Jeblok di kejurda, perenang tetap ke China
A
A
A
Sindonews.com - Hasil jeblok para perenang Jatim proyeksi PON XVIII/Riau, September mendatang dalam Kejurda, Senin (2/4) lalu, tidak membuat kecewa Pengprov PRSI Jatim. Sebaliknya, induk organisasi renang itu justru puas. Bahkan, seluruh perenang akan menjalani try out ke China dan Singapura.
Rencananya, Pengprov PRSI Jatim akan mengirim 12 atletnya ke China. Try out tersebut akan dilaksanakan bulan Juli-Agustus mendatang sebagai persiapan terakhir sebelum PON digelar.
"Sebagian besar perenang akan kita kirim ke China, program try out ini sudah mendapat persetujuan KONI Jatim, " ujar Manajer Tim Tenang Puslatda PON Jatim, Riswanda Tarsoni.
Selama dua bulan di China, tepatnya provensi Hunan, 12 perenang akan melakukan latihan sekaligus sparing partner. Sebelumnya, para perenang Puslatda Jatim juga pernah menjalani try out di China, namun di Provinsi Hannin. ''Semua tahu bagaimana kekuatan China di cabor renang, mereka masih terbaik, ” tandasnya.
Ditambahkan Riswanda, mengaku banyak manfaat yang didapat berlatih di China. Pertama, motivasi atlet lebih tinggi, karena di sana persaingannya ketat. ''Biasanya kepercayaan diri atlet akan lebih tinggi jika berlatih di luar negeri. Banyak perenang yang selevel, bahkan setingkat di atas perenang kita,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Riswanda, atmosfer kompetisi di China lebih tinggi dibanding dalam negeri. Dampaknya, akan memberikan nilai plus bagi perenang yang miskin pengalaman. ''Di sana anak-anak bisa menjajal ketatnya kompetisi satu bulan bisa dua atau tiga kali kejuaraan. Kondisi itu tidak pernah dijumpai di sini,” tuturnya.
Bukan hanya dari sisi teknis dan mental tanding, ujar Riswanda, manfaat berlatih di luar negeri membuat para perenang bisa lebih fokus dan dari faktor non teknis. ''Di sana anak-anak bisa fokus berlatih. Tidak terganggu konsentrasinya dari urusan pribadi, keluarga dan sekolah. Beda dengan latihan di sini,” paparnya.
Selain 12 perenang itu, PRSI Jatim juga akan mengirim 3 perenang Jatim andalannya yang dipersiapkan ke PON Riau ke Singapura. Ketiga perenang itu Eny Susilowati, Omar Surya Atmadja dan Fibriyani Ratna Marita. "Yang di Singapura, khusus untuk perenang spesialis speed, " tambahnya.
Disinggung soal hasil buruk yang dicapai para perenang Puslatda Jatim di ajang Kejurda, Riswanda mengaku tidak terlalu risau. Sebab, ajang Kejurda bukan sebagai tolak ukur bagi atlet di PON mendatang.
"Program latihan kita saat ini memasuki tahap perbaikan fisik dan ketahan. Jadi wajar jika ada beberapa perenang yang tampil tidak maksimal. Meskipun secara keseluruhan kami sudah puas, " elaknya.
Selain belum waktunya tampil di kejuaraan, Riswanda mengatakan program dadakan dari KONI Jatim terkait tes fisik juga menjadi salah satu faktor jebloknya perenang Jatim di Kejurda.
"Tes fisik dilakukan tiga hari sebelum Kejurda. Banyak perenang mengeluh sedikit sakit atau kram di kaki, itu bisa menjadi salah satu penyebab, meski bukan faktor utama, " katanya.
Dalam Kejurda lalu, beberapa perenang yang akan turun di PON memang tampil kurang meyakinkan terutama di sektor putri. Dua di antaranya adalah Erlina Jacob dan Fibriyani Marita.
