Tugas rumit Suharno-Mustaqim

Sabtu, 08 September 2012 - 16:27 WIB
Tugas rumit Suharno-Mustaqim
Tugas rumit Suharno-Mustaqim
A A A
Sindonews.com - Kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim depan bakal menjadi tantangan besar bagi dua pelatih lokal, Suharno dan Mustaqim. Pelatih lokal yang masih dipercaya di kompetisi level atas ini dituntut mengorbitkan timnya masing-masing dengan sumber daya yang masih sangat terbatas.

Suharno dipercaya sebagai arsitek Persegres Gresik, sedangkan Mustaqim bertugas di Pulau Madura membesut Persepam Madura United (P-MU). Dari empat klub ISL di Jawa Timur, keduanya mewakili pelatih lokal yang bakal menghadapi kualitas asing macam Miroslav Janu (Persela Lamongan) dan Paulo Camargo (Arema ISL).

Suharno musim lalu sempat sedikit bersinar kala menyelamatkan Arema ISL dari ancaman degradasi. Namun Suharno yang dikontrak Arema ISL selama sembilan pertandingan akhir musim, menolak memperpanjang kontraknya di Stadion Kanjuruhan. Dia memilih Persegres sebagai pelabuhan berikutnya.

Bagaimana misi Suharno di Persegres? Mantan pelatih Deltras Sidoarjo ini mengatakan persaingan di ISL musim berikutnya bakal lebih berat. Dirinya mengakui kualitas Persegres memang masih perlu pembenahan besar untuk bisa bersaing dengan tim yang lebih berpengalaman seperti Arema maupun Persela Lamongan.

“Saya melihat Persegres ada potensi untuk lebih baik dibanding musim berikutnya. Tergantung bagaimana nanti hasil persiapan tim. Sejauh ini saya tidak menghadapi masalah dan semoga lancar. Yang jelas ada perbedaan melatih Persegres sekarang dengan Arema ISL kemarin,” cetusnya.

Perbedaan yang dimaksud adalah sumber daya yang dimiliki klub. Suharno datang ke Arema ketika semua pemain sudah komplit dan tinggal mengatur strategi di lapangan. Sedangkan di Persegres dia harus mengawali semuanya dari awal, termasuk perekrutan pemain.

Jadi, disimpulkannya, tugas di Gresik jauh lebih berat dan menjadi tantangan besar baginya. Suharno juga tak mau dibandingkan dengan pelatih asing yang bercokol di tim lain, karena parameter keberhasilan sebuah tim tak selalu dilihat dari sosok pelatih, namun juga kemampuan klub.

“Kemampuan klub juga harus menjadi pertimbangan. Jelas tidak bisa membandingkan Persegres dengan Arema, baik dari sisi pengalaman maupun kesiapan dana. Saya tidak pernah memandang bagaimana pelatih di klub lain, lebih baik melihat diri sendiri,” kata pelatih yang suka bergurau ini.

Selain Suharno, tugas rumit juga harus dihadapi Mustaqim di Persepam Madura United (P-MU). Pekerjaan Mustaqim terlihat lebih berat karena harus menangani tim debutan yang baru musim ini merasakan ISL. Dibutuhkan mental lebih tebal untuk mengawal tim miskin pengalaman.

“Saya, dan juga mungkin Mas Harno (Suharno), bersyukur karena sebagai pelatih lokal masih diberi kepercayaan di kompetisi ISL. Bagi saya semua tugas itu sulit, baik saat menangani tim besar atau tim promosi. Yang pasti tekanan melatih di ISL jauh lebih berat,” ujar Mustaqim.

Pelatih yang juga pernah menangani Deltras Sidoarjo ini memang tak dibebani target muluk, yakni hanya bertahan di ISL. Walau begitu, Mustaqim merasakan tugas itu sangat tidak mudah karena P-MU belum pernah merasakan kerasnya bertanding menghadapi tim-tim mapan ISL.

“Modal kami adalah semangat dan nothing to lose. Kami tidak mempunyai pemain bintang dan berupaya bermain mutlak sebagai sebuah tim. Saya pribadi merasa terhormat karena menjadi pelatih pertama bagi klub Madura di pentas ISL,” ungkap Mustaqim
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5556 seconds (0.1#10.140)