Ayo, kembalikan kejayaan Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Tim Piala Thomas Indonesia harus mengeluarkan kemampuan terbaik demi membawa pulang gelar Piala Thomas pada perhelatan final di Wuhan, China, 20-27 Mei nanti. Strategi dan taktik pun wajib dipersiapkan demi memuluskan misi besar tersebut.
Merah Putih memang sudah terlalu lama menunggu momentum juara. Indonesia terakhir kali memboyong Piala Thomas pada perhelatan 2002 di Guangzhou, China. Dan, itu merupakan merupamjna gelar terakhir setelah lima kali juara beruntun (1994-2002).
Selebihnya, Merah Putih harus mengakui dominasi China yang belum terkalahkan sejak 2004 saat turnamen Piala Thomas digelar di Jakarta. Bahkan, pada turnamen terakhir, lagi-lagi skuad negeri ini harus takluk di tangan China 0-3 pada final di Kuala Lumpuar, Malaysia, 2010.
Kondisi itu tentu menjadi keperihatinan tersendiri bagi bulu tangkis Indonesia. Nah, akankah kejayaan Indonesia kembali bangkit di China? Apalagi, kejayaan terakhir Indonesia juga terjadi di China, 10 tahun lalu.
Yang jelas, Sekjen PBSI Yacob Rusdianto menyatakan bahwa tim Indonesia akan berusaha keras untuk mengemban misi juara. Apalagi, mereka sudah menunjukkan kualitas meningkat sepanjang tahun ini. Termasuk, saat menjalani babak kualifikasi Piala Thomas di Makau, Februari lalu.
Saat itu, tim Piala Thomas hanya sekali kalah dari enam kali penampilan mereka di ajang kualifikasi Benua Asia tersebut. Setelah menundukkan Makau (5-0), Singapura (5-0), India (3-2), dan Korea Selatan (3-2), lagi-lagi mereka harus mengakui keunggulan China (0-3). Alhasil, mereka hanya bisa menempati peringkat ketiga setelah menundukkan Malaysia 3-2.
Hasil itu yang dinilai Yakob akan menjadi modal Indonesia meraih sukses di ajang Piala Thomas kali ini. Namun, dia tidak memungkiri persaingan di ajang kali tetap sangat ketat. Bahkan, Indonesia yang berstatus unggulan kelima berada di grup neraka, yakni grup A yang beranggota unggulan pertama China dan Inggris (unggulan 9).
Peluang Indonesia ke babak berikut memang tetap ada. Dalam perhitungannya, jika nanti kalah dari China, peluang lolos ke perempat final tetap terbuka. Asalkan, Taufik Hidayat dkk mampu mempermalukan Inggris di babak penyisihan. Sebab, itu merupakan
momen untuk tim Indonesia melaju ke babak selanjutnya.
''Dalam pertandingan olahraga semua bisa saja terjadi. Yang penting, kami tidak boleh kalah sebelum bertanding. Sebelum ada hasilnya, kami akan tetap berusaha meraih yang terbaik,” ujar Yacob. “Apa kelebihan dari pemain kami dan kelebihan dari lawan, sudah kami diskusikan dengan baik. Jadi, kami harus optimistis bisa meraih hasil maksimal,” tambahnya.
Yakob mengakui, China adalah lawan terberat Indonesia. Tengok saja, dari lima pertemuan dengan China di final Piala Thomas, Indonesia hanya meraih dua kemenangan, yakni pada 1984 dan 2000 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sementara tim Negeri Tirai Bambu sukses mengalahkan tim Merah Putih pada 1982 (London), 1986 (Jakarta), dan 2010 (Kuala Lumpur). Dan terakhir saat bertemu di kualifikasi Piala Thomas di Makau, Indonesia lagi-lagi harus mengakui kebolehan China.
Meski begitu, Yakob tak mengkhawatirkan itu. Dia yakin Indonesia masih punya peluang untuk bisa bersaing dengan China. ''Semua pemain dalam keadaan siap. Pemain sudah bertekad memberikan hasil maksimal. Tapi, semua pertandingan pasti membutuhkan kerja keras, sehingga apa pun hasilnya kami tetap mendukungnya,” ujar Yacob.
Skuad tim Thomas sendiri masih terus digenjot secara fisik maupun teknis. Bahkan, dalam beberapa sesi latihan terakhir, tim pelatih telah melakukan berbagai simulasi, termasuk mencoba beberapa strategi yang mungkin akan diterapkan saat pertandingan.
Yang jelas, persiapan terus dilakukan oleh pasukan Indonesia terutama ganda putra Mohammad Ahsan yang akan berpasangan dengan Bona Septano di kejuaran tersebut. Meski saat ini dia mengaku tidak dalam keadaan stabil, Ahsan tetap merasa percaya diri menatap peluang Indonesia bisa meraih hasil maksimal.
''Kami punya catatan sendiri mengenai kelemahan kami. Setiap habis latihan, saya selalu diskusi dengan pelatih mengenai kekurangannya. Alhasil, saya dan pelatih selalu menambah jam latihan demi menutup kekurangan itu,” ujar Ahsan. “Saya sangat yakin bisa bermain di Thomas nanti dan berharap bisa berbuat banyak untuk tim Indonesia,” tambahnya.
