Dejan Antonic ingin hengkang karena lengang?
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Arema FC Dejan Antonic belakangan diminati beberapa klub ternama Indonesia. Salah satunya yang dikabarkan serius ingin menggaet pria asal Serbia itu adalah Persib Bandung. Dejan juga terlihat berbunga-bunga dengan adanya minat dari klub-klub besar.
Pertanyaannya, apa yang membuat Dejan ingin hengkang? Inilah yang memunculkan banyak spekulasi. Sedangkan selama di Arema, mantan arsitek Kitchee FC tersebut mendapatkan pelayanan istimewa. Artinya semua keinginannya tidak pernah terbentuk persoalan dana.
Itu sudah sangat istimewa mengingat hampir semua klub di Indonesian Premier League (IPL) mengalami defisit. Selain itu Dejan juga belum genap semusim bersama Singo Edan karena statusnya adalah pelatih pengganti yang menempati posisi Milomir Seslija dan Abdulrahman Gurning.
Dejan sekaligus masih berpeluang memperoleh gelar bersama Arema FC musim depan dengan kemampuan dana yang besar. Dia bebas berbelanja dan mendapatangkan pemain berkelas, sebuah kesempatan yang jarang diperoleh pelatih di klub Indonesia yang diterpa krisis.
Salah satu sumber di Arema FC mengatakan, keinginan Dejan berganti klub disebabkan karena minimnya dukungan. Benar, melatih klub seperti Arema FC yang berlaga di IPL, Dejan tidak pernah merasakan sanjungan supporter atau mendengar nyanyian atau selebrasi Aremania.
“Yang Dejan tahu, Arema itu adalah klub yang didukung puluhan ribu Aremania di setiap pertandingan. Dia tidak menemukannya di Arema IPL dan tidak terlalu tertantang dengan situasi seperti itu. Wajar kalau dia agak kurang nyaman selama melatih Arema IPL,” ungkap sumber di internal Arema FC.
Dejan datang ke Stadion Gajayana ketika sudah jarang sekali penonton yang menyaksikan pertandingan Arema di kompetisi IPL. Arema yang jengah dengan konflik di Arema IPL, memilih kembali ke Stadion Kanjuruhan dan mendukung Arema yang berlaga di Indonesian Super League (ISL).
Stadion Gajayana bukanlah tempat untuk supporter Arema, namun hanya masyarakat yang ingin menikmati sepakbola. Tentu saja itu tidak memberikan sebuah atmosfir sepakbola yang menggairahkan. Dia sudah merasakan itu saat dulu memperkuat Persema Malang semasa menjadi pemain.
“Jujur saja Dejan sebenarnya bisa mendapatkan prestasi di Arema IPL. Dana tersedia dan dia bisa mendatangkan pemain bagus. Tapi persoalannya tidak sesederhana itu,” tambah sumber itu. Bahkan, apa yang dirasakan Dejan kemungkinan juga dirasakan pemain.
Dikonfirmasi terkait persoalan itu, manajemen Arema memilih tidak berkomentar. Sebelumnya Dejan juga hanya mengatakan pilihan untuk pindah klub masih belum menjadi keputusan. Sebab dirinya masih konsentrasi untuk pertandingan AFC Cup September mendatang.
Pentas AFC Cup juga menjadi pertaruhan terakhir musim ini bagi pelatih yang mengklain dirinya 'haus gelar' itu. Jika bisa sukses membawa Arema FC minimal ke babak semifinal, diprediksi daya tawar atau nilai Dejan musim depan bisa jauh lebih tinggi.
Sementara, ketidaknyamanan di Arema dikabarkan juga tak hanya dirasakan pelatih Dejan Antonic. Sejumlah pemain juga merasa gelisah dengan kondisi Arema IPL yang tidak menarik bagi penonton atau supporter
Pertanyaannya, apa yang membuat Dejan ingin hengkang? Inilah yang memunculkan banyak spekulasi. Sedangkan selama di Arema, mantan arsitek Kitchee FC tersebut mendapatkan pelayanan istimewa. Artinya semua keinginannya tidak pernah terbentuk persoalan dana.
Itu sudah sangat istimewa mengingat hampir semua klub di Indonesian Premier League (IPL) mengalami defisit. Selain itu Dejan juga belum genap semusim bersama Singo Edan karena statusnya adalah pelatih pengganti yang menempati posisi Milomir Seslija dan Abdulrahman Gurning.
Dejan sekaligus masih berpeluang memperoleh gelar bersama Arema FC musim depan dengan kemampuan dana yang besar. Dia bebas berbelanja dan mendapatangkan pemain berkelas, sebuah kesempatan yang jarang diperoleh pelatih di klub Indonesia yang diterpa krisis.
Salah satu sumber di Arema FC mengatakan, keinginan Dejan berganti klub disebabkan karena minimnya dukungan. Benar, melatih klub seperti Arema FC yang berlaga di IPL, Dejan tidak pernah merasakan sanjungan supporter atau mendengar nyanyian atau selebrasi Aremania.
“Yang Dejan tahu, Arema itu adalah klub yang didukung puluhan ribu Aremania di setiap pertandingan. Dia tidak menemukannya di Arema IPL dan tidak terlalu tertantang dengan situasi seperti itu. Wajar kalau dia agak kurang nyaman selama melatih Arema IPL,” ungkap sumber di internal Arema FC.
Dejan datang ke Stadion Gajayana ketika sudah jarang sekali penonton yang menyaksikan pertandingan Arema di kompetisi IPL. Arema yang jengah dengan konflik di Arema IPL, memilih kembali ke Stadion Kanjuruhan dan mendukung Arema yang berlaga di Indonesian Super League (ISL).
Stadion Gajayana bukanlah tempat untuk supporter Arema, namun hanya masyarakat yang ingin menikmati sepakbola. Tentu saja itu tidak memberikan sebuah atmosfir sepakbola yang menggairahkan. Dia sudah merasakan itu saat dulu memperkuat Persema Malang semasa menjadi pemain.
“Jujur saja Dejan sebenarnya bisa mendapatkan prestasi di Arema IPL. Dana tersedia dan dia bisa mendatangkan pemain bagus. Tapi persoalannya tidak sesederhana itu,” tambah sumber itu. Bahkan, apa yang dirasakan Dejan kemungkinan juga dirasakan pemain.
Dikonfirmasi terkait persoalan itu, manajemen Arema memilih tidak berkomentar. Sebelumnya Dejan juga hanya mengatakan pilihan untuk pindah klub masih belum menjadi keputusan. Sebab dirinya masih konsentrasi untuk pertandingan AFC Cup September mendatang.
Pentas AFC Cup juga menjadi pertaruhan terakhir musim ini bagi pelatih yang mengklain dirinya 'haus gelar' itu. Jika bisa sukses membawa Arema FC minimal ke babak semifinal, diprediksi daya tawar atau nilai Dejan musim depan bisa jauh lebih tinggi.
Sementara, ketidaknyamanan di Arema dikabarkan juga tak hanya dirasakan pelatih Dejan Antonic. Sejumlah pemain juga merasa gelisah dengan kondisi Arema IPL yang tidak menarik bagi penonton atau supporter
(wbs)