Prancis tak terkalahkan dalam 20 laga
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Laurent Blanc sejauh ini berhasil melakukan transformasi di timnas Prancis. Kemenangan atas Serbia di laga uji coba membuat Ayam Jantan tak tersentuh kekalahan dalam 20 laga terakhir.
Kontribusi Franck Ribery (pada menit ke-11) dan Florent Malouda (16) membuat pasukan Blanc itu tidak tersentuh kekalahan pada sembilan bulan terakhir. Kekalahan terakhir Prancis terjadi di Kualifikasi Piala Eropa melawan Belarus pada 4 September 2011. Setelah itu, Les Bleus mengumpulkan 14 kemenangan dan 6 imbang. Khusus pertandingan resmi, Ribery dkk membukukan 6 kemenangan dan 3 imbang.
Mereka juga melesakkan 30 gol dan kebobolan sembilan kali dengan 12 clean sheet selama periode itu. Hebatnya lagi, ada empat kontestan Piala Eropa 2012 yang menjadi korban Prancis, yakni Inggris (1-2), Ukraina (1-4), Polandia (0-1), Jerman (1-2), serta sempat menundukkan Brasil 1-0.
“Kompetisi olahraga level hanya membahas soal kemenangan. Jika bisa melakukannya, itu bisa mendongkrak kepercayaan diri kami baik secara individu ataupun kolektif. Saya berharap kekuatan psikologis para pemain terus meningkat hingga pertandingan pembuka dimulai,” ucap Blanc.
Prancis memang membutuhkan kepercayaan diri untuk memulihkan reputasi. Mereka pernah jadi bahan tertawan saat Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 lantaran tersingkir di babak penyisihan. Padahal, sebelumnya, mereka masuk perempat final Piala Eropa 2004 dan jadi finalis di panggung Piala Dunia 2006.
Momen paling memalukan terjadi ketika berjibaku di Afrika Selatan. Bergabung di Grup A, Prancis yang saat itu diasuh Raymond Domenech menjadi juru kunci tanpa meraih kemenangan. Itu diperparah dengan aksi mogok para pemain dalam rangka membela Nicolas Anelka. Imbasnya, nama besar Prancis rusak dan jadi sorotan.
“Tim seperti Prancis harus bisa memperlihatkan kapasitasnya pada tim lain. Jujur saja, saya harus melihat berkas untuk mengetahui kapan kami memulai pertandingan dengan sangat bagus. Cara kami bermain selama beberapa laga belakangan bisa menjadi referensi yang bagus buat kami,” ujar Malouda.
Tidak mengherankan jika Prancis optimistis bisa melewati fase penyisihan Grup D yang diisi Inggris, Swedia, dan Ukraina. Apalagi, dua musuh di antaranya pernah dikalahkan. Meski begitu, ada hal yang mungkin saja menghambat Prancis menuju fase group di Piala Eropa, yakni kekuatan armada.
Sukses mencukur Serbia harus dibayar mahal. Gelandang bertahan Yann M’Vila masuk ruang perawatan karena cedera engkel kanan pada menit ketujuh. Kondisinya terlihat parah karena meninggalkan lapangan dengan terpincang-pincang. Dia dispekulasikan akan absen di beberapa laga penyisihan, khususnya partai pembuka kontra Inggris.
Tim medis mengatakan harus menunggu 48 jam terlebih dahulu sebelum menentukan kapan M’Vila akan pulih total. Yang pasti, punggawa Stade de Rennes itu tidak akan hadir saat laga uji coba terakhir kontra Estonia, Rabu (6/6). “Dia (Yann M’Vila) mengalami masalah pada engkel kanannya. Kami berharap dia bisa pulih saat laga penting (kontra Inggris). Tapi, kami yakin dia bisa tampil pada laga tersebut,” pungkas Blanc. (ank)
Kontribusi Franck Ribery (pada menit ke-11) dan Florent Malouda (16) membuat pasukan Blanc itu tidak tersentuh kekalahan pada sembilan bulan terakhir. Kekalahan terakhir Prancis terjadi di Kualifikasi Piala Eropa melawan Belarus pada 4 September 2011. Setelah itu, Les Bleus mengumpulkan 14 kemenangan dan 6 imbang. Khusus pertandingan resmi, Ribery dkk membukukan 6 kemenangan dan 3 imbang.
Mereka juga melesakkan 30 gol dan kebobolan sembilan kali dengan 12 clean sheet selama periode itu. Hebatnya lagi, ada empat kontestan Piala Eropa 2012 yang menjadi korban Prancis, yakni Inggris (1-2), Ukraina (1-4), Polandia (0-1), Jerman (1-2), serta sempat menundukkan Brasil 1-0.
“Kompetisi olahraga level hanya membahas soal kemenangan. Jika bisa melakukannya, itu bisa mendongkrak kepercayaan diri kami baik secara individu ataupun kolektif. Saya berharap kekuatan psikologis para pemain terus meningkat hingga pertandingan pembuka dimulai,” ucap Blanc.
Prancis memang membutuhkan kepercayaan diri untuk memulihkan reputasi. Mereka pernah jadi bahan tertawan saat Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 lantaran tersingkir di babak penyisihan. Padahal, sebelumnya, mereka masuk perempat final Piala Eropa 2004 dan jadi finalis di panggung Piala Dunia 2006.
Momen paling memalukan terjadi ketika berjibaku di Afrika Selatan. Bergabung di Grup A, Prancis yang saat itu diasuh Raymond Domenech menjadi juru kunci tanpa meraih kemenangan. Itu diperparah dengan aksi mogok para pemain dalam rangka membela Nicolas Anelka. Imbasnya, nama besar Prancis rusak dan jadi sorotan.
“Tim seperti Prancis harus bisa memperlihatkan kapasitasnya pada tim lain. Jujur saja, saya harus melihat berkas untuk mengetahui kapan kami memulai pertandingan dengan sangat bagus. Cara kami bermain selama beberapa laga belakangan bisa menjadi referensi yang bagus buat kami,” ujar Malouda.
Tidak mengherankan jika Prancis optimistis bisa melewati fase penyisihan Grup D yang diisi Inggris, Swedia, dan Ukraina. Apalagi, dua musuh di antaranya pernah dikalahkan. Meski begitu, ada hal yang mungkin saja menghambat Prancis menuju fase group di Piala Eropa, yakni kekuatan armada.
Sukses mencukur Serbia harus dibayar mahal. Gelandang bertahan Yann M’Vila masuk ruang perawatan karena cedera engkel kanan pada menit ketujuh. Kondisinya terlihat parah karena meninggalkan lapangan dengan terpincang-pincang. Dia dispekulasikan akan absen di beberapa laga penyisihan, khususnya partai pembuka kontra Inggris.
Tim medis mengatakan harus menunggu 48 jam terlebih dahulu sebelum menentukan kapan M’Vila akan pulih total. Yang pasti, punggawa Stade de Rennes itu tidak akan hadir saat laga uji coba terakhir kontra Estonia, Rabu (6/6). “Dia (Yann M’Vila) mengalami masalah pada engkel kanannya. Kami berharap dia bisa pulih saat laga penting (kontra Inggris). Tapi, kami yakin dia bisa tampil pada laga tersebut,” pungkas Blanc. (ank)
()