Cegah tragedi Morosini, FIGC wajibkan tes jantung

Senin, 16 April 2012 - 08:08 WIB
Cegah tragedi Morosini,...
Cegah tragedi Morosini, FIGC wajibkan tes jantung
A A A
Sindonews.com - Langkah konkret dilakukan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) untuk mencegah tragedi Piermario ‘Moro’ Morosini kembali terjadi. Program tes jantung berkala segera diberlakukan kepada semua pemain Italia.

Otoritas tertinggi sepak bola di Italia itu sebenarnya sudah memiliki program pemeriksaan yang sangat maju untuk menangani masalah gangguan jantung bagi para pesepak bola.

Namun, kematian gelandang Livorno yang dipinjam dari Udinese itu pada laga kontra Pescara, Sabtu (14/4), mengubah semuanya. FIGC berencana memperketat prosedur pemeriksaan jantung itu. Selain wajib, pemeriksaan juga akan dilakukan secara rutin dalam rentang waktu tertentu.

Pakar penyakit jantung dari Rumah Sakit (RS) San Camillo Roma,Carla Manzara, menjelaskan, tragedi Morosini terjadi akibat kurang ketatnya pemeriksaan medis.Menurut Manzara, kematian Morosini bisa dihindari jika tim medis Livorno memantau kesehatan jantung para pemain setiap saat.

Dengan dipantau secara rutin, Manzara beranggapan gangguan jantung seorang pesepak bola dapat dideteksi lebih dini. ''Dalam sepak bola ada juga penggunaan zat-zat tertentu, seperti protein dan integrator yang tidak mengandung doping. Tapi, suplemen itu justru memberikan efek negatif bagi mereka yang memiliki kecenderungan genetik tertentu,”kata Manzara, dikutip Football Italia.

Menurut Manzara, untuk menghindari risiko terkena serangan jantung, setiap pemain harus memiliki electrocardiogram di bawah tekanan yang ekstrem.

Untuk mengetahui electrocardiogram tersebut normal atau tidak diperlukan pemantauan terhadap tekanan pada arteri. Hal tersebut harus dilakukan berulang- ulang secara berkala. Faktor genetik juga sangat berpengaruh. Karena itu, perlu dilakukan analisis yang tepat apakah anggota keluarga pemain tersebut mempunyai riwayat terkait masalah jantung atau tidak.

”Memang tidak semuanya dapat diprediksi lewat ilmu kedokteran. Namun, yang sangat diperlukan untuk mencegah kejadian tersebut tidak terulang adalah serangkaian pemeriksaan serius, mendalam dan dilakukan berulang-ulang. Para pemain muda akan berkembang cepat, termasuk perubahan karakteristik fisik. Mereka harus selalu dipantau untuk menghindari risiko terburuk,”tutur Manzara.

Sepertinya keinginan FIGC menerapkan aturan yang lebih ketat terkait pemeriksaan kesehatan jantung mendapat sambutan positif Asosiasi Pesepak bola Italia (AIC).

Presiden AIC Damiano Tommasi mengumumkan akan segera mengagendakan sebuah pertemuan dengan FIGC. Agendanya membahas kesehatan para pesepak bola Italia, khususnya jantung. AIC ingin agar tragedi Morosini tidak terulang di masa depan.

”Kami turut berduka cita atas kejadian yang menimpa Morosini. Tragedi tersebut seolah membuat kita tidak berdaya dan merasa dilucuti. Kejadian seperti itu memang tidak bisa dijelaskan.Kami masih menunggu hasil otopsi,”kata Tommasi.

Lebih lanjut mantan gelandang AS Roma itu berharap jaminan kesehatan dirasakan semua pesepak bola Italia. Maksudnya, bukan hanya pesepak bola profesional yang mendapat perawatan dan pemeriksaan medis baik,melainkan juga para pemain amatir.

Sebab, menurut Tommasi,gangguan jantung bisa menimpa setiap pesepak bola profesional maupun amatir. ”Para pemain profesional di Italia mempunyai jaminan kesehatan yang cukup memadai. Namun, hal tersebut tidak dirasakan puluhan ribu pemain Liga Amatir. Pemeriksaan kesehatan terhadap mereka sangatlah minim.Tentu saja mereka memiliki risiko kematian yang lebih besar dibandingkan pemain profesional,”sebut Tommasi.

Sejarah sepak bola mencatat,Morosini bukan pemain pertama yang meninggal akibat serangan jantung. Bulan lalu, pemain amatir di India,Venkatesh juga meninggal akibat serangan jantung.

Pada 8 Agustus 2009,kapten Espanyol Dani Jarque juga mengembuskan napas terakhir akibat serangan jantung saat mengikuti sesi latihan pramusim di Italia. Sebelumnya,pada 28 Agustus 2007, Antonio Puerta juga terkapar saat membela Sevilla melawan Getafe.Ada pula Miklos Feher (Benfica) dan Marc-Vivian Foe (Kamerun).
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0506 seconds (0.1#10.140)