Penerus bustomi yang rendah hati
A
A
A
Sindonews.com - Dalam sejarahnya, Arema FC selalu memiliki pemain tengah bermutu tinggi. Arema pernah memiliki I Putu Gede yang pernah menjadi tulang punggung tim nasional (timnas) Indonesia. Beberapa musim silam, Singo Edan juga memiliki Ahmad Bustomi.
Setelah ditinggal Bustomi yang menyeberang ke Mitra Kukar semusim lalu, Aremania tak menunggu lama untuk menyaksikan 'jenderal' baru. Dia adalah Egi Melgiansyah, pemain berusia 22 tahun yang sebelumnya menjadi kekuatan utama Pelita Jaya.
Egi pantas menjadi tumpuan harapan Aremania karena bakatnya cukup menonjol di antara pemain tengah lain di Indonesia. Bahkan sebelum sepakbola Indonesia terpecah belah, dia sempat memikat publik bola tanah air berkat penampilan gemilangnya di Sea Games 2011 silam.
Walau kala itu tak membawa Indonesia juara, tapi adik kandung mantan gelandang timnas dan Persita Tangerang Maman ini sangat menjanjikan. Di usianya yang tergolong muda, dia sudah diberi kepercayaan sebagai kapten tim Arema FC. Kepercayaan yang tentu mewakili kualitas dan karakternya.
Bersatunya tim Arema ISL dan Pelita Jaya membuat Egi tertantang untuk lebih menggelora di ISL musim depan. "Saya bangga bisa memperkuat tim sebesar Arema dengan dukungan luar biasa dari Aremania. Saya ingin mendapatkan gelar di sini," tutur pemilik tinggi badan 168 ini.
Disebut-sebut sebagai penerus Ahmad Bustomi, pemain yang pernah memperkuat timnas mulai level U-15 hingga U-23 tersebut justru merendah. Dia menganggap Bustomi adalah salah satu pemain tengah terbaik di Indonesia dan merasa masih harus bekerja keras untuk menyamainya.
"Bustomi telah memberikan gelar untuk Arema, sedangkan saya belum apa-apa. Jadi saya menganggap dia masih jauh lebih baik. Saya berharap bisa seperti dia, yakni menjadi pemain bagus dan bisa mendatangkan prestasi untuk klubnya," tutur pemain yang memulai kiprah sepakbolanya di SSB Pelita Bakrie.
Karir Egi Melgiansyah sendiri sebenarnya ikut tersendat oleh situasi persepakbolaan nasional yang semakin tidak menentu. Jika situasinya normal, dia idealnya sudah mencatat peningkatan dengan menembus timnas senior. Kualitasnya dianggap sangat layak untuk naik level.
Sayang terpecahnya timnas sekaligus organisasi sepakbola membuat Egi harus menerima kenyataan. Jangankan naik level, nasibnya di timnas U-23 pun menjadi tidak menentu. "Kalau soal itu saya tidak mau berkomentar. Saya hanya berharap ke depannya sepakbola Indonesia semakin bagus dan maju," ucapnya.
Pemain kelahiran 1990 ini diprediksi bakal menjadi kekuatan utama Arema ISL musim depan. Sejauh ini memang pelatih Rahmad Darmawan cenderung masih mengacak komposisi tim dalam beberapa kali ujicoba. Tapi statusnya sebagai kapten tim sudah memberi garansi di mana dia bakal berada.
Rahmad 'RD' Darmawan sendiri percaya Egi masih akan terus berkembang dan menjadi pemain tengah masa depan Indonesia. "Dia pekerja keras, pintar dan bagus dalam team work. Dengan usianya yang masih muda, Egi berpotensi menjadi pemain level atas jika terus bekerja keras dan konsentrasi meningkatkan kualitasnya," demikian komentar RD.
