Arema pede di perempat final

Jum'at, 25 Mei 2012 - 04:32 WIB
Arema pede di perempat final
Arema pede di perempat final
A A A
Sindonews.com - Setelah dengan heroik mengempaskan Kitchee FC di kandangnya, pelatih Arema FC Dejan Antonic berkoar. ''Kami sekarang tak takut siapa pun.”

Ya, Dejan layak menepuk dada dengan perjuangan timnya yang mengkavling tempat di delapan besar atau perempat final AFC Cup 2012. Kemenangan 0-2 menjadi sejarah baru bagi klub Indonesia di Hong Kong. Maklum, selain datang dengan membawa predikat underdog, Singo Edan juga telah meruntuhkan tim terbaik di Liga Hong Kong. Kemenangan yang sarat makna bagi Dejan maupun Arema.
Makna terpenting adalah mental pemain yang mulai bisa menikmati pertandingan di level internasional. Itu sangat krusial karena Arema mengalami perkembangan signifikan jika melihat perjalanan mereka yang babak belur di awal fase grup. Makna lainnya adalah motivasi pemain yang kian menggelora di ajang ini.

''Benar, tim ini banyak berkembang dibandingkan dua bulan lalu. Kami memulai AFC Cup dengan sedikit nervous karena pemain tak mempunyai pengalaman memadai. Saya beruntung mempunyai tim ini karena mampu bangkit dan bermain bagus di level penting,” ungkap Dejan, pelatih kelahiran 1969 itu.

Setelah kemenangan di Hong Kong, Dejan kini melihat timnya mempunyai kemampuan untuk mengalahkan siapa saja dan di mana saja. Bermain di kandang maupun tandang dikatakannya tidak ada perbedaan berarti saat pemain masih ambisius untuk mendapatkan kemenangan.

''Lawan akan semakin berat di perempat final, tentu saja. Melihat kemampuan tim, saya berani mengatakan siap 100% menghadapi siapa pun. Tidak bermaksud sombong, saya hanya percaya dengan kemampuan tim yang terus membaik,” lanjutnya.

Salah satu kunci keberhasilan di Tseung Kwan O Sports Ground adalah keberanian adu fisik. Karakter permainan keras dalam memutus serangan lawan diakui kubu Kitchee FC sebagai penyebab timnya tak bisa berkembang. Kendati demikian, Arema harus menanggung konsekuensi dengan banyaknya pemain yang diacungi kartu kuning, yakni enam pemain.

Ini merupakan kartu kuning terbanyak kedua dalam satu pertandingan yang dicatat Arema FC, setelah laga lawan Persema Malang dengan tujuh kartu kuning. Walau banyak pemainnya yang mendapatkan kartu, Dejan tampaknya tidak terlalu terbebani dan menganggap itu sebagai fenomena biasa.

“Kami harus bekerja keras untuk merusak permainan Kitchee FC, apa pun risikonya. Kartu kuning adalah harga yang kami bayar karena harus bermain keras untuk menghadapi skill individu pemain lawan yang memang bagus. Saya belum melihat apakah ada yang terkena akumulasi kartu kuning di pertandingan berikutnya,” tandas Dejan.

Pelatih berpospor Serbia ini kelihatannya sudah sangat terbiasa dengan hilangnya beberapa pemain di tim utama, baik karena cedera atau sanksi kartu. Pada laga di kandang Kitchee FC, Arema juga kehilangan dua pemain pilarnya yakni Andrew Barisic dan Fariz Bagus Dinata karena akumulasi kartu kuning.

Seusai menuntaskan misi di Hongkong dengan Gemilang, kini Singo Edan harus mengatur nafas. Sebab, hanya berselang tiga hari, Roman Chmelo dkk sudah harus bertanding menghadapi PSMS Medan di Medan, Sabtu (26/5) besok. Sebuah jadwal yang bisa menghabiskan stamina pemain Arema.

Hingga kemarin belum ada konfirmasi apakah pertandingan lawan PSMS bakal kembali diubah jadwalnya. Kemungkinan adanya perubahan jadwal terbuka lebar karena pada saat dan tempat yang sama juga digelar laga Indonesian Super League antara Arema ISL dan PSMS Medan.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7959 seconds (0.1#10.140)