Camargo bikin resah Singo Edan
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih Paulo Camargo membuat Arema FC versi Indonesian Super League (ISL) resah. Walau sebelumnya sudah dipercaya bakal melatih Arema, nyatanya pelatih asal Brasil itu belum juga nongol di Malang. Padahal paling lambat pekan kedua dijadwalkan dia sudah bergabung tim.
Kabar yang beredar malah lebih mengejutkan, Camargo batal membesut Singo Edan karena menerima pinangan PSSI untuk melatih Tim Nasional (Timnas) U-22. Ini jelas membuat pihak Arema tidak tenang karena sudah menganggap Camargo benar-benar bakal menjadi arsitek tim musim depan.
Memang sejauh ini belum ada kesepakatan yang tertuang dalam klausul kontrak antara Arema dengan Camargo. Arema hanya mendapatkan persetujuan secara lisan dan rencananya teken kontrak baru akan dilakukan di Malang. Namun hingga Sabtu (15/9), keberadaan Camargo belum jelas.
Direktur Utama Arema ISL Ruddy Widodo mengakui ada pembicaraan sebelumnya antara Camargo PSSI terkait kepelatihan di timnas U-22. Tapi Arema tidak mengetahui pasti pertemuan antara keduanya maupun hasil yang diperoleh. Klub kebanggaan Aremania itu hanya berpegangan pada persetujuan yang pernah dilontarkan Camargo.
“Kami belum tahu posisi dia (Camargo) di mana. Rencananya paling lambat pekan ini sudah di Malang namun belum ada kabar apa pun. Saya juga mendengar ada penawaran dari PSSI kepada Camargo soal kepelatihan di timnas U-22. Tapi saya tidak tahu apa pun soal itu,” ungkap Ruddy.
Jika benar mantan pelatih Persibo Bojonegoro itu lebih memilih timnas, maka itu bakal menjadi pukulan bagi Arema ISL. Sebab klub yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan itu sudah kadung cocok dengan Camargo yang dipandang mempunyai konsep tim sejalan dengan Arema musim depan.
Hingga berita diturunkan, manajemen Arema masih tetap menunggu kedatangan Camargo dan belum berinisiatif mencari opsi alternatif. Seandainya gagal mendatangkan Camargo, manajemen dipastikan harus bekerja keras mencari sosok pelatih yang cocok untuk ambisi Arema musim depan.
“Kami masih menunggu, semoga saja dia memang memilih Arema. Belum ada alternatif lain,” tambahnya. Proses pencarian pelatih yang dilakukan Singo Edan musim ini terlihat agak rumit. Arema batal mendatangkan mantan pelatih Arema versi Indonesian Premier League (IPL) Milomir Seslija karena kontrak terlalu tinggi.
Camargo dipandang tepat karena selain kontrak yang tak menjulang, sentuhannya juga sudah jelas, mendatangkan trofi Piala Indonesia untuk Persibo Bojonegoro. Konsep mematangkan bakat-bakat muda juga menjadikan Arema kepincut pada mantan pelatih Sao Paolo tersebut.
Keraguan posisi Camargo ini seakan melengkapi perjalanan terjal Arema ISL yang juga masih kesulitan mengikat gelandang Malaysia Muhammad Ridwan. Beberapa kali melakukan negosiasi, belum ada kesepakatan antara Ridwan dengan manajemen yang diperkirakan terbentur harga.
Sumber di internal Singo Edan mengatakan, Ridhuan meminta kenaikan nominal kontrak yang sulit dipenuhi manajemen. Untuk musim depan, mantan skuad timnas Malaysia itu meminta Rp1 miliar per musim. Angka yang masih berada di luar kemampuan Arema.
Kabar yang beredar malah lebih mengejutkan, Camargo batal membesut Singo Edan karena menerima pinangan PSSI untuk melatih Tim Nasional (Timnas) U-22. Ini jelas membuat pihak Arema tidak tenang karena sudah menganggap Camargo benar-benar bakal menjadi arsitek tim musim depan.
Memang sejauh ini belum ada kesepakatan yang tertuang dalam klausul kontrak antara Arema dengan Camargo. Arema hanya mendapatkan persetujuan secara lisan dan rencananya teken kontrak baru akan dilakukan di Malang. Namun hingga Sabtu (15/9), keberadaan Camargo belum jelas.
Direktur Utama Arema ISL Ruddy Widodo mengakui ada pembicaraan sebelumnya antara Camargo PSSI terkait kepelatihan di timnas U-22. Tapi Arema tidak mengetahui pasti pertemuan antara keduanya maupun hasil yang diperoleh. Klub kebanggaan Aremania itu hanya berpegangan pada persetujuan yang pernah dilontarkan Camargo.
“Kami belum tahu posisi dia (Camargo) di mana. Rencananya paling lambat pekan ini sudah di Malang namun belum ada kabar apa pun. Saya juga mendengar ada penawaran dari PSSI kepada Camargo soal kepelatihan di timnas U-22. Tapi saya tidak tahu apa pun soal itu,” ungkap Ruddy.
Jika benar mantan pelatih Persibo Bojonegoro itu lebih memilih timnas, maka itu bakal menjadi pukulan bagi Arema ISL. Sebab klub yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan itu sudah kadung cocok dengan Camargo yang dipandang mempunyai konsep tim sejalan dengan Arema musim depan.
Hingga berita diturunkan, manajemen Arema masih tetap menunggu kedatangan Camargo dan belum berinisiatif mencari opsi alternatif. Seandainya gagal mendatangkan Camargo, manajemen dipastikan harus bekerja keras mencari sosok pelatih yang cocok untuk ambisi Arema musim depan.
“Kami masih menunggu, semoga saja dia memang memilih Arema. Belum ada alternatif lain,” tambahnya. Proses pencarian pelatih yang dilakukan Singo Edan musim ini terlihat agak rumit. Arema batal mendatangkan mantan pelatih Arema versi Indonesian Premier League (IPL) Milomir Seslija karena kontrak terlalu tinggi.
Camargo dipandang tepat karena selain kontrak yang tak menjulang, sentuhannya juga sudah jelas, mendatangkan trofi Piala Indonesia untuk Persibo Bojonegoro. Konsep mematangkan bakat-bakat muda juga menjadikan Arema kepincut pada mantan pelatih Sao Paolo tersebut.
Keraguan posisi Camargo ini seakan melengkapi perjalanan terjal Arema ISL yang juga masih kesulitan mengikat gelandang Malaysia Muhammad Ridwan. Beberapa kali melakukan negosiasi, belum ada kesepakatan antara Ridwan dengan manajemen yang diperkirakan terbentur harga.
Sumber di internal Singo Edan mengatakan, Ridhuan meminta kenaikan nominal kontrak yang sulit dipenuhi manajemen. Untuk musim depan, mantan skuad timnas Malaysia itu meminta Rp1 miliar per musim. Angka yang masih berada di luar kemampuan Arema.
(wbs)