"Kita berharap di China nanti akan ada hasil lebih baik, termasuk beberapa perenang yang terlihat tidak bisa menjaga berat tubuhnya,"ujar Riswanda yang enggan menyebut nama perenang.
Rencananya, Pengprov PRSI Jatim akan mengirim 12 atletnya ke China. Try out tersebut akan dilaksanakan bulan Juli-Agustus mendatang sebagai persiapan terakhir sebelum PON digelar.
"Sebagian besar perenang akan kita kirim ke China, program try out ini sudah mendapat persetujuan KONI Jatim, " ujar Manajer Tim Tenang Puslatda PON Jatim, Riswanda Tarsoni.
Selama dua bulan di China, tepatnya provensi Hunan, 12 perenang akan melakukan latihan sekaligus sparing partner. Sebelumnya, para perenang Puslatda Jatim juga pernah menjalani try out di China, namun di Provinsi Hannin. ''Semua tahu bagaimana kekuatan China di cabor renang, mereka masih terbaik, ” tandasnya.
Ditambahkan Riswanda, mengaku banyak manfaat yang didapat berlatih di China. Pertama, motivasi atlet lebih tinggi, karena di sana persaingannya ketat. ''Biasanya kepercayaan diri atlet akan lebih tinggi jika berlatih di luar negeri. Banyak perenang yang selevel, bahkan setingkat di atas perenang kita,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Riswanda, atmosfer kompetisi di China lebih tinggi dibanding dalam negeri. Dampaknya, akan memberikan nilai plus bagi perenang yang miskin pengalaman. ''Di sana anak-anak bisa menjajal ketatnya kompetisi satu bulan bisa dua atau tiga kali kejuaraan. Kondisi itu tidak pernah dijumpai di sini,” tuturnya.
Bukan hanya dari sisi teknis dan mental tanding, ujar Riswanda, manfaat berlatih di luar negeri membuat para perenang bisa lebih fokus dan dari faktor non teknis. ''Di sana anak-anak bisa fokus berlatih. Tidak terganggu konsentrasinya dari urusan pribadi, keluarga dan sekolah. Beda dengan latihan di sini,” paparnya.
Selain 12 perenang itu, PRSI Jatim juga akan mengirim 3 perenang Jatim andalannya yang dipersiapkan ke PON Riau ke Singapura. Ketiga perenang itu Eny Susilowati, Omar Surya Atmadja dan Fibriyani Ratna Marita. "Yang di Singapura, khusus untuk perenang spesialis speed, " tambahnya.
Disinggung soal hasil buruk yang dicapai para perenang Puslatda Jatim di ajang Kejurda, Riswanda mengaku tidak terlalu risau. Sebab, ajang Kejurda bukan sebagai tolak ukur bagi atlet di PON mendatang.
"Program latihan kita saat ini memasuki tahap perbaikan fisik dan ketahan. Jadi wajar jika ada beberapa perenang yang tampil tidak maksimal. Meskipun secara keseluruhan kami sudah puas, " elaknya.
Selain belum waktunya tampil di kejuaraan, Riswanda mengatakan program dadakan dari KONI Jatim terkait tes fisik juga menjadi salah satu faktor jebloknya perenang Jatim di Kejurda.
"Tes fisik dilakukan tiga hari sebelum Kejurda. Banyak perenang mengeluh sedikit sakit atau kram di kaki, itu bisa menjadi salah satu penyebab, meski bukan faktor utama, " katanya.
Dalam Kejurda lalu, beberapa perenang yang akan turun di PON memang tampil kurang meyakinkan terutama di sektor putri. Dua di antaranya adalah Erlina Jacob dan Fibriyani Marita.
"Kita berharap di China nanti akan ada hasil lebih baik, termasuk beberapa perenang yang terlihat tidak bisa menjaga berat tubuhnya,"ujar Riswanda yang enggan menyebut nama perenang.
()