Arema FC dan Pelita Jaya jalin kerjasama 'istimewa'
A
A
A
Sindonews.com - Kerjasama yang dilakukan Arema FC versi Indonesia Super League (ISL) dengan Palita Jaya tampaknya tak sekadar kerjasama biasa. Fakta yang terlihat dari berbagai sudut, kerjasama ini bakal benar-benar mengarah pada penyatuan tim yang sama-sama identik dengan Bakrie tersebut.
Sebelumnya manajemen Arema ISL dan Pelita Bakrie mati-matian menampik adanya merger dan mengatakan hanya sebatas kerjasama. Nyatanya penandatanganan kerjasama di Hotel Savana, Malang, 24 September, itu menyiratkan adanya sebuah sinyal penyatuan kedua klub.
Sikap tertutup Arema ISL patut dimaklumi, sebab banyak reaksi negatif yang muncul di kalangan supporter Aremania terkait isu merger. Tentunya manajemen tidak ingin rencana merger tersebut menimbulkan polemik karena dipandang bakal mengubah sisi sejarah Arema sendiri.
Lantas, apa sinyal bakal terjadinya merger Arema-Pelita? Kehadiran Rahmad Darmawan (RD) menjadi bukti paling utama. Dia dan sejumlah staf pelatih Pelita Jaya boyongan ke Stadion Kanjuruhan dan memimpin latihan pemain gabungan kedua klub tersebut. Statemen RD juga menegaskan kemungkinan merger.
“Manajemen memberi saya tugas di Malang. Saya harus melatih pemain gabungan Arema dan Pelita. Dari dua tim ini proyeksinya bakal dijadikan satu. Saya tidak bisa menyebut apakah ini merger atau bukan, yang pasti saya akan jalankan arahan dari manajemen,” ungkapnya dihubungi Rabu (26/9).
Dari ucapan itu sudah tergambar bagaimana masa depan kedua tim tersebut. Logikanya, sangat tidak mungkin dua klub yang bertanding di satu kompetisi latihan bersama-sama sebagai sebuah tim dengan pelatih yang sama. Itu akan menjadi pengkhianatan profesionalisme kompetisi.
Bukti lain yang menyiratkan adanya merger adalah diputusnya kontrak lima pemain Arema ISL yang sebelumnya sudah menyatakan komitmen bertahan di Kanjuruhan. Kelimanya adalah Khusnul Yuli, Ferry Aman Saragih, Catur Pamungkas, Benny Yoewanto, serta Teguh Amiruddin.
Kesan yang tampak, Arema ISL ingin memperkecil volume pemain agar tidak overload ketika digabung dengan skuad Pelita Jaya. Jika hanya dikatakan kerjasama biasa, maka pemutusan kontrak seharusnya tidak terjadi karena nyatanya Arema ISL sendiri masih kekurangan pemain.
Sementara, manajemen tidak menampik atau mengiyakan rencana penggabungan tim itu. “Pastinya kami bekerjasama dengan Pelita Jaya dan tidak ada merger. Jika ada supporter atau pihak lain yang masih tanda tanya, silakan langsung datang dan mencari informasi ke kantor Arema,” terang Ruddy Widodo, Direktur Utama Arema ISL.
Menurutnya pihak manajemen membuka pintu lebar-lebar kepada siapa saja yang ingin mendapatkan informasi terkait kerjasama Arema ISL dan Pelita. Langkah itu dianggap perlu karena manajemen memandang informasi yang berkembang di tatanan grass root sudah bergulir sedemikian liar.
Di pihak lain, perwakilan Pelita Jaya Iwan Budianto mengatakan Arema ISL dan Pelita Jaya ibaratnya masih 'berpacaran'. Kerjasama tahap awal bakal dilakukan selama tiga bulan, mencakup persiapan tim untuk kompetisi. “Kita kan masih 'berpacaran', nantinya tentu ada perkembangan lagi,” ujar Iwan.
