang kelahiran Bali tersebut sama sekali belum mendapatkan porsi bermain yang cukup sejak bergabung dua pekan silam. Itu juga dipengaruhi faktor fisik yang belum mapan.
Demikian juga Andrew Barisic yang belum menunjukkan permainan terbaiknya di AFC Cup karena sudah lama tidak latihan reguler. ''Tapi saya harus bergerak cepat. Saya tak ingin menunggu terlalu lama untuk mendapatkan kemenangan. Saya ingin di pertandingan mendatang sudah normal kembali,” tandasnya.
Setelah ditahan imbang Ayeyawady United 1-1 di Stadion Gajayana tengah pekan silam, Dejan mempunyai waktu sepekan untuk memperbaiki kelemahan di timnya. Ia menginginkan hasil di AFC Cup itu merupakan yang terakhir dan Arema bisa mengembalikan tren kemenangan kala menjamu PSM Makassar, 17 Maret, di Malang.
()