Ganjal PSG, fans minta Marseille mengalah
A
A
A
Sindonews.com - Persaingan Paris Saint Germain (PSG) dan Olympique Marseille memang sudah mendarah daging. Sama seperti el clasico di Primera Liga, le classique di Ligue 1 juga berbicara tentang kebencian kaum marjinal kepada golongan elite.
Dampaknya,apa pun akan dilakukan agar sang rival tidak menjadi juara. Musim ini di Ligue 1,persaingan memperebutkan trofi juara bukanlah Les Parisiens denganL’Oheme.
Rivalitas terjadi antara PSG dan Montpellier. Namun,fans Marseille ternyata sangat berkepentingan untuk tidak melihat gelar hadir di ibu kota Prancis.Pascakekalahan di le classique,akhir pekan lalu,suporter Marseille meminta agar para pemain mengalah saat bertemu Les Paillades di Stade Velodrome,dini hari nanti.
Bila Marseille sengaja ”mengalah”, Montpellier akan semakin mantap di puncak klasemen sementara Ligue 1.Saat ini,mereka mengumpulkan 63 poin.Jumlah itu sama seperti torehan PSG.
Hanya, Montpellier memiliki selisih gol lebih baik dari PSG. Para penghuni Stade de la Mosson juga mempunyai satu pertandingan lebih sedikit dibanding anak-anak Paris. Artinya, midweek ini, selisih poin berpotensi melebar menjadi 3 bila Montpellier mengalahkan Marseille.
“Marilah kita memberi Montpellier jalan lapang untuk menghentikan PSG menjadi juara musim ini.Biarkan Montpellier menang.Jangan pernah melupakan sejarah!”tulis salah satu kelompok suporter garis keras Marseille,South Winners 87,di situs resminya www.sw87.com. Imbauan South Winners 87 kepada pasukan perang Didier Deschamps juga didasarkan pada fakta sejarah.
Pada 1998/1999,Marseille gagal juara setelah PSG kalah 2-3 dari Girondins Bordeaux di Stade Parc des Princes pada pekan pamungkas Ligue 1.Bordeaux juara dengan keunggulan 1 poin dari Marseille.Kala itu, fans Marseille menuduh PSG sengaja kalah dari Bordeaux. Sebab, saat gol kemenangan Bordeaux diciptakan Ali Benarbia,fans PSG bersorak gembira. Menariknya, musim berikutnya,Benarbia hijrah ke PSG.
Bukti kecurigaan PSG yang sengaja ”mengalah”untuk menggagalkan Marseille terungkap satu tahun berselang.Pada 2000, dalam wawancara dengan RMC Radio,bek PSG Francis Llacer membuat pernyataan mengejutkan.
Llacer mengatakan,para pemain PSG saat itu tidak 100% ingin mengalahkan Bordeaux.Pemain yang pensiun pada 2003 itu juga menyebut, sebelum pertandingan ada pembicaraan yang menginginkan melihat Bordeaux menjadi juara Ligue 1 1998/1999.
“Jangan lupakan pengakuan Llacer.Bukankah PSG saat itu sengaja memberi Bordeaux trofi? Kali ini, kesempatan Marseille membalas telah tiba.Kami tidak boleh membiarkan PSG bergembira atas kekalahan Montpellier!”tulis South Winners 87 lagi.
Belum ada tanggapan dari Deschamps ataupun para pemain tentang imbauan kelompok suporter garis keras itu. Deschamps justru tetap meminta para pemain fokus menyelesaikan kompetisi.
Meski terbenam di posisi 9 klasemen sementara,Deschamps tetap berharap para pemain tidak menyerah.Dia meminta persatuan tim lebih diutamakan seusai kalah 1-2 dari PSG,akhir pekan lalu.
Tidak hanya Marseille,respons dari Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) juga belum ada.Namun, jika imbauan itu benarbenar dilakukan,bukan tidak mungkin manajemen Marseille akan mendapat sanksi dari komisi disiplin.
