Kontrol emosi, Jatim cari predator lagi

Sabtu, 21 April 2012 - 06:07 WIB
Kontrol emosi, Jatim cari predator lagi
Kontrol emosi, Jatim cari predator lagi
A A A
Sindonews.com - Rasa kurang percaya diri ditunjukkan tim sepak bola Jatim proyeksi PON XVIII/Riau. Buktinya, meski pelaksanaan PON tinggal tersisa lima bula lagi, namun tim asuhan Danurdara itu justru masih ingin menambah pemain baru.

Rencana penambahan pemain diungkapkan Danurdara setelah melakukan evaluasi hasil pertandingan ujicoba tim PON Jatim melawan tim PON Sumatera Barat yang berkesudahan 1-1 di Stadion Gelora 10 November, Tambaksari. "Memang ada rencana kita akan cari tambahan pemain khususnya di posisi striker. Sebab, kita melihat lini depan masih tumpul dalam pertandingan melawan Sumbar, " ujarnya.

Pada laga yang berlangsung keras itu, tim PON Jatim memang lebih mendominasi jalannya pertandingan. Namun, meski banyak melakukan tekanan , hanya satu gol yang tercipta. "Kita mendapat sedikitnya 17 peluang, tapi tidak bisa terselesaikan dengan baik dan hanya satu yang berbuah gol. Sebaliknya, lawan mendapat satu peluang, tapi bisa menjadi gol," keluhnya.

Danur mengakui, penyelesaian akhir timnya lemah. Duet Ahmad Zakaria dan Fandi di depan yang diharapkan tampil trenginas ternyata belum haus gol. "Secara taktik memang sudah berjalan baik. Namun finishing kita sangat lemah. Padahal sepanjang pertandingan kita dominan," ucap mantan asisten pelatih Aji Santoso di Persema ini.

Sayangnya, dengan waktu tersisa lima bulan lagi, Danur memilih solusi pinta dengan mencari tambahan pemain baru daripada membenahi finishing para pemain. "Mencari tambahan striker menjadi alternatif yang harus dilakukan saat ini. Apalagi pelaksanaan PON tinggal menghitung bulan. Kalau striker tenang, kita bisa cetak banyak gol," papar Danur.

Saat ini, tim Jatim dihuni 24 pemain. Untuk posisi striker, selain Fandi dan Zakaria, Jatim sebenarnya juga memiliki Wage Aryo dan Moniaga Bagus. Tapi dalam beberapa kali uji coba, Danur lebih sering menduetkan Zakaria dan Fendi sebagai ujung tombak di lini depan. "Selain cari tambahan pemain, kita juga akan perbaiki kelemahan di lini depan, " ucapnya.

Selain problem kemandulan, manajemen juga dituntut mencari solusi mengatasi emosi pemain yang berlebihan di lapangan. Dalam beberapa kali ujicoba termasuk melawan tim PON Sumatera Barat, para pemain masih belum mampu mengendalikan diri. Bahkan laga itu diwarnai baku hantam dan dua kartu merah. Kartu merah diberikan pada dua pemain, yakni bek Jatim, Didik Ari dan gelandang Sumbar, Jamaludin.

Insiden kartu merah ini bermula dari pelanggaran yang dilakukan Jamaludin terhadap salah satu pemain Jatim, di awal babak kedua. Tak terima rekannya dikasari, Didik langsung melayangkan bogem mentah ke arah Jamaludin.

Pertandingan sempat terhenti beberapa saat. sebelum wasit memutuskan memberi kartu merah kepada kedua pemain. "Kontrol emosi jelek, sehingga mereka tidak konsentrasi ke bola. Mereka hanya pikir bagaimana membalas lawan. Seharusnya tidak boleh seperti itu," ujarnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6144 seconds (0.1#10.140)