Ikuti latihan, pelatih kempo Kaltim meninggal
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih tim Pekan Olahraga Nasional (PON) Kalimantan Timur (Kaltim) cabang olahraga (cabor) kempo meninggal dunia setelah mengikuti pemusatan latihan di Pusat Latihan Kepemimpinan Yonif 611 Awang Long di Lempake.
Hardi Widodo meninggal dunia setelah mengeluh sakit di dadanya usai mengikuti jerit malam dalam rangka membangun character building dengan instruktur tentara. Jerit malam itu sendiri menempuh jarak satu kilometer.
Jenazah dikebumikan Selasa 17 April 2012 siang setelah disemayamkan di rumah duka Jl Wijaya Kesuma V, Samarinda. Seluruh atlet dan pengurus di Pusat Latihan Daerah (Pusltada) PON Kaltim datang melayat.
Usai pemakaman, Dandim 0901 Samarinda Letkol Inf Junaidi M bersama pengurus Puslatda seperti komandan Puslatda Zuhdi Yahya, Dewan Pengarah Hotman Ivan Sitanggang, Sekretaris Yunus Nusi, Ketua Bidang Umum Ahmad Subhan dan Ketua Bidang Teknik Alfons T Lung.
Junaidi menjelaskan, seharian sebelum jerit malam tidak ada kegiatan terkait fisik. Setiap sebelum melaksanakan jerit, instruktur selalu menanyakan siapa yang sakit. Jika sakit, diminta untuk tidak mengikuti jerit. Sepanjang satu kilometer juga ada titik poin berhenti. Hardi berangkat bersama tiga pelatih lainnya sekitar Pukul 20.45 WITA.
Begitu sampai di pos akhir, Hardi mengeluh sakit di dadanya hingga kemudian ambruk. Petugas medis yang ada di garis finish langsung memberikan pertolongan termasuk memberi pernafasan.
"Kami setiap mau melaksanakan kegiatan selalu menanyakan kesehatan peserta. Kalau ada yang sakit, diminta angkat tangan. Pertanyaan ini selalu diulang bahkan hingga lima kali," kata Junaidi.
Ia menambahkan, selama perjalanan itu Hardi beristirahat sebanyak lima kali. Tiba di finish pukul 21.15 WITA.
Usai mendapatkan pertolongan pertama, Hardi langsung dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya sudah tak tertolong lagi.
Komandan Puslatda Zuhdi Yahya mengatakan saat melayat sempat memberikan uang santunan kepada istri almarhum. Karena seluruh atlet, pengurus KONI Kaltim dan Puslatda sedang berduka, latihan sepanjang hari ini ditiadakan. Atlet yang mengikuti character building juga ditarik.
KONI Kaltim dan Puslatda PON Kaltim mengadakan latihan character building yang bekerjasama dengan Kodim 0901 Samarinda. Selama beberapa hari para atlit mengikuti latihan ala militer. Hal ini dilakukan untuk membangun character building agar atlet dapat berprestasi di PON Riau mendatang.(azh)
Hardi Widodo meninggal dunia setelah mengeluh sakit di dadanya usai mengikuti jerit malam dalam rangka membangun character building dengan instruktur tentara. Jerit malam itu sendiri menempuh jarak satu kilometer.
Jenazah dikebumikan Selasa 17 April 2012 siang setelah disemayamkan di rumah duka Jl Wijaya Kesuma V, Samarinda. Seluruh atlet dan pengurus di Pusat Latihan Daerah (Pusltada) PON Kaltim datang melayat.
Usai pemakaman, Dandim 0901 Samarinda Letkol Inf Junaidi M bersama pengurus Puslatda seperti komandan Puslatda Zuhdi Yahya, Dewan Pengarah Hotman Ivan Sitanggang, Sekretaris Yunus Nusi, Ketua Bidang Umum Ahmad Subhan dan Ketua Bidang Teknik Alfons T Lung.
Junaidi menjelaskan, seharian sebelum jerit malam tidak ada kegiatan terkait fisik. Setiap sebelum melaksanakan jerit, instruktur selalu menanyakan siapa yang sakit. Jika sakit, diminta untuk tidak mengikuti jerit. Sepanjang satu kilometer juga ada titik poin berhenti. Hardi berangkat bersama tiga pelatih lainnya sekitar Pukul 20.45 WITA.
Begitu sampai di pos akhir, Hardi mengeluh sakit di dadanya hingga kemudian ambruk. Petugas medis yang ada di garis finish langsung memberikan pertolongan termasuk memberi pernafasan.
"Kami setiap mau melaksanakan kegiatan selalu menanyakan kesehatan peserta. Kalau ada yang sakit, diminta angkat tangan. Pertanyaan ini selalu diulang bahkan hingga lima kali," kata Junaidi.
Ia menambahkan, selama perjalanan itu Hardi beristirahat sebanyak lima kali. Tiba di finish pukul 21.15 WITA.
Usai mendapatkan pertolongan pertama, Hardi langsung dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya sudah tak tertolong lagi.
Komandan Puslatda Zuhdi Yahya mengatakan saat melayat sempat memberikan uang santunan kepada istri almarhum. Karena seluruh atlet, pengurus KONI Kaltim dan Puslatda sedang berduka, latihan sepanjang hari ini ditiadakan. Atlet yang mengikuti character building juga ditarik.
KONI Kaltim dan Puslatda PON Kaltim mengadakan latihan character building yang bekerjasama dengan Kodim 0901 Samarinda. Selama beberapa hari para atlit mengikuti latihan ala militer. Hal ini dilakukan untuk membangun character building agar atlet dapat berprestasi di PON Riau mendatang.(azh)
()