Ketika King Kenny stres
A
A
A
Sindonews.com - Manajer Liverpool Kenny Dalglish tak mampu berkata-kata menyusul kekalahan 2-3 dari Queens Park Rangers (QPR). Dia hanya bisa memperingatkan penggawanya agar belajar dari pertandingan tersebut jika ingin hasil manis akhir musim nanti.
Pelatih berpaspor Skotlandia itu tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam timnya. Dia juga tidak mengerti mengapa pada akhirnya timnya justru sangat lemah pada laga pekan ke-29 Liga Primer di Loftus Road Stadium.
The Reds—julukan Liverpool— sebenarnya tidak tampil buruk.Pada babak pertama,jala Liverpool maupun QPR samasama tak tersentuh.Skor kacamata bertahan hingga turun minum.Kemudian akhirnya pada babak kedua The Reds mulai mengamuk.
Sang tamu memimpin lewat gol Sebastian Coates pada menit ke-54.Setelah itu, Liverpool semakin berkuasa dengan gol susulan dari Dirk Kuyt pada menit ke-72. Namun, sial menghampiri The Reds. Gol gelandang QPR Shaun Derry pada menit ke- 77 membuka harapan bagi tuan rumah.
Gol tersebut membuat rasa percaya diri Joey Barton dkk meroket. Terbukti, sembilan menit kemudian mereka menyamakan kedudukan lewat Djibril Cisse.Tapi,QPR tak ingin berbagi angka dengan The Reds.
Mereka kembali beraksi pada masa injury time. Hasilnya, Jamie Mackie sukses memastikan kemenangan bagi QPR. ''Siapa pun tentu tidak akan pernah memikirkan hasilnya akan seperti ini.Kami memulai pertandingan dengan fantastis. Kami begitu aktif dan pergerakan kami juga sangat bagus.Tapi, kemudian masalah mulai datang,”ucap Dalglish, dilansir Telegraph.
''Pada awalnya skor masih 0-0.Kami tentu bisa dengan mudah membuatnya menjadi 3- 0 atau 4-0 karena memang QPR tidak mendapat kesempatan sama sekali.Namun, nasib berkata lain.Mereka mendapatkan kemenangan ini pada menit akhir pertandingan,”sambung pelatih berjuluk King Kenny itu.
Hal tersebut sangat disesalkan Dalglish. Namun,dia tidak bisa berbuat banyak. Segala keinginannya untuk finis di posisi 4 besar akhir musim ini sepertinya akan gagal. Tapi, Dalglish tak mau lempar handuk. Dia menegaskan Steven Gerrard dkk masih memiliki kesempatan itu dengan catatan harus mengamankan sembilan pertandingan tersisa.
“Untuk kekalahan dari QPR,saya sama sekali tidak memiliki jawaban.Bisa dilihat bagaimana kami mendominasi permainan. Kami benar-benar kreatif,bijaksana,dan profesional. Tapi, justru QPR yang mendapat tiga angka,”paparnya.''Tim ini harus belajar dari kekalahan kemarin. Jika ingin mengamankan posisi 4 besar,kami harus bisa menyapu bersih pertandingan tersisa,”lanjutnya.
Sementara itu, untuk Manajer QPR Mark Hughes, kemenangan ini sangat penting. Berkat kemenangan ini mereka sukses keluar dari zona merah.Sekarang QPR di peringkat 17 klasemen sementara dengan 25 poin.
Hughes yakin hasil ini akan mendongkrak rasa percaya diri pasukannya. Setidaknya kesempatan mereka untuk tetap tampil di Liga Primer musim depan masih tetap terbuka.Dia juga gembira karena fanssangat bergairah memberikan dukungan.
“Saya rasa ini bisa menjadi saat yang menentukan.Kami bisa memastikan bahwa ini akan mengubah kami ke depannya.Kami memang harus berubah agar bisa meneruskan tugas di sini. Saya yakin kami bisa melakukannya,” ungkap Hughes,dilansir Daily Mail.
Pelatih berpaspor Skotlandia itu tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam timnya. Dia juga tidak mengerti mengapa pada akhirnya timnya justru sangat lemah pada laga pekan ke-29 Liga Primer di Loftus Road Stadium.
The Reds—julukan Liverpool— sebenarnya tidak tampil buruk.Pada babak pertama,jala Liverpool maupun QPR samasama tak tersentuh.Skor kacamata bertahan hingga turun minum.Kemudian akhirnya pada babak kedua The Reds mulai mengamuk.
Sang tamu memimpin lewat gol Sebastian Coates pada menit ke-54.Setelah itu, Liverpool semakin berkuasa dengan gol susulan dari Dirk Kuyt pada menit ke-72. Namun, sial menghampiri The Reds. Gol gelandang QPR Shaun Derry pada menit ke- 77 membuka harapan bagi tuan rumah.
Gol tersebut membuat rasa percaya diri Joey Barton dkk meroket. Terbukti, sembilan menit kemudian mereka menyamakan kedudukan lewat Djibril Cisse.Tapi,QPR tak ingin berbagi angka dengan The Reds.
Mereka kembali beraksi pada masa injury time. Hasilnya, Jamie Mackie sukses memastikan kemenangan bagi QPR. ''Siapa pun tentu tidak akan pernah memikirkan hasilnya akan seperti ini.Kami memulai pertandingan dengan fantastis. Kami begitu aktif dan pergerakan kami juga sangat bagus.Tapi, kemudian masalah mulai datang,”ucap Dalglish, dilansir Telegraph.
''Pada awalnya skor masih 0-0.Kami tentu bisa dengan mudah membuatnya menjadi 3- 0 atau 4-0 karena memang QPR tidak mendapat kesempatan sama sekali.Namun, nasib berkata lain.Mereka mendapatkan kemenangan ini pada menit akhir pertandingan,”sambung pelatih berjuluk King Kenny itu.
Hal tersebut sangat disesalkan Dalglish. Namun,dia tidak bisa berbuat banyak. Segala keinginannya untuk finis di posisi 4 besar akhir musim ini sepertinya akan gagal. Tapi, Dalglish tak mau lempar handuk. Dia menegaskan Steven Gerrard dkk masih memiliki kesempatan itu dengan catatan harus mengamankan sembilan pertandingan tersisa.
“Untuk kekalahan dari QPR,saya sama sekali tidak memiliki jawaban.Bisa dilihat bagaimana kami mendominasi permainan. Kami benar-benar kreatif,bijaksana,dan profesional. Tapi, justru QPR yang mendapat tiga angka,”paparnya.''Tim ini harus belajar dari kekalahan kemarin. Jika ingin mengamankan posisi 4 besar,kami harus bisa menyapu bersih pertandingan tersisa,”lanjutnya.
Sementara itu, untuk Manajer QPR Mark Hughes, kemenangan ini sangat penting. Berkat kemenangan ini mereka sukses keluar dari zona merah.Sekarang QPR di peringkat 17 klasemen sementara dengan 25 poin.
Hughes yakin hasil ini akan mendongkrak rasa percaya diri pasukannya. Setidaknya kesempatan mereka untuk tetap tampil di Liga Primer musim depan masih tetap terbuka.Dia juga gembira karena fanssangat bergairah memberikan dukungan.
“Saya rasa ini bisa menjadi saat yang menentukan.Kami bisa memastikan bahwa ini akan mengubah kami ke depannya.Kami memang harus berubah agar bisa meneruskan tugas di sini. Saya yakin kami bisa melakukannya,” ungkap Hughes,dilansir Daily Mail.
()