Tiga klub sekota yang 'bersaudara'
A
A
A
Sindonews.com - Klub sekota biasanya diwarnai dengan rivalitas panas, baik di dalam maupun di luar stadion. Rivalitas yang kebanyakan juga berpengaruh terhadap kebijakan klub sekaligus sikap supporter dalam kebijakan transfer pemain transfer pemain.
Di Eropa, ada contoh gampang Carlos Teves yang terus menjadi cemoohan fans Manchester United kala memutuskan berkostum Manchester City. Biasa klub sekota berupaya keras menghindari transfer pemain, kecuali jika itu inisiatif pemain sendiri. Tapi itu tak terjadi di kota Malang.
Kota dingin ini memiliki tiga klub yang sama-sama bermain di level atas, yakni Arema IPL dan Persema Malang (bermain di Indonesian Premier League), serta Arema ISL (bertarung di Indonesia Super League). Rivalitas secara langsung kini dialami Arema IPL dan Persema yang berada di satu kompetisi.
Sementara Arema ISL belum bentrok langsung dengan saudara sekotanya. Tapi jika merunut sejarah, derby antara Arema (sebelum terpecah) dengan Persema Malang tergolong sengit. Namun itu hanya terasa di dalam stadion, sementara di luar tidak ada rivalitas berlebihan.
Arus transfer pemain menunjukkan tidak ada rivalitas yang 'mendarah daging'. Para pemain dari ketiga klub tersebut bebas meloncat dari satu tim ke tim lain sekotanya tanpa ada ancaman atau tekanan dari supporter. Perpindahan pemain di kota Malang juga terjadi hingga sekarang.
Aremania yang mendukung Arema ISL beberapa waktu lalu menyambut hangat Reza Mustofa yang direkrut dari Persema Malang. Sebelum Reza sudah ada Munhar, Seme Patrick, Ahmad Bustomi, maupun Arif Suyono. Sebaliknya, arus dari Arema ke Persema juga lancar seperti Suroso, Tommy Pranata, dan beberapa pemain lain.
Antara Arema ISL dan Arema IPL yang notabene klub yang terbelah pun tidak ada batasan transfer. Pemain Arema ISL seperti Muhammad Ridhuan, Roman Chmelo, TA Musafri, Irfan Raditya, Ahmad Amiruddin, serta sejumlah wajah, musim lalu memilih Arema IPL. Ada juga yang dari IPL kembali ke ISL, semisal Dendi Santoso, Sunarto, Kurnia Meiga.
Sekarang, sejumlah pemain yang mengikuti seleksi di Arema IPL merupakan mantan pemain Arema ISL, catat saja Ferry Aman Saragih, Waluyo, Juan Revi, Noh Alam Syah. Antara Arema IPL dan Persema juga saling tukar pemain. Leonard Tupamahu musim kemarin sempat menyeberang ke Persema di pertengahan kompetisi. Menghadapi kompetisi 2012-2013, dia kembali lagi ke Arema IPL.
"Saya melihat rivalitas antar klub di Malang sebatas di stadion, karena memang tidak ada supporter yang berseteru. Aremania sangat mendominasi di Malang dan mereka juga tidak terlibat masalah dengan pendukung Persema. Karena itulah transfer pemain juga wajar-wajar saja," tutur Ovan Tobing, salah satu tokoh yang ikut mendirikan Arema Malang pada 1987.
Dikatakan pula, pemain yang memperkuat klub di Malang rata-rata memiliki kedekatan dengan supporter. Sehingga setelah berpindah ke klub lain pun, walau klub sekota, hubungan mereka tetap terjalin dengan baik. Menurutnya perpindahan pemain antara Persema dan Arema sudah berlangsung sejak dulu.
"Kalau di dalam stadion dulunya memang suasananya panas kalau ada derby. Tapi supporter berangsung dewasa dan tidak berbuat hal-hal yang provokatif. Karena pada intinya kami semua orang Malang. Kalau pun ada rivalitas, biarlah itu sebatas di lingkup stadion," tambah pria berambut gondrong ini.
Di dunia nyata, para pemain Arema IPL, Arema ISL, maupun Persema, sangat akrab dengan supporter. Selain sering bertemu secara langsung, pemain dan supporter juga bebas berinteraksi di dunia maya. Di Arema ISL, pemain seperti Sunarto dan Munhar mudah disapa Aremania di twitter.
