Velodrome tak dilombakan di Porprov
A
A
A
Sindonews.com - Salah satu nomor dalam cabang olahraga (cabor) balap sepeda, velodrome, resmi tidak dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jateng 2013. Kebijakan ini bukan dalam rangka tuan rumah Banyumas 'menjegal' dua rival berat, Kota Semarang dan Kota Solo dalam perburuan pundi-pundi medali di ajang pesta olahraga terakbar empat tahunan di Jateng.
Ketua Harian KONI Banyumas Sukardi mengakui, tidak semua nomor di cabor balap sepeda dipertandingkan di Porprov Jateng 2013. "Yang dipertandingkan yakni nomor criterium, down hill, road race masing-masing putra dan putri. Sedangkan yang tidak dipertandingkan adalah nomor velodrome," kata dia, Rabu (9/10).
Sukardi menampik tidak dipertandingkan nomor velodrome ini bagian dari strategi kontingen tuan rumah untuk menghambat perolehan medali Kota Semarang atau Solo. Namun, vellodrome tidak dilombakan karena nomor tersebut tergolong mahal yang membuat tuan rumah tidak sanggup membangunnya. "Jadi karena Banyumas tidak punya (sirkuit khusus nomor velodrome)," tegasnya.
Berdasarkan peta kekuatan cabor balap sepeda di Jateng, sejumlah daerah memiliki kekuatan yang merata seperti Banyumas, Kota Semarang dan Kota Solo. Hanya saja untuk nomor vellodorome ini kekuatannya seperti masih terkonsentrasi di Kota Semarang dan Kota Solo. Di dua daerah ini seolah menjadi lumbung pembalap andal di nomor ini karena kerap mengisi kontingen Jateng di sejumlah kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.
Banyumas mengaku tidak sanggup untuk pengadaan sirkuit nomor elit tersebut. Apalagi, berstatus tuan rumah jelas membutuhkan anggaran yang besar. Bahkan untuk memperbaiki dua venue masing-masing untuk cabor renang dan atletik saja sudah merogoh merogeh kocek uang rakyat yang tidak sedikit.
Belum lagi anggaran untuk training center bagi atlet kontingen tuan rumah yang akhirnya tidak cair karena keterbatasan anggaran dari kabupaten yang beribukota Purwokerto tersebut.
Sukardi mengakui, selain nomor vellodrom masih ada cabor lain yang tidak dipertandingkan, yakni cabor woodball. Alasan tidak dipertandingkannya cabor ini sama, tuan rumah urung memiliki venue yang layaknya digunakan. Untuk membangunnya juga membutuhkan dana besar, sementara anggaran pemkab setempat terbatas.
Informasi yang dihimpun Hattrick, tuan rumah mengalokasikan anggaran yang tidak sedikit. Untuk persiapan seperti perbaikan dan pembangunan venue sudah digelontorkan Rp14,8 miliar. Sedangkan untuk keperluan persiapan kontingen sudah dikucurkan Rp17 miliar, termasuk untuk bonus atlet berprestasi sebesar Rp6 miliar.
Ketua Harian KONI Banyumas Sukardi mengakui, tidak semua nomor di cabor balap sepeda dipertandingkan di Porprov Jateng 2013. "Yang dipertandingkan yakni nomor criterium, down hill, road race masing-masing putra dan putri. Sedangkan yang tidak dipertandingkan adalah nomor velodrome," kata dia, Rabu (9/10).
Sukardi menampik tidak dipertandingkan nomor velodrome ini bagian dari strategi kontingen tuan rumah untuk menghambat perolehan medali Kota Semarang atau Solo. Namun, vellodrome tidak dilombakan karena nomor tersebut tergolong mahal yang membuat tuan rumah tidak sanggup membangunnya. "Jadi karena Banyumas tidak punya (sirkuit khusus nomor velodrome)," tegasnya.
Berdasarkan peta kekuatan cabor balap sepeda di Jateng, sejumlah daerah memiliki kekuatan yang merata seperti Banyumas, Kota Semarang dan Kota Solo. Hanya saja untuk nomor vellodorome ini kekuatannya seperti masih terkonsentrasi di Kota Semarang dan Kota Solo. Di dua daerah ini seolah menjadi lumbung pembalap andal di nomor ini karena kerap mengisi kontingen Jateng di sejumlah kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.
Banyumas mengaku tidak sanggup untuk pengadaan sirkuit nomor elit tersebut. Apalagi, berstatus tuan rumah jelas membutuhkan anggaran yang besar. Bahkan untuk memperbaiki dua venue masing-masing untuk cabor renang dan atletik saja sudah merogoh merogeh kocek uang rakyat yang tidak sedikit.
Belum lagi anggaran untuk training center bagi atlet kontingen tuan rumah yang akhirnya tidak cair karena keterbatasan anggaran dari kabupaten yang beribukota Purwokerto tersebut.
Sukardi mengakui, selain nomor vellodrom masih ada cabor lain yang tidak dipertandingkan, yakni cabor woodball. Alasan tidak dipertandingkannya cabor ini sama, tuan rumah urung memiliki venue yang layaknya digunakan. Untuk membangunnya juga membutuhkan dana besar, sementara anggaran pemkab setempat terbatas.
Informasi yang dihimpun Hattrick, tuan rumah mengalokasikan anggaran yang tidak sedikit. Untuk persiapan seperti perbaikan dan pembangunan venue sudah digelontorkan Rp14,8 miliar. Sedangkan untuk keperluan persiapan kontingen sudah dikucurkan Rp17 miliar, termasuk untuk bonus atlet berprestasi sebesar Rp6 miliar.
(aww)