Butuh keajaiban luar biasa
A
A
A
Sindonews.com - Arema FC harus berurusan dengan keajaiban di leg kedua AFC Cup nanti, setelah ditekuk Al Ettifaq 0-2 di Stadion Gajayana. Sebelumnya Arema telah menunjukkan keajaiban dengan lolos ke perempatfinal, namun kali ini tak sekadar keajaiban biasa.
Arema pernah mengejutkan dengan menyingkirkan wakil Hongkong Kitchee FC di Hongkong pada putaran pertama fase knock out. Tapi kala itu situasinya sangat berbeda karena Singo Edan tidak menanggung defisit gol. Kali ini, dengan berhutang dua gol, Arema sepertinya hanya mempunyai mimpi.
Harus menciptakan minimal tiga gol untuk lolos ke babak semifinal bakal sangat berat, apalagi di kandang Al Ettifaq. Di leg pertama saja sudah kelihatan bagaimana Arema banting tulang mengimbangi kualitas wakil Arab Saudi itu, paling kentara adalah berurusan dengan postur tubuh lawan yang jauh lebih tinggi.
“Kami tidak biasa beralasan apa pun, kecuali lawan memang jauh lebih bagus saat bermain di Stadion Gajayana. Mereka sangat matang, baik dalam permainan maupun mental. Kami telah memberikan segala kemampuan, namun tetap Al Ettifaq lebih baik,” ungkap centre back Arema FC Hermawan.
Postur pemain Al Ettifaq yang jauh lebih menjulang dibanding pemain Arema, menurutnya juga menjadi kesulitan tersendiri. Sebab hampir sepanjang pertandingan pemain Arema tidak mampu memenangi duel udara. Bola atas yang dikirim melalui umpan silang juga selalu mampir di kepala lawan.
Hermawan mengakui tugas di Hammam, Arab Saudi, nantinya bakal sangat sulit bagi Arema. Bahkan bisa dikatakan hampir mustahil. Kendati begitu dirinya masih menyimpan ambisi bisa membuat kejutan. “Saya jelas tidak puas dengan leg pertama. Semoga di kandang Al Ettifaq kami bisa bermain lepas dan lebih baik,” harapnya.
Duo pertahanan Arema Hermawan dan Irfan Raditya sebenarnya bermain dengan cukup apik sepanjang babak pertama. Tapi di babak kedua pertahanan Singo Edan kesulitan membendung pemain Al Ettifaq. Hermawan mengakui pula, dua gol yang melesak ke gawang Deniss Romanovs murni karena kualitas pemain lawan.
“Saya sudah bermain sebaik mungkin dan melakukan apa yang saya bisa. Kualitas lawan memang berkelas jika melihat bagaimana proses gol yang tercipta. Mungkin penonton di stadion juga berpikiran seperti saya,” ungkap pemain asli Pakisaji, Malang, ini.
Di leg pertama itu Pelatih Arema Dejan Antonic melakukan perputaran posisi pemain. Cederanya szejumlah pemain membuat Dejan menempatkan Legimin Raharjo sebagai gelandang serang, setelah semusim penuh berposisi sebagai full back kanan. Sedangkan posisi full back kanan diberikan kepada Fariz Bagus Dinata.
Pos di full back kiri yang sebelumnya milik Fariz, ditempati pemain pinjaman Diego Michiels. Sayang Diego tidak memberikan kontribusi berarti untuk timnya. Malah dia yang menjadi pemicu terjadinya gol pertama Al Ettifaq karena kehilangan bola di kiri pertahanan Arema.
Dejan tetap konsisten pada pendiriannya untuk tidak menyalahkan satu pemain pun. Dia tetap menghargai kerja keras pemain karena di matanya kualitas lawan yang memang sulit dihadapi. “Diego jelek? No, semua pemain telah memberikan semua kemampuan dan kami memang kalah kelas,” tukasnya.
