Pertina Sumut evaluasi hasil di PON XVIII

Rabu, 26 September 2012 - 19:20 WIB
Pertina Sumut evaluasi...
Pertina Sumut evaluasi hasil di PON XVIII
A A A
Sindonews.com - Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Indonesia, Sumatera Utara mengakui, pencapaian atlet tinju Sumut di ajang PON XVIII/2012 Riau, kurang memuaskan. Raihan satu emas dan satu perak tidak sebanding dengan prestasi di PON XVII/2008.

Pertina Sumut yang menurunkan Benget Dimorangkir (75 kg), Daniel Pasaribu (69 kg), Maduma Simbolon (64 kg), Nurmala Deli (51 kg), Siti Aisyah (60 kg) dan Sri Prihatin Gayatri (54 kg), hanya meraih satu medali emas dan satu perak di PON XVIII/2012. Medali emas diraih Nurmala dan perak atas nama Maduma Simbolon.

Sekretaris Umum Pertina Sumut, Eddy H Sibarani pun mengakui jika raihan tersebut berbanding di pencapaian PON XVII/2008 Kalimantan Timur. "Kalau dibandingkan di PON Kaltim, kita peroleh dua medali emas dari putri," ungkapnya.

Pada PON XVIII, persaingan para petinju sangat merata. Sehingga, pencapaian petinju tidak didominasi oleh satu kontingen. "Kalau kita lihat, situasi prestasi tinju sudah merata. Makanya pembagian medali merata dibandingkan di PON sebelumnya," ujarnya.

Raihan medali PON kali ini yang juga dari putri, di akui Eddy menjadi pekerjaan rumahn pihaknya mendongkrak prestasi tinju putra. "Tantangan bagi kita, jujur saja kita masih andalkan tinju putri. Mau tidak mau kedepan, kita harus lakukan pembinaan bersama-sama putra dan putri," tuturnya.

Menurutnya, kekalahan petinju Sumut karena kurangnya persiapan fisik selama pemusatan katihan daerah (Pelatda) penuh. Waktu yang tidak maksimal, membuat kesiapan fisik atlet tidak memenuhi target. Diakui Eddy, kelemahan yang tampak pada atlet, yakni fisik saat pertandingan. Daya tahan atlet menghadapi lawan tiap ronde harus dijalani hingga pertandingan berakhir.

Raihan medali oleh Maduma dan Nurmala pun, atas kemenangan dan kelahan angka dari lawan-lawannya. "Kalau soal teknis nama besar tidak diragukan lagi. Persiapan yang tidak maksimal, juga tidak maksimal fisik. Saat pertandingan di babak terakhir kedodoran. Kalau kita lihat penilaian sekarang, atlit di tuntut gong per gong. Begitu gong mulai dipukul, atlet harus langsung menyerang," jelasnya.

Tak ayal, pihaknya pun telah menginstruksi kepada pengurus cabang (Pengcab) untuk menyeleksi petinju-petinju yang memiliki potensi selanjutnya dipersiapkan untuk meraih prestasi. Saat ini, lanjut Eddy, ada atlet tinju putra kita yang potensial, akan diikutkan pada Pelatnas, Oktober nanti.

Mereka disiapkan untuk mengikuti kejuaraan dunia di Armenia, Desember mendatang. Keempatnya yakni, Tahan Barumun (64 kg), Asmar lubis (69 kg), Tomi laksamana (60 kg) dan Palderama (56 kg). "Inilah cikal bakal yang kita persiapkan untuk Pelatnas dan PON. Usia mereka masih relatif mudan dan potensial, antara 17 dan 19 tahun," pungkasnya.
(aww)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2075 seconds (0.1#10.24)