Tuntut manajer dicopot, atlet dayung ancam tidak berangkat

Kamis, 03 Mei 2012 - 08:43 WIB
Tuntut manajer dicopot, atlet dayung ancam tidak berangkat
Tuntut manajer dicopot, atlet dayung ancam tidak berangkat
A A A
Sindonews.com - Habis sudah kesabaran atlet dayung Jawa Timur. Mereka mengancam tidak akan berangkat dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/Riau, September mendatang, jika Manajer Puslatda Dayung Yusuf Husni tidak diganti.

Ancaman itu dilontarkan Erik, salah satu atlet dayung Jatim setelah tidak puas atas pernyataan Yusuf Husni yang dituding telah melakukan kebohongan publik, ''Ngomongnya pernah ke Karang Kates (pemusalatan latihan dayung) itu bohong, cuma rekayasa. Padahal, sama sekali tidak pernah datang untuk melihat kondisi atlet, ” katanya.

Pernyataan Yusuf Husni sebelumnya diucapkan atas pernyataan atlet yang mengatakan kurang mendapatkan perhatian dari pengurus, termasuk manajer. Bukan hanya tidak menerima uang saku Puslatda selama dua bulan, tapi kondisi tempat latihan juga memprihatinkan. Sebagian atlet dayung dan pelatih harus menumpuk utang untuk menutupi kebutuhan latihan.

Bahkan, lanjut Erik, karena jengkel, semua atlet dayung sepakat menolak berangkat ke PON XVIII/Riau jika jabatan Yusuf Husni sebagai manajer Puslatda tidak dicopot. Sebagai gantinya, sejumlah atlet dayung meminta mantan manajer dayung Nur Hasan untuk kembali menangani Puslatda. ''Kita tidak akan berangkat PON kalau manajernya masih lama. Pilih cari manajer baru atau atlet baru,” tegasnya.

Soal target delapan medali emas yang dijanjikan Pengprov PODSI Jatim ke KONI, menurut Erik sulit terealisasi. Pasalnya, perhatian yang diberikan pihak manajemen sangat minim.

"Dampaknya persiapan yang dilakukan tim dayung sendiri tidak bisa optimal. Sementara pelaksanaan PON tinggal empat bulan lagi. Target delapan emas itu berat, seharusnya diimbangi perhatian dari manajer,” paparnya.

Senada dengan Erik, atlet dayung lainnya Dasri juga meminta agar Nur Hasan dikembalikan menjadi manajer Pusltada sebelum PON digelar. "Kami ingin Pak Nur Hasan kembali jadi manajer tim. Kondisi Pusltada sangat berbeda dibandingkan dulu. Semasa ada Pak Nus Hasan, kondisi atlet tidak terlantar seperti sekarang ini, " tandasnya,

Menanggapi kasus dayung yang semakin membesar, Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror Djuraid mengaku akan bertindak tegas termasuk kemungkinan menuruti permintaan mengganti manajer. "Kalau itu memang keinginan para atlet dan pelatih dayung, KONI Jatim akan berusaha memfasilitasi," janjinya.

Ditambahkan Dhimam Abror, KONI Jatim sudah melihat langsung kondisi Puslatda dayung yang berada di Waduk Karangkates, Malang. "Keluhan atlet memang benar, kita sendiri sudah melihat kondisi di sana dan memang betul, kondisinya memprihatinkan. Karena air habis, mereka manjat kelapa untuk minum," ujarnya kecewa,

Terkait target delapan emas, Abror mengatakan jika KONI Jatim awalnya hanya menargetkan tujuh emas, namun PODSI Jatim yang mengatakan sanggup delapan emas.

"Tentu apa yang pernah disampaikan manajemen dayung dengan kondisi yang terjadi sekarang mengundang keprihatinan dari KONI Jawa Timur. Mereka yang menjanjikan delapan emas," ujarnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5756 seconds (0.1#10.140)