Pasalnya, perbuatan sengaja mengalah dianggap bertentangan dengan prinsip fair play. Tindakan tersebut juga dapat menjadi contoh buruk rivalitas tim-tim sepak bola.
Dampaknya,apa pun akan dilakukan agar sang rival tidak menjadi juara. Musim ini di Ligue 1,persaingan memperebutkan trofi juara bukanlah Les Parisiens denganL’Oheme.
Rivalitas terjadi antara PSG dan Montpellier. Namun,fans Marseille ternyata sangat berkepentingan untuk tidak melihat gelar hadir di ibu kota Prancis.Pascakekalahan di le classique,akhir pekan lalu,suporter Marseille meminta agar para pemain mengalah saat bertemu Les Paillades di Stade Velodrome,dini hari nanti.
Bila Marseille sengaja ”mengalah”, Montpellier akan semakin mantap di puncak klasemen sementara Ligue 1.Saat ini,mereka mengumpulkan 63 poin.Jumlah itu sama seperti torehan PSG.
Hanya, Montpellier memiliki selisih gol lebih baik dari PSG. Para penghuni Stade de la Mosson juga mempunyai satu pertandingan lebih sedikit dibanding anak-anak Paris. Artinya, midweek ini, selisih poin berpotensi melebar menjadi 3 bila Montpellier mengalahkan Marseille.
“Marilah kita memberi Montpellier jalan lapang untuk menghentikan PSG menjadi juara musim ini.Biarkan Montpellier menang.Jangan pernah melupakan sejarah!”tulis salah satu kelompok suporter garis keras Marseille,South Winners 87,di situs resminya www.sw87.com. Imbauan South Winners 87 kepada pasukan perang Didier Deschamps juga didasarkan pada fakta sejarah.
Pada 1998/1999,Marseille gagal juara setelah PSG kalah 2-3 dari Girondins Bordeaux di Stade Parc des Princes pada pekan pamungkas Ligue 1.Bordeaux juara dengan keunggulan 1 poin dari Marseille.Kala itu, fans Marseille menuduh PSG sengaja kalah dari Bordeaux. Sebab, saat gol kemenangan Bordeaux diciptakan Ali Benarbia,fans PSG bersorak gembira. Menariknya, musim berikutnya,Benarbia hijrah ke PSG.
Bukti kecurigaan PSG yang sengaja ”mengalah”untuk menggagalkan Marseille terungkap satu tahun berselang.Pada 2000, dalam wawancara dengan RMC Radio,bek PSG Francis Llacer membuat pernyataan mengejutkan.
Llacer mengatakan,para pemain PSG saat itu tidak 100% ingin mengalahkan Bordeaux.Pemain yang pensiun pada 2003 itu juga menyebut, sebelum pertandingan ada pembicaraan yang menginginkan melihat Bordeaux menjadi juara Ligue 1 1998/1999.
“Jangan lupakan pengakuan Llacer.Bukankah PSG saat itu sengaja memberi Bordeaux trofi? Kali ini, kesempatan Marseille membalas telah tiba.Kami tidak boleh membiarkan PSG bergembira atas kekalahan Montpellier!”tulis South Winners 87 lagi.
Belum ada tanggapan dari Deschamps ataupun para pemain tentang imbauan kelompok suporter garis keras itu. Deschamps justru tetap meminta para pemain fokus menyelesaikan kompetisi.
Meski terbenam di posisi 9 klasemen sementara,Deschamps tetap berharap para pemain tidak menyerah.Dia meminta persatuan tim lebih diutamakan seusai kalah 1-2 dari PSG,akhir pekan lalu.
Tidak hanya Marseille,respons dari Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) juga belum ada.Namun, jika imbauan itu benarbenar dilakukan,bukan tidak mungkin manajemen Marseille akan mendapat sanksi dari komisi disiplin.
Pasalnya, perbuatan sengaja mengalah dianggap bertentangan dengan prinsip fair play. Tindakan tersebut juga dapat menjadi contoh buruk rivalitas tim-tim sepak bola.
()