Jatah AFC Cup untuk Persibo tak jelas

Jatah AFC Cup untuk Persibo tak jelas
A
A
A
Sindonews.com - Kendati optimistis bakal berlaga di AFC Cup, Persibo Bojonegoro akhirnya mengakui itu belum bisa dipastikan. Hingga sekarang Persibo masih menunggu keputusan dari PSSI terkait jatah itu setelah Persibo memenangi gelar Piala Indonesia 2012 silam.
Apalagi klub yang nantinya ikut di level Asia harus memenuhi persyaratan yang diajukan Federasi Sepakbola Asia (AFC). Sedangkan Persibo sendiri belum yakin apakah persyaratan yang diajukan AFC itu bisa dipenuhi, karena hampir semua klub di Indonesia dinyatakan belum profesional.
Aspek paling lemah yang menjadi ganjalan Laskar Angling Dharma adalah infrastruktur dan finansial. Persibo bahkan masih menimbang stadion mana yang bisa disewa untuk gelaran AFC Cup, karena Stadion Letjen H Soedirman belum tentu memenuhi syarat verifikasi AFC.
“Hingga sekarang kami sendiri belum bisa memastikan soal jatah ke AFC Cup. Jujur saja kami masih ragu, karena dari PSSI juga belum ada keputusan apa-apa. Kami tunggu saja kabar selanjutnya, karena memang tidak mudah untuk memenuhi syarat ikut AFC Cup,” kata Manajer Persibo Nur Yahya.
Persibo juga mengalami kendala besar dari sisi finansial karena selama semusim terakhir mengalami krisis keuangan hebat. Permodalan ini menjadi masalah terbesar kedua bagi tim Oranye jika harus mengacu pada standar AFC. Bahkan untuk memulai musim baru saja dana Persibo belum jelas.
Sebelumnya klub kebanggaan Kota Ledre sudah mengambil langkah antisipatif terkait infrastruktur dengan melakukan opsi peminjaman stadion. Sejumlah stadion yang menjadi pertimbangan di antaranya Stadion Manahan (Solo), Stadion Brawijaya (Kediri), serta Stadion Sultan Agung (Bantul).
Stadion-stadion itu sempat dipakai Persibo kala Stadion letjen H Soedirman masih dalam perbaikan. Namun opsi tersebut masih mengambang karena belum ada jaminan kualitas stadion bakal menutupi semua aspek yang menjadi kelengkapan untuk berlaga di AFC Cup nanti.
“Persyaratannya memang berat dan bahkan Semen Padang yang lebih berpengalaman pun mengakui tidak mudah untuk tampil di level Asia. Kami memang ingin tampil di AFC Cup karena akan menjadi sejarah sendiri bagi Persibo. Tapi kalau tidak mampu, kami juga tak bisa apa-apa,” tutur Nur Yahya pasarah.
Peluang klub Indonesia berlaga di level Asia tiba-tiba hancur berantakan musim ini. Semen Padang yang sebenarnya mewakili Indonesia di Liga Champion Asia (LCA), sudah 'divonis mati', karena AFC dikabarkan tak memberikan jatah kepada Indonesia karena belum memnuhi kriteria profesional.
Itu sangat berbeda dengan musim-musim sebelumnya. Arema FC yang musim lalu berlaga di AFC Cup juga relatif mulus dalam verifikasi. Sebelumnya, Persipura Jayapura, juga berhasil menembus perempatfinal tanpa ada kendala. Ini disebabkan AFC sudah mulai memberlakukan aturan ketat terhadap sepakbola Indonesia.
Tenggat yang diberikan AFC kepada klub-klub Indonesia agar menjadi klub profesional telah habis. Kesempatan yang diberikan sejak 2008 tersebut tidak bisa dimanfaatkan dan bahkan sepakbola Indonesia semakin terpuruk dengan adanya dualisme PSSI sekaligus kompetisi.
Apalagi klub yang nantinya ikut di level Asia harus memenuhi persyaratan yang diajukan Federasi Sepakbola Asia (AFC). Sedangkan Persibo sendiri belum yakin apakah persyaratan yang diajukan AFC itu bisa dipenuhi, karena hampir semua klub di Indonesia dinyatakan belum profesional.
Aspek paling lemah yang menjadi ganjalan Laskar Angling Dharma adalah infrastruktur dan finansial. Persibo bahkan masih menimbang stadion mana yang bisa disewa untuk gelaran AFC Cup, karena Stadion Letjen H Soedirman belum tentu memenuhi syarat verifikasi AFC.
“Hingga sekarang kami sendiri belum bisa memastikan soal jatah ke AFC Cup. Jujur saja kami masih ragu, karena dari PSSI juga belum ada keputusan apa-apa. Kami tunggu saja kabar selanjutnya, karena memang tidak mudah untuk memenuhi syarat ikut AFC Cup,” kata Manajer Persibo Nur Yahya.
Persibo juga mengalami kendala besar dari sisi finansial karena selama semusim terakhir mengalami krisis keuangan hebat. Permodalan ini menjadi masalah terbesar kedua bagi tim Oranye jika harus mengacu pada standar AFC. Bahkan untuk memulai musim baru saja dana Persibo belum jelas.
Sebelumnya klub kebanggaan Kota Ledre sudah mengambil langkah antisipatif terkait infrastruktur dengan melakukan opsi peminjaman stadion. Sejumlah stadion yang menjadi pertimbangan di antaranya Stadion Manahan (Solo), Stadion Brawijaya (Kediri), serta Stadion Sultan Agung (Bantul).
Stadion-stadion itu sempat dipakai Persibo kala Stadion letjen H Soedirman masih dalam perbaikan. Namun opsi tersebut masih mengambang karena belum ada jaminan kualitas stadion bakal menutupi semua aspek yang menjadi kelengkapan untuk berlaga di AFC Cup nanti.
“Persyaratannya memang berat dan bahkan Semen Padang yang lebih berpengalaman pun mengakui tidak mudah untuk tampil di level Asia. Kami memang ingin tampil di AFC Cup karena akan menjadi sejarah sendiri bagi Persibo. Tapi kalau tidak mampu, kami juga tak bisa apa-apa,” tutur Nur Yahya pasarah.
Peluang klub Indonesia berlaga di level Asia tiba-tiba hancur berantakan musim ini. Semen Padang yang sebenarnya mewakili Indonesia di Liga Champion Asia (LCA), sudah 'divonis mati', karena AFC dikabarkan tak memberikan jatah kepada Indonesia karena belum memnuhi kriteria profesional.
Itu sangat berbeda dengan musim-musim sebelumnya. Arema FC yang musim lalu berlaga di AFC Cup juga relatif mulus dalam verifikasi. Sebelumnya, Persipura Jayapura, juga berhasil menembus perempatfinal tanpa ada kendala. Ini disebabkan AFC sudah mulai memberlakukan aturan ketat terhadap sepakbola Indonesia.
Tenggat yang diberikan AFC kepada klub-klub Indonesia agar menjadi klub profesional telah habis. Kesempatan yang diberikan sejak 2008 tersebut tidak bisa dimanfaatkan dan bahkan sepakbola Indonesia semakin terpuruk dengan adanya dualisme PSSI sekaligus kompetisi.
(wbs)