Dejan belum mempunyai rencana bagaimana pertandingan di leg kedua nantinya. Dia hanya mengatakan akan datang ke Hammam dengan target hasil terbaik sesuai kemampuan tim. Reaksi yang wajar mengingat mencetak dua gol di Arab Saudi adalah misi nyaris mustahil.(kukuh setyawan)
Arema pernah mengejutkan dengan menyingkirkan wakil Hongkong Kitchee FC di Hongkong pada putaran pertama fase knock out. Tapi kala itu situasinya sangat berbeda karena Singo Edan tidak menanggung defisit gol. Kali ini, dengan berhutang dua gol, Arema sepertinya hanya mempunyai mimpi.
Harus menciptakan minimal tiga gol untuk lolos ke babak semifinal bakal sangat berat, apalagi di kandang Al Ettifaq. Di leg pertama saja sudah kelihatan bagaimana Arema banting tulang mengimbangi kualitas wakil Arab Saudi itu, paling kentara adalah berurusan dengan postur tubuh lawan yang jauh lebih tinggi.
“Kami tidak biasa beralasan apa pun, kecuali lawan memang jauh lebih bagus saat bermain di Stadion Gajayana. Mereka sangat matang, baik dalam permainan maupun mental. Kami telah memberikan segala kemampuan, namun tetap Al Ettifaq lebih baik,” ungkap centre back Arema FC Hermawan.
Postur pemain Al Ettifaq yang jauh lebih menjulang dibanding pemain Arema, menurutnya juga menjadi kesulitan tersendiri. Sebab hampir sepanjang pertandingan pemain Arema tidak mampu memenangi duel udara. Bola atas yang dikirim melalui umpan silang juga selalu mampir di kepala lawan.
Hermawan mengakui tugas di Hammam, Arab Saudi, nantinya bakal sangat sulit bagi Arema. Bahkan bisa dikatakan hampir mustahil. Kendati begitu dirinya masih menyimpan ambisi bisa membuat kejutan. “Saya jelas tidak puas dengan leg pertama. Semoga di kandang Al Ettifaq kami bisa bermain lepas dan lebih baik,” harapnya.
Duo pertahanan Arema Hermawan dan Irfan Raditya sebenarnya bermain dengan cukup apik sepanjang babak pertama. Tapi di babak kedua pertahanan Singo Edan kesulitan membendung pemain Al Ettifaq. Hermawan mengakui pula, dua gol yang melesak ke gawang Deniss Romanovs murni karena kualitas pemain lawan.
“Saya sudah bermain sebaik mungkin dan melakukan apa yang saya bisa. Kualitas lawan memang berkelas jika melihat bagaimana proses gol yang tercipta. Mungkin penonton di stadion juga berpikiran seperti saya,” ungkap pemain asli Pakisaji, Malang, ini.
Di leg pertama itu Pelatih Arema Dejan Antonic melakukan perputaran posisi pemain. Cederanya szejumlah pemain membuat Dejan menempatkan Legimin Raharjo sebagai gelandang serang, setelah semusim penuh berposisi sebagai full back kanan. Sedangkan posisi full back kanan diberikan kepada Fariz Bagus Dinata.
Pos di full back kiri yang sebelumnya milik Fariz, ditempati pemain pinjaman Diego Michiels. Sayang Diego tidak memberikan kontribusi berarti untuk timnya. Malah dia yang menjadi pemicu terjadinya gol pertama Al Ettifaq karena kehilangan bola di kiri pertahanan Arema.
Dejan tetap konsisten pada pendiriannya untuk tidak menyalahkan satu pemain pun. Dia tetap menghargai kerja keras pemain karena di matanya kualitas lawan yang memang sulit dihadapi. “Diego jelek? No, semua pemain telah memberikan semua kemampuan dan kami memang kalah kelas,” tukasnya.
Dejan belum mempunyai rencana bagaimana pertandingan di leg kedua nantinya. Dia hanya mengatakan akan datang ke Hammam dengan target hasil terbaik sesuai kemampuan tim. Reaksi yang wajar mengingat mencetak dua gol di Arab Saudi adalah misi nyaris mustahil.(kukuh setyawan)
(wbs)