Merah Putih memang sudah terlalu lama menunggu momentum juara. Indonesia terakhir kali memboyong Piala Thomas pada perhelatan 2002 di Guangzhou, China. Dan, itu merupakan merupamjna gelar terakhir setelah lima kali juara beruntun (1994-2002).
Selebihnya, Merah Putih harus mengakui dominasi China yang belum terkalahkan sejak 2004 saat turnamen Piala Thomas digelar di Jakarta. Bahkan, pada turnamen terakhir, lagi-lagi skuad negeri ini harus takluk di tangan China 0-3 pada final di Kuala Lumpuar, Malaysia, 2010.
Kondisi itu tentu menjadi keperihatinan tersendiri bagi bulu tangkis Indonesia. Nah, akankah kejayaan Indonesia kembali bangkit di China? Apalagi, kejayaan terakhir Indonesia juga terjadi di China, 10 tahun lalu.
Yang jelas, Sekjen PBSI Yacob Rusdianto menyatakan bahwa tim Indonesia akan berusaha keras untuk mengemban misi juara. Apalagi, mereka sudah menunjukkan kualitas meningkat sepanjang tahun ini. Termasuk, saat menjalani babak kualifikasi Piala Thomas di Makau, Februari lalu.
Saat itu, tim Piala Thomas hanya sekali kalah dari enam kali penampilan mereka di ajang kualifikasi Benua Asia tersebut. Setelah menundukkan Makau (5-0), Singapura (5-0), India (3-2), dan Korea Selatan (3-2), lagi-lagi mereka harus mengakui keunggulan China (0-3). Alhasil, mereka hanya bisa menempati peringkat ketiga setelah menundukkan Malaysia 3-2.
Hasil itu yang dinilai Yakob akan menjadi modal Indonesia meraih sukses di ajang Piala Thomas kali ini. Namun, dia tidak memungkiri persaingan di ajang kali tetap sangat ketat. Bahkan, Indonesia yang berstatus unggulan kelima berada di grup neraka, yakni grup A yang beranggota unggulan pertama China dan Inggris (unggulan 9).
Peluang Indonesia ke babak berikut memang tetap ada. Dalam perhitungannya, jika nanti kalah dari China, peluang lolos ke perempat final tetap terbuka. Asalkan, Taufik Hidayat dkk mampu mempermalukan Inggris di babak penyisihan. Sebab, itu merupakan
momen untuk tim Indonesia melaju ke babak selanjutnya.
''Dalam pertandingan olahraga semua bisa saja terjadi. Yang penting, kami tidak boleh kalah sebelum bertanding. Sebelum ada hasilnya, kami akan tetap berusaha meraih yang terbaik,” ujar Yacob. “Apa kelebihan dari pemain kami dan kelebihan dari lawan, sudah kami diskusikan dengan baik. Jadi, kami harus optimistis bisa meraih hasil maksimal,” tambahnya.
Yakob mengakui, China adalah lawan terberat Indonesia. Tengok saja, dari lima pertemuan dengan China di final Piala Thomas, Indonesia hanya meraih dua kemenangan, yakni pada 1984 dan 2000 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sementara tim Negeri Tirai Bambu sukses mengalahkan tim Merah Putih pada 1982 (London), 1986 (Jakarta), dan 2010 (Kuala Lumpur). Dan terakhir saat bertemu di kualifikasi Piala Thomas di Makau, Indonesia lagi-lagi harus mengakui kebolehan China.
Meski begitu, Yakob tak mengkhawatirkan itu. Dia yakin Indonesia masih punya peluang untuk bisa bersaing dengan China. ''Semua pemain dalam keadaan siap. Pemain sudah bertekad memberikan hasil maksimal. Tapi, semua pertandingan pasti membutuhkan kerja keras, sehingga apa pun hasilnya kami tetap mendukungnya,” ujar Yacob.
Skuad tim Thomas sendiri masih terus digenjot secara fisik maupun teknis. Bahkan, dalam beberapa sesi latihan terakhir, tim pelatih telah melakukan berbagai simulasi, termasuk mencoba beberapa strategi yang mungkin akan diterapkan saat pertandingan.
Yang jelas, persiapan terus dilakukan oleh pasukan Indonesia terutama ganda putra Mohammad Ahsan yang akan berpasangan dengan Bona Septano di kejuaran tersebut. Meski saat ini dia mengaku tidak dalam keadaan stabil, Ahsan tetap merasa percaya diri menatap peluang Indonesia bisa meraih hasil maksimal.
''Kami punya catatan sendiri mengenai kelemahan kami. Setiap habis latihan, saya selalu diskusi dengan pelatih mengenai kekurangannya. Alhasil, saya dan pelatih selalu menambah jam latihan demi menutup kekurangan itu,” ujar Ahsan. “Saya sangat yakin bisa bermain di Thomas nanti dan berharap bisa berbuat banyak untuk tim Indonesia,” tambahnya.
()