Mengukur kualitas atlet, Forki gelar psikotes
Selasa, 18 Desember 2012 - 05:26 WIB

Mengukur kualitas atlet, Forki gelar psikotes
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 22 karateka dan 4 pelatih Pelatnas SEA Games 2013 menjalani tes psikologis (psikotes) di Gedung Serbaguna KONI, Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (17/12) kemarein. Tes langsung dilakukan tim Pusat Psikologi TNI Angkatan Darat.
Menurut Ketua Umum PB Forki Hendardji Soepandji, program itu dibuat untuk melihat seberapa besar kualitas dan motivasi atlet dan pelatih menghadapi ketatnya persaingan di karate. Apalagi, Indonesia juga memiliki misi besar untuk mempertahankan supremasi sebagai juara umum pada SEA Games 2013 Myanmar.
"Untuk atlet, program ini dilakukan guna mengetahui tingkat kesiapan mental mereka selama mengikuti pelatnas jangka panjang serta menghadapi SEA Games 2013 dan berbagai kejuaraan internasional. Sedangkan untuk pelatih, guna mengetahui kesiapan mereka mentransformasikan teknik, taktik, dan strategi pertandingan," ujar Hendardji.
Kabid Binpres PB Forki Djafar E Djantang menambahkan, dengan menjalani tes psikologis seperti itu juga akan diketahui potensi-potensi yang dimiliki para atlet dan pelatih. Jadi, kegiatan ini memang sangat positif untuk perbaikan para atlet dan pelatih menghadapi SEAG 2013 Myanmar.
"Dari hasil tes akan diketahui kesiapan mental, gaya kepemimpinan, kebersamaan dalam tim, serta seberapa besar daya juang dan motivasi mereka menghadapi event,"ujar Djafar.
Djafar tak keliru. Dengan psikotes, kualitas para atlet dan pelatih tentu akan lebih terlihat. Positifnya, dari situ tim akan bisa melakukan pembenahan secara menyeluruh dari kekurangan-kekurangan yang dimiliki anggota pelatnas.
Bahkan, dari hasil tes itu pula bisa dilihat kualitas kecerdasan para karateka dan pelatih menghadapi situasi yang penuh tekanan saat mereka di lapangan. Dengan tes itu juga akan diketahui kemampuan mereka membuat keputusan penting.
"Tes ini sebagai evaluasi hasil di Kejuaraan Dunia Karate (WKF) di Prancis. Kami butuh pembenahan menyeluruh dalam tim.Karena itu,kami gelar tes psikologis,"ujar Djafar.
Menurut Ketua Umum PB Forki Hendardji Soepandji, program itu dibuat untuk melihat seberapa besar kualitas dan motivasi atlet dan pelatih menghadapi ketatnya persaingan di karate. Apalagi, Indonesia juga memiliki misi besar untuk mempertahankan supremasi sebagai juara umum pada SEA Games 2013 Myanmar.
"Untuk atlet, program ini dilakukan guna mengetahui tingkat kesiapan mental mereka selama mengikuti pelatnas jangka panjang serta menghadapi SEA Games 2013 dan berbagai kejuaraan internasional. Sedangkan untuk pelatih, guna mengetahui kesiapan mereka mentransformasikan teknik, taktik, dan strategi pertandingan," ujar Hendardji.
Kabid Binpres PB Forki Djafar E Djantang menambahkan, dengan menjalani tes psikologis seperti itu juga akan diketahui potensi-potensi yang dimiliki para atlet dan pelatih. Jadi, kegiatan ini memang sangat positif untuk perbaikan para atlet dan pelatih menghadapi SEAG 2013 Myanmar.
"Dari hasil tes akan diketahui kesiapan mental, gaya kepemimpinan, kebersamaan dalam tim, serta seberapa besar daya juang dan motivasi mereka menghadapi event,"ujar Djafar.
Djafar tak keliru. Dengan psikotes, kualitas para atlet dan pelatih tentu akan lebih terlihat. Positifnya, dari situ tim akan bisa melakukan pembenahan secara menyeluruh dari kekurangan-kekurangan yang dimiliki anggota pelatnas.
Bahkan, dari hasil tes itu pula bisa dilihat kualitas kecerdasan para karateka dan pelatih menghadapi situasi yang penuh tekanan saat mereka di lapangan. Dengan tes itu juga akan diketahui kemampuan mereka membuat keputusan penting.
"Tes ini sebagai evaluasi hasil di Kejuaraan Dunia Karate (WKF) di Prancis. Kami butuh pembenahan menyeluruh dalam tim.Karena itu,kami gelar tes psikologis,"ujar Djafar.
(wir)