Di lini tengah Arema ISL, Egi bakal berjibaku dengan pemain muda lain seperti Joko Sasongko atau Hendro Siswanto. Secara kualitas dia relatif tak memiliki pesaing di lapangan tengah Singo Edan, sehingga bakal menjadikannya penguasa di sektor ini.
Setelah ditinggal Bustomi yang menyeberang ke Mitra Kukar semusim lalu, Aremania tak menunggu lama untuk menyaksikan 'jenderal' baru. Dia adalah Egi Melgiansyah, pemain berusia 22 tahun yang sebelumnya menjadi kekuatan utama Pelita Jaya.
Egi pantas menjadi tumpuan harapan Aremania karena bakatnya cukup menonjol di antara pemain tengah lain di Indonesia. Bahkan sebelum sepakbola Indonesia terpecah belah, dia sempat memikat publik bola tanah air berkat penampilan gemilangnya di Sea Games 2011 silam.
Walau kala itu tak membawa Indonesia juara, tapi adik kandung mantan gelandang timnas dan Persita Tangerang Maman ini sangat menjanjikan. Di usianya yang tergolong muda, dia sudah diberi kepercayaan sebagai kapten tim Arema FC. Kepercayaan yang tentu mewakili kualitas dan karakternya.
Bersatunya tim Arema ISL dan Pelita Jaya membuat Egi tertantang untuk lebih menggelora di ISL musim depan. "Saya bangga bisa memperkuat tim sebesar Arema dengan dukungan luar biasa dari Aremania. Saya ingin mendapatkan gelar di sini," tutur pemilik tinggi badan 168 ini.
Disebut-sebut sebagai penerus Ahmad Bustomi, pemain yang pernah memperkuat timnas mulai level U-15 hingga U-23 tersebut justru merendah. Dia menganggap Bustomi adalah salah satu pemain tengah terbaik di Indonesia dan merasa masih harus bekerja keras untuk menyamainya.
"Bustomi telah memberikan gelar untuk Arema, sedangkan saya belum apa-apa. Jadi saya menganggap dia masih jauh lebih baik. Saya berharap bisa seperti dia, yakni menjadi pemain bagus dan bisa mendatangkan prestasi untuk klubnya," tutur pemain yang memulai kiprah sepakbolanya di SSB Pelita Bakrie.
Karir Egi Melgiansyah sendiri sebenarnya ikut tersendat oleh situasi persepakbolaan nasional yang semakin tidak menentu. Jika situasinya normal, dia idealnya sudah mencatat peningkatan dengan menembus timnas senior. Kualitasnya dianggap sangat layak untuk naik level.
Sayang terpecahnya timnas sekaligus organisasi sepakbola membuat Egi harus menerima kenyataan. Jangankan naik level, nasibnya di timnas U-23 pun menjadi tidak menentu. "Kalau soal itu saya tidak mau berkomentar. Saya hanya berharap ke depannya sepakbola Indonesia semakin bagus dan maju," ucapnya.
Pemain kelahiran 1990 ini diprediksi bakal menjadi kekuatan utama Arema ISL musim depan. Sejauh ini memang pelatih Rahmad Darmawan cenderung masih mengacak komposisi tim dalam beberapa kali ujicoba. Tapi statusnya sebagai kapten tim sudah memberi garansi di mana dia bakal berada.
Rahmad 'RD' Darmawan sendiri percaya Egi masih akan terus berkembang dan menjadi pemain tengah masa depan Indonesia. "Dia pekerja keras, pintar dan bagus dalam team work. Dengan usianya yang masih muda, Egi berpotensi menjadi pemain level atas jika terus bekerja keras dan konsentrasi meningkatkan kualitasnya," demikian komentar RD.
Di lini tengah Arema ISL, Egi bakal berjibaku dengan pemain muda lain seperti Joko Sasongko atau Hendro Siswanto. Secara kualitas dia relatif tak memiliki pesaing di lapangan tengah Singo Edan, sehingga bakal menjadikannya penguasa di sektor ini.
(wbs)