Dua penalti Palestina singkirkan Indonesia
A
A
A
Sindonews.com - Langkah tim nasional (timnas) Indonesia di ajang Invitasi Al-Nakbah International Tournament di Palestina, akhirnya terhenti. Kalah, 2-1, dari tim tuan rumah Palestina, membuat usaha Irfan Bachdim dkk untuk maju ke partai puncak, pupus sudah.
Timnas Merah Putih sebenarnya mampu unggul lebih dulu lewat Irfan pada menit ke– 12. Akan tetapi, angka yang dicetak blasteran Indonesia- Belanda tersebut, tidak cukup untuk membuat timnas Merah Putih dalam posisi aman. Al Fursan, julukan Palestina, akhirnya membalikkan kedudukan lewat tendangan penalti Abdel Hamed dan Roberto Kattlun, masing-masing pada menit ke- 38 dan 65.
Kekalahan dari tim tuan rumah, tentu memupuskan semua perjuangan skuad asuhan Nil Maizar, yang sudah berjuang mati-matian mulai dari fase grup. Lolos dari Grup B, timnas Indonesia keluar dengan status runner-up. Setelah di dua laga sebelumnya, berhasil menundukan Mauritania, 2-0, (17/5), dan menahan imbang Kurdistan, 1-1, (19/5).
''Pasukan debutan Indonesia sudah melakukan yang terbaik. Irfan Bachdim, Wahyu Wijiastanto, Hamdi (Ramdhan), dan penjaga gawang Endra Prasetya sudah bermain maksimal. Tapi inilah sepak bola, walau bermain bagus tidak berarti keluar sebagai juara,” ungkap manajer timnas senior Indonesia, Ramadhan Pohan.
Keberangkatan timnas Merah Putih untuk mengikuti ajang Al-Nakbah, sebenarnya sudah dibumbui berbagai masalah. Awalnya, tidak hadirnya beberapa pemain Indonesia Super League (ISL) dan juga Indonesia Premier League (IPL) memenuhi panggilan PSSI. Para pemain tersebut menilai, tenaga mereka lebih dibutuhkan di klub. Mengingat kompetisi sudah memasuki fase krusial.
Setelah adanya masalah tersebut, pemain-pemain yang sudah diberangkatkan ke Palestina, ternyata ada yang tidak bisa memasuki negara yang sampai saat ini masih berkecamuk dengan perang. Oktovianus ‘Okto’ Maniani dan Yosua Pahabol, sampai akhir perjalanan timnas Merah Putih tertahan di Yordania karena tidak mendapatkan izin masuk.
Dan masalah yang terakhir, dihantam cederanya beberapa punggawa inti timnas Merah Putih menuju partai semifinal tersebut. Tercatat ada nama-nama pemain utama yang absen seperti Titus ‘Tibo’ Bonai, Nopendi, dan Wahyu Tri Nugroho. Jadwal yang begitu berdempetan, membuat para pemain timnas Merah Putih mengalami kelelahan.
''Dengan jumlah 15 pemain yang tersisa karena mengalami cedera, perjuangan coach Nil Maizar sudah sangat maksimal. Apalagi ada juga dua pemain kami yaitu Okto dan Yosua, yang tidak bisa masuk ke Palestina karena terkendala izin,” terang Ramadhan.
Jika timnas Merah Putih harus menyudahi perjalanannya di Al-Nakbah, tidak begitu dengan Palestina. Tim tuan rumah, akan ditantang Tunias U-20 pada partai pamungkas, nanti malam. Tunisia U-20 sendiri berhasil mencapai partai final, setelah berhasil menundukkan Kurdistan dengan skor, 2-1.
Timnas Merah Putih sebenarnya mampu unggul lebih dulu lewat Irfan pada menit ke– 12. Akan tetapi, angka yang dicetak blasteran Indonesia- Belanda tersebut, tidak cukup untuk membuat timnas Merah Putih dalam posisi aman. Al Fursan, julukan Palestina, akhirnya membalikkan kedudukan lewat tendangan penalti Abdel Hamed dan Roberto Kattlun, masing-masing pada menit ke- 38 dan 65.
Kekalahan dari tim tuan rumah, tentu memupuskan semua perjuangan skuad asuhan Nil Maizar, yang sudah berjuang mati-matian mulai dari fase grup. Lolos dari Grup B, timnas Indonesia keluar dengan status runner-up. Setelah di dua laga sebelumnya, berhasil menundukan Mauritania, 2-0, (17/5), dan menahan imbang Kurdistan, 1-1, (19/5).
''Pasukan debutan Indonesia sudah melakukan yang terbaik. Irfan Bachdim, Wahyu Wijiastanto, Hamdi (Ramdhan), dan penjaga gawang Endra Prasetya sudah bermain maksimal. Tapi inilah sepak bola, walau bermain bagus tidak berarti keluar sebagai juara,” ungkap manajer timnas senior Indonesia, Ramadhan Pohan.
Keberangkatan timnas Merah Putih untuk mengikuti ajang Al-Nakbah, sebenarnya sudah dibumbui berbagai masalah. Awalnya, tidak hadirnya beberapa pemain Indonesia Super League (ISL) dan juga Indonesia Premier League (IPL) memenuhi panggilan PSSI. Para pemain tersebut menilai, tenaga mereka lebih dibutuhkan di klub. Mengingat kompetisi sudah memasuki fase krusial.
Setelah adanya masalah tersebut, pemain-pemain yang sudah diberangkatkan ke Palestina, ternyata ada yang tidak bisa memasuki negara yang sampai saat ini masih berkecamuk dengan perang. Oktovianus ‘Okto’ Maniani dan Yosua Pahabol, sampai akhir perjalanan timnas Merah Putih tertahan di Yordania karena tidak mendapatkan izin masuk.
Dan masalah yang terakhir, dihantam cederanya beberapa punggawa inti timnas Merah Putih menuju partai semifinal tersebut. Tercatat ada nama-nama pemain utama yang absen seperti Titus ‘Tibo’ Bonai, Nopendi, dan Wahyu Tri Nugroho. Jadwal yang begitu berdempetan, membuat para pemain timnas Merah Putih mengalami kelelahan.
''Dengan jumlah 15 pemain yang tersisa karena mengalami cedera, perjuangan coach Nil Maizar sudah sangat maksimal. Apalagi ada juga dua pemain kami yaitu Okto dan Yosua, yang tidak bisa masuk ke Palestina karena terkendala izin,” terang Ramadhan.
Jika timnas Merah Putih harus menyudahi perjalanannya di Al-Nakbah, tidak begitu dengan Palestina. Tim tuan rumah, akan ditantang Tunias U-20 pada partai pamungkas, nanti malam. Tunisia U-20 sendiri berhasil mencapai partai final, setelah berhasil menundukkan Kurdistan dengan skor, 2-1.
()