Merger Arema-Pelita bergantung respons Aremania
A
A
A
Sindonews.com - Rencana merger antara Arema FC versi Indonesia Super League (ISL) dengan Pelita Jaya masih setengah hati. Kedua kubu yang selama ini menutupi rencana merger dengan alasan kerja sama, akhirnya mengakui rencana merger itu ada meski masih tahap penjajakan.
Walau pihak Arema ISL tak pernah bicara soal merger, CEO Pelita Jaya Iwan Budianto akhirnya buka suara. Dia mengatakan dengan gamblang bahwa memang ada rencana penyatuan klub Arema dan Pelita. Namun pihaknya masih menunggu respons dari Aremania.
Saat terdengar adanya rencana merger Arema-Pelita, Aremania menanggapi dengan opini beragam. Ada yang menyambut gembira merger tersebut, tapi tidak sedikit yang 'galau' dan menentang penyatuan klub yang dianggap bakal merusak sisi sejarah Arema FC.
Manajemen kedua klub pun sangat berhati-hati menyikapi rencana merger, hingga mereka terus menolak adanya rencana merger. ''Kami membutuhkan pertimbangan untuk melakukan merger. Sudah ada wacana ke sana, tapi semuanya masih menunggu bagaimana sikap Aremania,” kata Iwan dihubungi Kamis (18/10).
Aremania menjadi pertimbangan utama karena di sinilah pasar yang diincar dari rencana merger tersebut. Menurut Iwan Budianto, Pelita Jaya datang membawa dana segar, sedangkan Arema dan Aremania menjadi market yang bisa menggerakkan aspek bisnis klub.
Karena itulah rencana merger tidak bisa berlangsung instant tanpa adanya persetujuan dari Aremania. Lantas, bagaimana manajemen nantinya bisa yakin ada dukungan dari Aremania? ''Makanya kami lihat dulu. Kan ada waktu sekitar tiga bulan. Dari sana bisa dilihat bagaimana respons dari Aremania,” tutur Iwan.
Dirinya tak menampik merger itu disebut masih setengah hati, karena memang diperlukan pertimbangan yang matang. Jika dilakukan dengan serta merta, dikhawatirkan penolakan dari sebagian supporter akan menganggu stabilitas klub walau secara pendanaan sudah sangat mapan.
“Kalau misalnya ada separuh saja Aremania yang tidak datang ke stadion, maka kami semua akan rugi. Bukan hanya rugi secara pemasukan finansial, namun juga bisa dibilang gagal dalam memperbaiki masa depan kedua klub. Kami ingin penyatuan ini membawa sisi positif dan tak ada efek negatif,” terang mantan manajer Arema Malang dan Persik Kediri ini.
Secara teknis, masa depan tim Arema-Pelita sebenarnya sangat menjanjikan. Arema dan Pelita mempunyai kelemahan dan kelebihan yang saling menutupi. Seperti diakui Iwan, Arema punya potensi supporter, sedangkan Pelita Jaya memiliki sumber daya pendanaan. Dua aspek itu kemudian terwakili situasi tim asuhan Rahmad Darmawan.
Pemain yang bercokol di klub hampir semuanya pemain kelas satu, baik pemain lokal maupun pemain asing. Tapi tak bisa dibohongi, masa depan cerah juga dibarengi dengan kekhawatiran keaslian Arema FC yang selama ini dijaga mati-matian oleh Aremania sedikit demi sedikit akan hilang.
Aremania yang masih gamang dengan status klubnya, masih menunggu kabar kelanjutan merger Arema-Pelita. Walau begitu, jika melihat pertandingan ujicoba antara Arema-Pelita dengan Timnas KPSI dua pekan silam, animo Aremania untuk menyaksikan timnya masih sangat luar biasa.
Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC jauh hari juga meyakini merger tidak akan mengurangi militansi Aremania untuk menyesaki Stadion Kanjuruhan. Yang pasti, jawaban dari situasi ini akan muncul tak lama lagi. “Kami akan secepatnya membuat keputusan,” tegas Iwan Budianto.
Walau pihak Arema ISL tak pernah bicara soal merger, CEO Pelita Jaya Iwan Budianto akhirnya buka suara. Dia mengatakan dengan gamblang bahwa memang ada rencana penyatuan klub Arema dan Pelita. Namun pihaknya masih menunggu respons dari Aremania.
Saat terdengar adanya rencana merger Arema-Pelita, Aremania menanggapi dengan opini beragam. Ada yang menyambut gembira merger tersebut, tapi tidak sedikit yang 'galau' dan menentang penyatuan klub yang dianggap bakal merusak sisi sejarah Arema FC.
Manajemen kedua klub pun sangat berhati-hati menyikapi rencana merger, hingga mereka terus menolak adanya rencana merger. ''Kami membutuhkan pertimbangan untuk melakukan merger. Sudah ada wacana ke sana, tapi semuanya masih menunggu bagaimana sikap Aremania,” kata Iwan dihubungi Kamis (18/10).
Aremania menjadi pertimbangan utama karena di sinilah pasar yang diincar dari rencana merger tersebut. Menurut Iwan Budianto, Pelita Jaya datang membawa dana segar, sedangkan Arema dan Aremania menjadi market yang bisa menggerakkan aspek bisnis klub.
Karena itulah rencana merger tidak bisa berlangsung instant tanpa adanya persetujuan dari Aremania. Lantas, bagaimana manajemen nantinya bisa yakin ada dukungan dari Aremania? ''Makanya kami lihat dulu. Kan ada waktu sekitar tiga bulan. Dari sana bisa dilihat bagaimana respons dari Aremania,” tutur Iwan.
Dirinya tak menampik merger itu disebut masih setengah hati, karena memang diperlukan pertimbangan yang matang. Jika dilakukan dengan serta merta, dikhawatirkan penolakan dari sebagian supporter akan menganggu stabilitas klub walau secara pendanaan sudah sangat mapan.
“Kalau misalnya ada separuh saja Aremania yang tidak datang ke stadion, maka kami semua akan rugi. Bukan hanya rugi secara pemasukan finansial, namun juga bisa dibilang gagal dalam memperbaiki masa depan kedua klub. Kami ingin penyatuan ini membawa sisi positif dan tak ada efek negatif,” terang mantan manajer Arema Malang dan Persik Kediri ini.
Secara teknis, masa depan tim Arema-Pelita sebenarnya sangat menjanjikan. Arema dan Pelita mempunyai kelemahan dan kelebihan yang saling menutupi. Seperti diakui Iwan, Arema punya potensi supporter, sedangkan Pelita Jaya memiliki sumber daya pendanaan. Dua aspek itu kemudian terwakili situasi tim asuhan Rahmad Darmawan.
Pemain yang bercokol di klub hampir semuanya pemain kelas satu, baik pemain lokal maupun pemain asing. Tapi tak bisa dibohongi, masa depan cerah juga dibarengi dengan kekhawatiran keaslian Arema FC yang selama ini dijaga mati-matian oleh Aremania sedikit demi sedikit akan hilang.
Aremania yang masih gamang dengan status klubnya, masih menunggu kabar kelanjutan merger Arema-Pelita. Walau begitu, jika melihat pertandingan ujicoba antara Arema-Pelita dengan Timnas KPSI dua pekan silam, animo Aremania untuk menyaksikan timnya masih sangat luar biasa.
Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC jauh hari juga meyakini merger tidak akan mengurangi militansi Aremania untuk menyesaki Stadion Kanjuruhan. Yang pasti, jawaban dari situasi ini akan muncul tak lama lagi. “Kami akan secepatnya membuat keputusan,” tegas Iwan Budianto.
(aww)