RD siap dengan syarat
A
A
A
Sindonews.com — Pelatih Arema FC versi Indonesia Super League (ISL) Rahmad Darmawan menyatakan siap menjadi pelatih Tim Nasional (Timnas) U-23 untuk SEA Games Myanmar 2013. Tapi dengan syarat, persoalan konflik di sepakbola Indonesia harus diselesaikan terlebih dahulu.
RD sendiri menanggapi gembira tugas yang diberikan kepadanya dan sekaligus menjadi kesempatan kedua melatih Timnas U-23 setelah 2011 silam. Terlepas dari itu, dia menilai timnas tidak akan efektif jika masih ada dua induk sepakbola Indonesia alias KPSI dan PSSI.
“Saya sangat siap melakukan tugas sebagai pelatih timnas, jika persoalan tersebut sudah selesai. Timnas tidak akan efektif jika masih ada dua organisasi, karena pemain-pemain terbaik ada di dua organisasi tersebut. Untuk sekarang lebih baik Task Force menyelesaikan dulu konflik di organisasi,” kata Rahmad Darmawan.
RD sekaligus yakin siapa pun yang diberi tugas sebagai pelatih Garuda Muda tidak akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena itulah RD pilih menunggu kinerja Task Force dalam menyelesaikan konflik sepakbola di Indonesia sebelum menerima penunjukan sebagai pelatih Timnas U-23.
Pernyataan RD itu memang cukup beralasan. Pengalaman selama ini, pelatih timnas selalu berurusan dengan polemik pemain dari kedua organisasi. Semisal pemain dari KPSI yang sempat dilarang ikut timnas PSSI yang membuat pelatih kekurangan sumber daya.
Itu baru saja dialami Pelatih Timnas Senior Nil Maizar yang hanya bisa mengandalkan sebagian besar pemain yang berjibaku di kompetisi Indonesian Premier League (IPL). Hanya Bambang Pamungkas yang mewakili pemain dari kompetisi Indonesia Super League (ISL), itu pun dengan kemauan sendiri.
Kondisi yang dialami Nil bisa terjadi pada pelatih-pelatih lain jika persoalan dualisme organisasi dan kompetisi masih terus berlanjut. Sedangkan pelatih juga memiliki tangungjawab serta pertaruhan besar dalam membawa nama bangsa di event internasional.
RD sendiri ditunjuk sebagai Pelatih Timnas U-23 oleh Ketua KONI Tono Suratman sebagai proyeksi SEA Games 2013 di Myanmar. Tugas ini sama persis dengan 2011 lalu ketika pelatih yang kini menangani Arema ISL tersebut sukses memberikan medali perak untuk Indonesia di ajang yang sama.
Penunjukan pelatih asal Lampung ini sebagai pelatih Timnas U-23 juga sempat membuat Arema ISL ketar-ketir. Bagaimana tidak, jika RD positif menerima tawaran timnas, maka klub berlogo kepala singa bakal kembali mencari sosok pelatih anyar. Padahal RD juga belum lama bergabung ke Stadion Kanjuruhan.
Mantan pelatih Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC tersebut baru menjalankan tugasnya di Malang beberapa bulan terakhir. Tepatnya setelah terjadi akuisisi Arema ISL oleh Pelita Cronous. Walau sempat muncul keraguan terkait kinerja RD yang tak kunjung cemerlang di pra musim, namun sebagian Aremania masih menginginkan pelatih ini di Malang
RD sendiri menanggapi gembira tugas yang diberikan kepadanya dan sekaligus menjadi kesempatan kedua melatih Timnas U-23 setelah 2011 silam. Terlepas dari itu, dia menilai timnas tidak akan efektif jika masih ada dua induk sepakbola Indonesia alias KPSI dan PSSI.
“Saya sangat siap melakukan tugas sebagai pelatih timnas, jika persoalan tersebut sudah selesai. Timnas tidak akan efektif jika masih ada dua organisasi, karena pemain-pemain terbaik ada di dua organisasi tersebut. Untuk sekarang lebih baik Task Force menyelesaikan dulu konflik di organisasi,” kata Rahmad Darmawan.
RD sekaligus yakin siapa pun yang diberi tugas sebagai pelatih Garuda Muda tidak akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena itulah RD pilih menunggu kinerja Task Force dalam menyelesaikan konflik sepakbola di Indonesia sebelum menerima penunjukan sebagai pelatih Timnas U-23.
Pernyataan RD itu memang cukup beralasan. Pengalaman selama ini, pelatih timnas selalu berurusan dengan polemik pemain dari kedua organisasi. Semisal pemain dari KPSI yang sempat dilarang ikut timnas PSSI yang membuat pelatih kekurangan sumber daya.
Itu baru saja dialami Pelatih Timnas Senior Nil Maizar yang hanya bisa mengandalkan sebagian besar pemain yang berjibaku di kompetisi Indonesian Premier League (IPL). Hanya Bambang Pamungkas yang mewakili pemain dari kompetisi Indonesia Super League (ISL), itu pun dengan kemauan sendiri.
Kondisi yang dialami Nil bisa terjadi pada pelatih-pelatih lain jika persoalan dualisme organisasi dan kompetisi masih terus berlanjut. Sedangkan pelatih juga memiliki tangungjawab serta pertaruhan besar dalam membawa nama bangsa di event internasional.
RD sendiri ditunjuk sebagai Pelatih Timnas U-23 oleh Ketua KONI Tono Suratman sebagai proyeksi SEA Games 2013 di Myanmar. Tugas ini sama persis dengan 2011 lalu ketika pelatih yang kini menangani Arema ISL tersebut sukses memberikan medali perak untuk Indonesia di ajang yang sama.
Penunjukan pelatih asal Lampung ini sebagai pelatih Timnas U-23 juga sempat membuat Arema ISL ketar-ketir. Bagaimana tidak, jika RD positif menerima tawaran timnas, maka klub berlogo kepala singa bakal kembali mencari sosok pelatih anyar. Padahal RD juga belum lama bergabung ke Stadion Kanjuruhan.
Mantan pelatih Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC tersebut baru menjalankan tugasnya di Malang beberapa bulan terakhir. Tepatnya setelah terjadi akuisisi Arema ISL oleh Pelita Cronous. Walau sempat muncul keraguan terkait kinerja RD yang tak kunjung cemerlang di pra musim, namun sebagian Aremania masih menginginkan pelatih ini di Malang
(wbs)