Persib v Persija, duel klasik seumur jagung

Kamis, 24 Mei 2012 - 02:12 WIB
Persib v Persija, duel klasik seumur jagung
Persib v Persija, duel klasik seumur jagung
A A A
DALAM beberapa musim terakhir, pertemuan Persib Bandung dengan Persija Jakarta selalu menarik dinanti. Unsur dendam, gengsi dan historis melebur jadi satu sebagai warna kental untuk menggambarkan duel Maung Bandung melawan Macan Kemayoran.

Bicara rating televisi, laga Persib melawan Persija bisa sangat mendongkrak bahkan mungkin melewati laga-laga lainnya di Indonesia Super League (ISL). Sebab, perhatian tak hanya diberikan bobotoh maupun Jakmania. Publik sepak bola nasional secara umum pun acap memberikan perhatian sama besarnya.

Tidak mengheran jika kemudian laga Persib melawan Persija seringkali disebut-sebut sebagai duel klasik atau derby Indonesia layaknya persaingan antara Barcelona dan Real Madrid di Spanyol, Manchester United dan Liverpool di Inggris atau Glasgow Celtic dan Glasgow Ranger di Skotlandia.

Namun, jika bicara ke sisi historis, nilai gengsi dan persaingan antara kedua klub sebenarnya baru seumur jagung. Sebab, di mata mantan pemain Persib era Perserikatan, Adeng Hudaya. Jika bicara gengsi dan sejarah, maka pertemuan Persib dan PSMS Medan yang selayaknya disebut sebagai duel klasik.

Penilaian Adeng cukup beralasan, sebab di era 1980’an Maung Bandung dan Ayam Kinantan selalu berpacu dan terlibat dalam duel-duel genting. Hal itu tergambar dari laga final kompetisi Perserikatan 1983 dan 1985 yang melibatkan kedua tim.

''Kalau mau memilah, sebenarnya pertemuan Persib dan PSMS yang dulu sering menyita perhatian publik. Persaingannya tidak hanya antar klub juga antar suporter. Di era Perserikatan, setiap Persib lawan Persija, nilai gengsinya mungkin gak terlalu terasa,” tutur Adeng yang tercatat pernah menjabat sebagai Kapten Maung Bandung sepanjang 12 tahun.

Emosi pertemuan Persib dan Persija bisa dikatakan baru terasa lebih dari biasanya setelah dua kelompok suporter dari masing-masing klub terlibat perseteruan di akhir 1990’an atau awal 2000’an. Perseteruan antar kelompok suporter inilah yang kemudian diyakini jadi embrio kian mencuatnya persaingan kedua tim.

Terlepas dari itu, meski nilai gengsi dan historis yang kemudian melahirkan istilah duel klasik untuk menggambarkan pertemuan Persib dan Persija baru seumur jagung. Sorotan publik sepak bola nasional, Minggu (27/5) tetap akan lebih tertuju ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta yang bakal jadi arena duel mempertaruhkan gengsi klub.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8731 seconds (0.1#10.140)