Dejan diganggu saham
A
A
A
Sindonews.com —Impian pelatih Arema FC versi Indonesian Premier League (IPL) Dejan Antonic timnya terbebas dari konflik internal, mungkin bakal sedikit terusik. Baru beberapa pekan mempersiapkan tim, Arema IPL sudah diganggu sengketa saham di jajaran manajemen.
Ya, kabar yang diperoleh HATTRICK, kini ada dua manajemen yang sama-sama bernafsu mengelola Arema. Bahkan ada dua Arema IPL yang telah didaftarkan ke PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Ini jelas pertanda kurang bagus bagi Arema IPL yang musim lalu dihancurkan sengketa internal.
Pengelolaan tersebut bermuara pada penguasaan saham yang ternyata sebanyak 80% masih dimiliki Direktur Utama Arema IPL Winarso. Saham tersebut sebenarnya milik PT Ancora yang diatasnamakan Winarso. Tapi dalam semusim terakhir, Ancora menunjuk Fanda Soesilo sebagai CEO Arema IPL.
Pada akhir musim lalu, Fanda Soesilo menyerahkan jabatan CEO kepada Nur Salam Tabussala. Ternyata pada pekan ini Nur Salam berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam upaya pengalihan saham. Inilah yang diperkirakan bakal memicu sengketa lagi.
“Kalau tidak ada yang mau mengalah, bisa jadi manajemen kembali mengalami dualisme. Sama persis seperti musim lalu, ada dua manajemen yang mengklaim paling berhak mengelola Arema IPL. Tapi memang sampai sekarang 80% saham masih atas nama Winarso,” cetus sumber di internal Arema IPL.
Informasi yang beredar, saham yang diatasnamakan Winarso itulah yang bakal diambilalih manajemen di bawah pimpinan Nur Salam Rabussala. Situasi ini menjadikan eksistensi tim asuhan Dejan Antonic diliputi kegelisahan, karena terbayang sengketa musim lalu.
Pada awal IPL 2011-2012, tim Arema terpecah menjadi dua. Sebagian pemain mengikuti manajemen Muhammad Nur di bawah arahan pelatih Milomir Seslija. Sebagian lagi memilih bergabung ke manajemen Fanda Soesilo di bawah asuhan pelatih Abdulrahman Gurning yang kemudian digantikan Dejan Antonic.
Uniknya, di tim Dejan sekarang ini ada pemain-pemain yang terpecah musim lalu. Noh Alam Shah, Leonard Tupamahu dan Usep Munandar adalah pemain yang dulunya berdiri di manajemen Muhammad Nur. Sedangkan sejumlah pemain lama masih tetap bertahan di tim Dejan Antonic.
Disinggung persoalan ini, Dejan enggan berkomentar. “Maaf, saya tidak berkomentar soal itu. Saya konsentrasi melatih tim,” ujarnya singkat. Sebelumnya pelatih asal Serbia ini berharap Arema IPL tidak mempunyai persoalan lagi dan lebih solid menatap kompetisi 2012-2013.
Dia telah membuktikan mampu membangun tim Singo Edan yang tercerai berai musim lalu menjadi tim yang kompetitif di akhir musim. Melihat tanda-tanda yang kurang sedap di manajemen Arema, Dejan layak was-was karena pekerjaannya di Stadion Gajayana bisa terganggu.
Sementara itu, General Manager Arema IPL Abriadi Muhara membenarkan di Arema sendiri bakal ada RUPS yang rencananya digelar 27 Desember 2012. Tapi dia menampik bahwa ada dualisme di tim Arema, termasuk kabar bahwa Arema IPL yang dipimpin Winarso membentuk tim sendiri di Bali.
“Tidak ada kok yang membentuk tim di Bali. Arema IPL ya tetap satu dan dilatih Dejan Antonic. Kalau rencana TC (training centre) di Bali memang ada dan diperkirakan Januari nanti,” ungkap Abriadi.
Ya, kabar yang diperoleh HATTRICK, kini ada dua manajemen yang sama-sama bernafsu mengelola Arema. Bahkan ada dua Arema IPL yang telah didaftarkan ke PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Ini jelas pertanda kurang bagus bagi Arema IPL yang musim lalu dihancurkan sengketa internal.
Pengelolaan tersebut bermuara pada penguasaan saham yang ternyata sebanyak 80% masih dimiliki Direktur Utama Arema IPL Winarso. Saham tersebut sebenarnya milik PT Ancora yang diatasnamakan Winarso. Tapi dalam semusim terakhir, Ancora menunjuk Fanda Soesilo sebagai CEO Arema IPL.
Pada akhir musim lalu, Fanda Soesilo menyerahkan jabatan CEO kepada Nur Salam Tabussala. Ternyata pada pekan ini Nur Salam berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam upaya pengalihan saham. Inilah yang diperkirakan bakal memicu sengketa lagi.
“Kalau tidak ada yang mau mengalah, bisa jadi manajemen kembali mengalami dualisme. Sama persis seperti musim lalu, ada dua manajemen yang mengklaim paling berhak mengelola Arema IPL. Tapi memang sampai sekarang 80% saham masih atas nama Winarso,” cetus sumber di internal Arema IPL.
Informasi yang beredar, saham yang diatasnamakan Winarso itulah yang bakal diambilalih manajemen di bawah pimpinan Nur Salam Rabussala. Situasi ini menjadikan eksistensi tim asuhan Dejan Antonic diliputi kegelisahan, karena terbayang sengketa musim lalu.
Pada awal IPL 2011-2012, tim Arema terpecah menjadi dua. Sebagian pemain mengikuti manajemen Muhammad Nur di bawah arahan pelatih Milomir Seslija. Sebagian lagi memilih bergabung ke manajemen Fanda Soesilo di bawah asuhan pelatih Abdulrahman Gurning yang kemudian digantikan Dejan Antonic.
Uniknya, di tim Dejan sekarang ini ada pemain-pemain yang terpecah musim lalu. Noh Alam Shah, Leonard Tupamahu dan Usep Munandar adalah pemain yang dulunya berdiri di manajemen Muhammad Nur. Sedangkan sejumlah pemain lama masih tetap bertahan di tim Dejan Antonic.
Disinggung persoalan ini, Dejan enggan berkomentar. “Maaf, saya tidak berkomentar soal itu. Saya konsentrasi melatih tim,” ujarnya singkat. Sebelumnya pelatih asal Serbia ini berharap Arema IPL tidak mempunyai persoalan lagi dan lebih solid menatap kompetisi 2012-2013.
Dia telah membuktikan mampu membangun tim Singo Edan yang tercerai berai musim lalu menjadi tim yang kompetitif di akhir musim. Melihat tanda-tanda yang kurang sedap di manajemen Arema, Dejan layak was-was karena pekerjaannya di Stadion Gajayana bisa terganggu.
Sementara itu, General Manager Arema IPL Abriadi Muhara membenarkan di Arema sendiri bakal ada RUPS yang rencananya digelar 27 Desember 2012. Tapi dia menampik bahwa ada dualisme di tim Arema, termasuk kabar bahwa Arema IPL yang dipimpin Winarso membentuk tim sendiri di Bali.
“Tidak ada kok yang membentuk tim di Bali. Arema IPL ya tetap satu dan dilatih Dejan Antonic. Kalau rencana TC (training centre) di Bali memang ada dan diperkirakan Januari nanti,” ungkap Abriadi.
(wbs)