Persebaya tersiksa jadwal liga dan Timnas
A
A
A
Sindonews.com - Persebaya Surabaya sangat mengeluhkan jadwal kompetisi Indonesian Premier League (IPL) dan tim nasional (timnas) yang saling bertabrakan. Jadwal tersebut dinilai sangat tidak bersahabat dengan klub.
Persebaya merupakan salah satu tim yang beberapa kali terkena imbas dari jadwal timnas yang tak kenal kompromi. Pemain bintang seperti Andik Vermansyah harus mondar-mandir memperkuat klub sekaligus timnas, yang otomatis mengurangi konsentrasi maupun kondisi fisiknya.
Kubu Persebaya menyatakan jadwal seperti ini harusnya menjadi pelajaran bagi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai operator liga. Intinya PT LPIS harus siap memberikan alternatif terbaik tanpa harus mengorbankan klub.
Manajer Persebaya Surabaya Saleh Hanifah menyatakan PT LPIS harusnya lebih fleksibel dalam mengatur jadwal klub dengan timnas. Artinya, mereka operator liga menyiapkan solusi kala klub harus kehilangan sejumlah pemainya.
''Misalnya penundaan pertandingan. Itu sangat wajar mengingat tim seperti Persebaya yang absen tak hanya satu-dua pemain, tapi hingga empat sekaligus atau hampir separuh dari tim. Selain itu seleksi juga bisa dilakukan dengan lebih longgar,” jelas Saleh.
Longgar yang dimaksud adalah pemain sewaktu-waktu bisa kembali ke klub saat dibutuhkan. Namun solusi kedua ini tampaknya juga kurang efektif karena pemain tentu konsentrasinya akan terpecah, selain kondisi fifik yang drop karena perjalanan.
Sedangkan bagi klub sendiri, pemanggilan pemain ke timnas memunculkan sikap serba salah. Jika menarik pemain dari pemanggilan itu, maka klub khawatir pemain bakal kecewa. Sedangkan jika dilepas, klub yang terancam dirugikan.
''Posisi kami sangat serba salah. Klub bisa dengan mudah melarang pemain ke timnas. Tapi efeknya tidak bagus kalau pemain kemudian kecewa. Inilah alasannya kenapa operator liga harusnya mempunyai solusi alternatif dan tidak menentukan jadwal seenaknya,” tambah Saleh.
Persebaya termasuk tim yang paling banyak mengirimkan pemain ke timnas. Untuk timnas U-23 dan timnas senior, empat pemain harus hilang. Padahal mereka adalah pemain utama yang selalu mendapat jatah reguler di tim asuhan Divaldo Alves.
Situasi malah bisa jauh lebih parah seandainya ada pemain pilar lain yang mungkin absen atau cedera. Atau mungkin tim yang mempunyai jadwal padat di liga. ''Saya kira semua klub juga mempunyai dilema seperti ini. Semoga situasi tersebut bisa membuat PSSI belajar dan memikirkan solusinya,” tandas Saleh.
Sebelumnya Saleh sempat mengancam tidak akan bertanding menghadapi Persema akhir pekan ini karena banyaknya pemain yang dipanggil timnas. Kecuali jika pemain-pemain tersebut bisa kembali ke klub jelang pertandingan.
Persebaya merupakan salah satu tim yang beberapa kali terkena imbas dari jadwal timnas yang tak kenal kompromi. Pemain bintang seperti Andik Vermansyah harus mondar-mandir memperkuat klub sekaligus timnas, yang otomatis mengurangi konsentrasi maupun kondisi fisiknya.
Kubu Persebaya menyatakan jadwal seperti ini harusnya menjadi pelajaran bagi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sebagai operator liga. Intinya PT LPIS harus siap memberikan alternatif terbaik tanpa harus mengorbankan klub.
Manajer Persebaya Surabaya Saleh Hanifah menyatakan PT LPIS harusnya lebih fleksibel dalam mengatur jadwal klub dengan timnas. Artinya, mereka operator liga menyiapkan solusi kala klub harus kehilangan sejumlah pemainya.
''Misalnya penundaan pertandingan. Itu sangat wajar mengingat tim seperti Persebaya yang absen tak hanya satu-dua pemain, tapi hingga empat sekaligus atau hampir separuh dari tim. Selain itu seleksi juga bisa dilakukan dengan lebih longgar,” jelas Saleh.
Longgar yang dimaksud adalah pemain sewaktu-waktu bisa kembali ke klub saat dibutuhkan. Namun solusi kedua ini tampaknya juga kurang efektif karena pemain tentu konsentrasinya akan terpecah, selain kondisi fifik yang drop karena perjalanan.
Sedangkan bagi klub sendiri, pemanggilan pemain ke timnas memunculkan sikap serba salah. Jika menarik pemain dari pemanggilan itu, maka klub khawatir pemain bakal kecewa. Sedangkan jika dilepas, klub yang terancam dirugikan.
''Posisi kami sangat serba salah. Klub bisa dengan mudah melarang pemain ke timnas. Tapi efeknya tidak bagus kalau pemain kemudian kecewa. Inilah alasannya kenapa operator liga harusnya mempunyai solusi alternatif dan tidak menentukan jadwal seenaknya,” tambah Saleh.
Persebaya termasuk tim yang paling banyak mengirimkan pemain ke timnas. Untuk timnas U-23 dan timnas senior, empat pemain harus hilang. Padahal mereka adalah pemain utama yang selalu mendapat jatah reguler di tim asuhan Divaldo Alves.
Situasi malah bisa jauh lebih parah seandainya ada pemain pilar lain yang mungkin absen atau cedera. Atau mungkin tim yang mempunyai jadwal padat di liga. ''Saya kira semua klub juga mempunyai dilema seperti ini. Semoga situasi tersebut bisa membuat PSSI belajar dan memikirkan solusinya,” tandas Saleh.
Sebelumnya Saleh sempat mengancam tidak akan bertanding menghadapi Persema akhir pekan ini karena banyaknya pemain yang dipanggil timnas. Kecuali jika pemain-pemain tersebut bisa kembali ke klub jelang pertandingan.
()