Melihat rentetan fakta maupun statemen di atas, sangat wajar jika kabar bakal terjadinya merger masih terus berkembang. Kedatangan rombongan skuad Pelita ke Malang untuk sementara sudah menggugurkan pernyataan manajemen bahwa di antara kedua tim bakal terjadi kerjasama 'istimewa'.
Sebelumnya manajemen Arema ISL dan Pelita Bakrie mati-matian menampik adanya merger dan mengatakan hanya sebatas kerjasama. Nyatanya penandatanganan kerjasama di Hotel Savana, Malang, 24 September, itu menyiratkan adanya sebuah sinyal penyatuan kedua klub.
Sikap tertutup Arema ISL patut dimaklumi, sebab banyak reaksi negatif yang muncul di kalangan supporter Aremania terkait isu merger. Tentunya manajemen tidak ingin rencana merger tersebut menimbulkan polemik karena dipandang bakal mengubah sisi sejarah Arema sendiri.
Lantas, apa sinyal bakal terjadinya merger Arema-Pelita? Kehadiran Rahmad Darmawan (RD) menjadi bukti paling utama. Dia dan sejumlah staf pelatih Pelita Jaya boyongan ke Stadion Kanjuruhan dan memimpin latihan pemain gabungan kedua klub tersebut. Statemen RD juga menegaskan kemungkinan merger.
“Manajemen memberi saya tugas di Malang. Saya harus melatih pemain gabungan Arema dan Pelita. Dari dua tim ini proyeksinya bakal dijadikan satu. Saya tidak bisa menyebut apakah ini merger atau bukan, yang pasti saya akan jalankan arahan dari manajemen,” ungkapnya dihubungi Rabu (26/9).
Dari ucapan itu sudah tergambar bagaimana masa depan kedua tim tersebut. Logikanya, sangat tidak mungkin dua klub yang bertanding di satu kompetisi latihan bersama-sama sebagai sebuah tim dengan pelatih yang sama. Itu akan menjadi pengkhianatan profesionalisme kompetisi.
Bukti lain yang menyiratkan adanya merger adalah diputusnya kontrak lima pemain Arema ISL yang sebelumnya sudah menyatakan komitmen bertahan di Kanjuruhan. Kelimanya adalah Khusnul Yuli, Ferry Aman Saragih, Catur Pamungkas, Benny Yoewanto, serta Teguh Amiruddin.
Kesan yang tampak, Arema ISL ingin memperkecil volume pemain agar tidak overload ketika digabung dengan skuad Pelita Jaya. Jika hanya dikatakan kerjasama biasa, maka pemutusan kontrak seharusnya tidak terjadi karena nyatanya Arema ISL sendiri masih kekurangan pemain.
Sementara, manajemen tidak menampik atau mengiyakan rencana penggabungan tim itu. “Pastinya kami bekerjasama dengan Pelita Jaya dan tidak ada merger. Jika ada supporter atau pihak lain yang masih tanda tanya, silakan langsung datang dan mencari informasi ke kantor Arema,” terang Ruddy Widodo, Direktur Utama Arema ISL.
Menurutnya pihak manajemen membuka pintu lebar-lebar kepada siapa saja yang ingin mendapatkan informasi terkait kerjasama Arema ISL dan Pelita. Langkah itu dianggap perlu karena manajemen memandang informasi yang berkembang di tatanan grass root sudah bergulir sedemikian liar.
Di pihak lain, perwakilan Pelita Jaya Iwan Budianto mengatakan Arema ISL dan Pelita Jaya ibaratnya masih 'berpacaran'. Kerjasama tahap awal bakal dilakukan selama tiga bulan, mencakup persiapan tim untuk kompetisi. “Kita kan masih 'berpacaran', nantinya tentu ada perkembangan lagi,” ujar Iwan.
Melihat rentetan fakta maupun statemen di atas, sangat wajar jika kabar bakal terjadinya merger masih terus berkembang. Kedatangan rombongan skuad Pelita ke Malang untuk sementara sudah menggugurkan pernyataan manajemen bahwa di antara kedua tim bakal terjadi kerjasama 'istimewa'.
(wbs)