Pertarungan kaya rasa di Benua Biru
A
A
A
Sindonews.com - Rekor tercipta pada perempat final Liga Champions musim 2011-2012. Sebanyak tujuh petarung yang tersisa berasal dari negara berbeda. Ini pertama kali terjadi sejak musim 1996/1997.
Keberhasilan APOEL menyingkirkan Olympique Lyon, Chelsea mengalahkan SSC Napoli, AC Milan membungkam Arsenal, Bayern Muenchen menaklukkan FC Basel, SL Benfica membungkam Zenit St Petersburg, dan Olympique Marseille menyisihkan Inter Milan pada putaran babak 16 besar merupakan alasannya.
Perempat final musim ini bahkan bisa datang mengusung negara berbeda jika saja CSKA Moscow mampu menundukkan Real Madrid.
Sayang, klub Rusia itu menyerah agregat 2-5. Hasil itu membuat dua kontestan yang bermain di bawah panji Spanyol, menyusul keperkasaan juara bertahan Barcelona menghancurkan Bayer Leverkusen.
Walau begitu, kehadiran tujuh negara tetap disambut baik.Sebab, fenomena ini kembali pada semangat awal mengapa kompetisi paling prestisius Eropa tersebut digelar, yakni tempat klub-klub terbaik negara Benua Biru membuktikan kualitasnya.
Meski partisipan yang tersisa musim ini banyak yang bukan pemegang gelar liga domestik tempat mereka bernaung pada periode sebelumnya,paling tidak hal variasi di babak 8 besar Liga Champions musim 2011-2012 memberikan angin segar.
Sebab, sudah banyak yang bosan dengan akibat dominasi negara tertentu pada berbagai edisi sebelumnya. Ketika jumlah peserta Liga Champions bertambah pada musim 1997-1998 (tidak hanya diikuti penguasa domestik), paling banyak negara yang tampil di babak 8 besar adalah enam.
Catatan itu ditorehkan pada edisi tersebut,yakni 1998/1999 dan 2009/2010. Perwakilan Jerman (3 klub), Spanyol, Italia, Ukraina, Prancis,dan Inggris bertempur pada musim 1997-1998. Sementara klub Italia (2), Jerman (2), Spanyol, Ukraina, Inggris,dan Yunani adu sikut semusim berselang. Pada musim 2009-2010 giliran Inggris (2), Prancis (2), Jerman, Spanyol, Italia, dan Rusia yang beraksi.
Kini, giliran Spanyol (2), Prancis, Inggris, Italia, Jerman, Siprus,dan Portugal yang bersaing. Variasi ini mengingatkan pada turnamen masa lalu.Pada 14 pergelaran Liga Champions sebelum 1997-1998, mahkota Eropa dikuasai 11 klub dari sembilan negara berbeda secara bergantian.Mereka adalah Italia (5), Belanda (2), Inggris, Rumania, Portugal, Yugoslavia, Spanyol, Prancis, dan Jerman.
Tapi, setelah partisipan ditambah, Liga Champions menjadi lebih monoton. Terbukti, gelar direbut delapan klub yang berasal dari lima negara (Spanyol 5, Inggris dan Italia 3,Jerman dan Portugal 1) saja. Entrenador Madrid Jose Mourinho angkat bicara menanggapi situasi ini. Dia menilai variasi klub pada perempat final merupakan hasil kerja keras Presiden UEFA Michel Platini.
Mourinho pun memuji sosok berkebangsaan Prancis tersebut. Sebab,kompetisi sekarang lebih berwarna. ”Saya kira ini bagus bagi sepak bola. Tim asal negara-negara yang sebelumnya hanya berstatus penggembira,kini bisa masuk perempat final.Itu menunjukkan perkembangan mereka. Semua berkat kerja Platini,”ungkap Mourinho, dikutip France24.
Pendapat Mourinho cukup kontras dengan kebiasaannya selama ini.Mantan nakhoda FC Porto tersebut biasanya mengecam UEFA.Musim lalu,dia bahkan menuduh asosiasi sepak bola Eropa tersebut berkonspirasi menyingkirkan Madrid dari Liga Champions.
Namun, sanjungan tadi ini setidaknya menggambarkan penghargaannya terhadap kerja Platini.Kala dipercaya menggantikan Lennart Johansson pada 2007,pemenang Ballond’Or tiga kali itu mengimpikan adanya keseimbangan di Liga Champions.
Berbagai cara ditempuhnya agar jatah banyak yang dimiliki negara besar berkurang.Salah satunya melalui pemberlakuan dua jalur pada babak kualifikasi dan playoff. Idenya tentu diprotes mereka yang punya kepentingan.Tapi,Platini jalan terus dan kebijakannya mulai membuahkan hasil.
”Musim ini mungkin dipengaruhi kejutan. Walau begitu,peristiwa ini membuktikan Liga Champions sebagai panggung hiburan,drama, dan kualitas sepak bola terbaik di Eropa,”sebut Sekretaris Jenderal UEFA Gianni Infantino.
Pertarungan itu akan dimulai besok.Benfica mencoba mengulang kejayaan lima dekade silam dengan menyisihkan finalis musim 2007/ 2008 Chelsea.Sementara APOEL bertekad memperpanjang kisah indah mereka saat meladeni juara sembilan kali Real Madrid.
Lusa,pemenang edisi perdana Liga Champions Olympique Marseille bertemu penguasa Benua Biru dalam empat kesempatan,Bayern Muenchen. Di tempat terpisah Barcelona melanjutkan usaha mempertahankan mahkota melawan pemegang tujuh gelar,AC Milan.
