Datang terlambat, pergi paling cepat
A
A
A
Sindonews.com - Kontrak semua pemain Arema FC baru kedaluwarsa pada akhir September 2012 mendatang. Walau begitu, ternyata sudah ada pemain yang harus angkat kopor sebelumnya waktunya. Dia adalah gelandang sekaligus winger Amadeus Suropati.
Pemain keturunan Indonesia-Australia mungkin bisa dikategorikan pemain paling gagal di Indonesian Premier League (IPL) musim ini. Amadeus yang pernah memperkuat Deltras Sidoarjo, sama sekali tidak pernah turun di semua pertandingan yang dilakoni Singo Edan.
Padahal Arema FC berlaga di tiga kompetisi berbeda, IPL, Piala Indonesia dan AFC Cup. Sangat aneh dengan sibuknya jadwal pertandingan, dia sama sekali tidak mendapatkan tempat sedikit pun di tim asuhan Dejan Antonic. Vonis pun akhirnya dijatuhkan manajemen.
Amadeus Suropati resmi terbuang dari Arema FC dan menjadi pemain yang pergi lebih cepat dibanding pemain lainnya. Beberapa bulan lalu, Amadeus adalah pemain yang cenderung terlambat datang ke Arema, yakni ketika Arema sudah ditangani Dejan Antonic.
“Kualitasnya kalah bersaing dengan pemain lain. Dia tidak pernah mendapatkan kesempatan dari pelatih. Karena alasan itulah kami memutuskan kontraknya,” ujar Manajer Arema FC Brillyanes Sanawiri. Dia mengakui perekrutan Amadeus adalah kegagalan transfer yang dilakukan Arema.
Dia mengakui Amadeus sebelumnya sangat menjanjikan ketika datang ke Arema. Namun dalam prosesnya, karakter pemain yang juga bisa diposisikan sebagai striker ini kurang cocok dengan Dejan Antonic. Selain itu pada penggawa di tim utama kualitasnya sedang stabil.
“Kalau dilihat posisinya, memang sulit bagi Amadeus karena ada Amiruddin, TA Musafri atau Putut Waringin Jati yang bermain stabil sepanjang musim. Atau mungkin saja karakter permainannya kurang cocok dengan pelatih,” tambah sang manajer.
Hingga saat ini hanya Amadeus yang diputus kontraknya, walau Arema masih menyisakan laga diu AFC Cup. Dikabarkan pemutusan kontra juga dilakukan atas pertimbangan efisiensi karena Arema rencananya juga bakal menambah pemain dengan sistem pinjaman.
Sementara, Arema FC juga menyatakan tidak risau dengan niatan Arema ISL memboyong gelandang Roman Chmelo. Dikatakan Brilly, Roman Chmelo menunjukkan permainan impresif musim ini dan wajar jika banyak klub yang memburunya.
Manajemen Singo Edan tidak keberatan Roman nantinya memilih klub mana untuk berkarir. “Yang pasti kami bakal berupaya keras mempertahankan Roman. Kami optimistis dia pemain professional dan tidak terganggu konsentrasinya karena rumor transfer,” cetus Brillyanes.
Roman Chmelo menjadi asset paling berharga Singo Edan musim ini. Khusus di IPL saja, pemain Slovenia ini telah menciptakan 11 gol dan menjadi top scorer untuk timnya. Kolaborasinya dengan Marko Krasic juga membentuk salah satu lini tengah terbaik di IPL.
Pemain keturunan Indonesia-Australia mungkin bisa dikategorikan pemain paling gagal di Indonesian Premier League (IPL) musim ini. Amadeus yang pernah memperkuat Deltras Sidoarjo, sama sekali tidak pernah turun di semua pertandingan yang dilakoni Singo Edan.
Padahal Arema FC berlaga di tiga kompetisi berbeda, IPL, Piala Indonesia dan AFC Cup. Sangat aneh dengan sibuknya jadwal pertandingan, dia sama sekali tidak mendapatkan tempat sedikit pun di tim asuhan Dejan Antonic. Vonis pun akhirnya dijatuhkan manajemen.
Amadeus Suropati resmi terbuang dari Arema FC dan menjadi pemain yang pergi lebih cepat dibanding pemain lainnya. Beberapa bulan lalu, Amadeus adalah pemain yang cenderung terlambat datang ke Arema, yakni ketika Arema sudah ditangani Dejan Antonic.
“Kualitasnya kalah bersaing dengan pemain lain. Dia tidak pernah mendapatkan kesempatan dari pelatih. Karena alasan itulah kami memutuskan kontraknya,” ujar Manajer Arema FC Brillyanes Sanawiri. Dia mengakui perekrutan Amadeus adalah kegagalan transfer yang dilakukan Arema.
Dia mengakui Amadeus sebelumnya sangat menjanjikan ketika datang ke Arema. Namun dalam prosesnya, karakter pemain yang juga bisa diposisikan sebagai striker ini kurang cocok dengan Dejan Antonic. Selain itu pada penggawa di tim utama kualitasnya sedang stabil.
“Kalau dilihat posisinya, memang sulit bagi Amadeus karena ada Amiruddin, TA Musafri atau Putut Waringin Jati yang bermain stabil sepanjang musim. Atau mungkin saja karakter permainannya kurang cocok dengan pelatih,” tambah sang manajer.
Hingga saat ini hanya Amadeus yang diputus kontraknya, walau Arema masih menyisakan laga diu AFC Cup. Dikabarkan pemutusan kontra juga dilakukan atas pertimbangan efisiensi karena Arema rencananya juga bakal menambah pemain dengan sistem pinjaman.
Sementara, Arema FC juga menyatakan tidak risau dengan niatan Arema ISL memboyong gelandang Roman Chmelo. Dikatakan Brilly, Roman Chmelo menunjukkan permainan impresif musim ini dan wajar jika banyak klub yang memburunya.
Manajemen Singo Edan tidak keberatan Roman nantinya memilih klub mana untuk berkarir. “Yang pasti kami bakal berupaya keras mempertahankan Roman. Kami optimistis dia pemain professional dan tidak terganggu konsentrasinya karena rumor transfer,” cetus Brillyanes.
Roman Chmelo menjadi asset paling berharga Singo Edan musim ini. Khusus di IPL saja, pemain Slovenia ini telah menciptakan 11 gol dan menjadi top scorer untuk timnya. Kolaborasinya dengan Marko Krasic juga membentuk salah satu lini tengah terbaik di IPL.
(wbs)