Di Arema IPL ada Aji Saka dan Irfan Raditya yang juga akrab dengan pendukungnya. Sementara di Persema yang paling gencar menyapa penggemar adalah Kim Kurniawan. Jadilah, ketika mereka berpindah klub, tidak ada supporter yang membenci mereka.
Di Eropa, ada contoh gampang Carlos Teves yang terus menjadi cemoohan fans Manchester United kala memutuskan berkostum Manchester City. Biasa klub sekota berupaya keras menghindari transfer pemain, kecuali jika itu inisiatif pemain sendiri. Tapi itu tak terjadi di kota Malang.
Kota dingin ini memiliki tiga klub yang sama-sama bermain di level atas, yakni Arema IPL dan Persema Malang (bermain di Indonesian Premier League), serta Arema ISL (bertarung di Indonesia Super League). Rivalitas secara langsung kini dialami Arema IPL dan Persema yang berada di satu kompetisi.
Sementara Arema ISL belum bentrok langsung dengan saudara sekotanya. Tapi jika merunut sejarah, derby antara Arema (sebelum terpecah) dengan Persema Malang tergolong sengit. Namun itu hanya terasa di dalam stadion, sementara di luar tidak ada rivalitas berlebihan.
Arus transfer pemain menunjukkan tidak ada rivalitas yang 'mendarah daging'. Para pemain dari ketiga klub tersebut bebas meloncat dari satu tim ke tim lain sekotanya tanpa ada ancaman atau tekanan dari supporter. Perpindahan pemain di kota Malang juga terjadi hingga sekarang.
Aremania yang mendukung Arema ISL beberapa waktu lalu menyambut hangat Reza Mustofa yang direkrut dari Persema Malang. Sebelum Reza sudah ada Munhar, Seme Patrick, Ahmad Bustomi, maupun Arif Suyono. Sebaliknya, arus dari Arema ke Persema juga lancar seperti Suroso, Tommy Pranata, dan beberapa pemain lain.
Antara Arema ISL dan Arema IPL yang notabene klub yang terbelah pun tidak ada batasan transfer. Pemain Arema ISL seperti Muhammad Ridhuan, Roman Chmelo, TA Musafri, Irfan Raditya, Ahmad Amiruddin, serta sejumlah wajah, musim lalu memilih Arema IPL. Ada juga yang dari IPL kembali ke ISL, semisal Dendi Santoso, Sunarto, Kurnia Meiga.
Sekarang, sejumlah pemain yang mengikuti seleksi di Arema IPL merupakan mantan pemain Arema ISL, catat saja Ferry Aman Saragih, Waluyo, Juan Revi, Noh Alam Syah. Antara Arema IPL dan Persema juga saling tukar pemain. Leonard Tupamahu musim kemarin sempat menyeberang ke Persema di pertengahan kompetisi. Menghadapi kompetisi 2012-2013, dia kembali lagi ke Arema IPL.
"Saya melihat rivalitas antar klub di Malang sebatas di stadion, karena memang tidak ada supporter yang berseteru. Aremania sangat mendominasi di Malang dan mereka juga tidak terlibat masalah dengan pendukung Persema. Karena itulah transfer pemain juga wajar-wajar saja," tutur Ovan Tobing, salah satu tokoh yang ikut mendirikan Arema Malang pada 1987.
Dikatakan pula, pemain yang memperkuat klub di Malang rata-rata memiliki kedekatan dengan supporter. Sehingga setelah berpindah ke klub lain pun, walau klub sekota, hubungan mereka tetap terjalin dengan baik. Menurutnya perpindahan pemain antara Persema dan Arema sudah berlangsung sejak dulu.
"Kalau di dalam stadion dulunya memang suasananya panas kalau ada derby. Tapi supporter berangsung dewasa dan tidak berbuat hal-hal yang provokatif. Karena pada intinya kami semua orang Malang. Kalau pun ada rivalitas, biarlah itu sebatas di lingkup stadion," tambah pria berambut gondrong ini.
Di dunia nyata, para pemain Arema IPL, Arema ISL, maupun Persema, sangat akrab dengan supporter. Selain sering bertemu secara langsung, pemain dan supporter juga bebas berinteraksi di dunia maya. Di Arema ISL, pemain seperti Sunarto dan Munhar mudah disapa Aremania di twitter.
Di Arema IPL ada Aji Saka dan Irfan Raditya yang juga akrab dengan pendukungnya. Sementara di Persema yang paling gencar menyapa penggemar adalah Kim Kurniawan. Jadilah, ketika mereka berpindah klub, tidak ada supporter yang membenci mereka.
(wbs)