Keberhasilan APOEL menyingkirkan Olympique Lyon, Chelsea mengalahkan SSC Napoli, AC Milan membungkam Arsenal, Bayern Muenchen menaklukkan FC Basel, SL Benfica membungkam Zenit St Petersburg, dan Olympique Marseille menyisihkan Inter Milan pada putaran babak 16 besar merupakan alasannya.
Perempat final musim ini bahkan bisa datang mengusung negara berbeda jika saja CSKA Moscow mampu menundukkan Real Madrid.
Sayang, klub Rusia itu menyerah agregat 2-5. Hasil itu membuat dua kontestan yang bermain di bawah panji Spanyol, menyusul keperkasaan juara bertahan Barcelona menghancurkan Bayer Leverkusen.
Walau begitu, kehadiran tujuh negara tetap disambut baik.Sebab, fenomena ini kembali pada semangat awal mengapa kompetisi paling prestisius Eropa tersebut digelar, yakni tempat klub-klub terbaik negara Benua Biru membuktikan kualitasnya.
Meski partisipan yang tersisa musim ini banyak yang bukan pemegang gelar liga domestik tempat mereka bernaung pada periode sebelumnya,paling tidak hal variasi di babak 8 besar Liga Champions musim 2011-2012 memberikan angin segar.
Sebab, sudah banyak yang bosan dengan akibat dominasi negara tertentu pada berbagai edisi sebelumnya. Ketika jumlah peserta Liga Champions bertambah pada musim 1997-1998 (tidak hanya diikuti penguasa domestik), paling banyak negara yang tampil di babak 8 besar adalah enam.
Catatan itu ditorehkan pada edisi tersebut,yakni 1998/1999 dan 2009/2010. Perwakilan Jerman (3 klub), Spanyol, Italia, Ukraina, Prancis,dan Inggris bertempur pada musim 1997-1998. Sementara klub Italia (2), Jerman (2), Spanyol, Ukraina, Inggris,dan Yunani adu sikut semusim berselang. Pada musim 2009-2010 giliran Inggris (2), Prancis (2), Jerman, Spanyol, Italia, dan Rusia yang beraksi.
Kini, giliran Spanyol (2), Prancis, Inggris, Italia, Jerman, Siprus,dan Portugal yang bersaing. Variasi ini mengingatkan pada turnamen masa lalu.Pada 14 pergelaran Liga Champions sebelum 1997-1998, mahkota Eropa dikuasai 11 klub dari sembilan negara berbeda secara bergantian.Mereka adalah Italia (5), Belanda (2), Inggris, Rumania, Portugal, Yugoslavia, Spanyol, Prancis, dan Jerman.
Tapi, setelah partisipan ditambah, Liga Champions menjadi lebih monoton. Terbukti, gelar direbut delapan klub yang berasal dari lima negara (Spanyol 5, Inggris dan Italia 3,Jerman dan Portugal 1) saja. Entrenador Madrid Jose Mourinho angkat bicara menanggapi situasi ini. Dia menilai variasi klub pada perempat final merupakan hasil kerja keras Presiden UEFA Michel Platini.
Mourinho pun memuji sosok berkebangsaan Prancis tersebut. Sebab,kompetisi sekarang lebih berwarna. ”Saya kira ini bagus bagi sepak bola. Tim asal negara-negara yang sebelumnya hanya berstatus penggembira,kini bisa masuk perempat final.Itu menunjukkan perkembangan mereka. Semua berkat kerja Platini,”ungkap Mourinho, dikutip France24.
Pendapat Mourinho cukup kontras dengan kebiasaannya selama ini.Mantan nakhoda FC Porto tersebut biasanya mengecam UEFA.Musim lalu,dia bahkan menuduh asosiasi sepak bola Eropa tersebut berkonspirasi menyingkirkan Madrid dari Liga Champions.
Namun, sanjungan tadi ini setidaknya menggambarkan penghargaannya terhadap kerja Platini.Kala dipercaya menggantikan Lennart Johansson pada 2007,pemenang Ballond’Or tiga kali itu mengimpikan adanya keseimbangan di Liga Champions.
Berbagai cara ditempuhnya agar jatah banyak yang dimiliki negara besar berkurang.Salah satunya melalui pemberlakuan dua jalur pada babak kualifikasi dan playoff. Idenya tentu diprotes mereka yang punya kepentingan.Tapi,Platini jalan terus dan kebijakannya mulai membuahkan hasil.
”Musim ini mungkin dipengaruhi kejutan. Walau begitu,peristiwa ini membuktikan Liga Champions sebagai panggung hiburan,drama, dan kualitas sepak bola terbaik di Eropa,”sebut Sekretaris Jenderal UEFA Gianni Infantino.
Pertarungan itu akan dimulai besok.Benfica mencoba mengulang kejayaan lima dekade silam dengan menyisihkan finalis musim 2007/ 2008 Chelsea.Sementara APOEL bertekad memperpanjang kisah indah mereka saat meladeni juara sembilan kali Real Madrid.
Lusa,pemenang edisi perdana Liga Champions Olympique Marseille bertemu penguasa Benua Biru dalam empat kesempatan,Bayern Muenchen. Di tempat terpisah Barcelona melanjutkan usaha mempertahankan mahkota melawan pemegang tujuh gelar,AC Milan.
()