Venue internasional tanggung jawab Pemprov Jabar
A
A
A
Sindonews.com - Status tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 mendatang membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki beban yang sudah menanti. Pasalnya, Jawa Barat akan mempertandingkan 43 cabang olahraga (cabor) di PON XIX 2016. Namun, kini belum ada venue untuk pertandingan yang layak untuk digunakan di level PON.
Ketua Umum KONI Jabar, Azis Syarif menuturkan, pembangunan sarana pertandingan itu merupakan kewajiban pemerintah, melalui Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Jabar.
"Untuk PON ke-19 nanti, Jabar belum punya tempat pertandingan yang bertaraf internasional, padahal itu merupakan kewajiban pemerintah Jabar,"tegasnya.
Begitu juga dengan pembangunan Sarana Pembinaan Olahraga Terpadu (SPOrT) Arcamanik, Azis menilai, sarana itu hanya sebatas untuk menggelar latihan seperti yang telah direncanakan sebelumnya oleh pihak Disorda. Lahan itu bukan untuk menggelar pertandingan bertaraf internasional yang bisa diefektifkan fungsinya untuk menggelar PON XIX.
"Seperti yang sudah di ketahui bahawa SPOrT Arcamanik hanya akan dibangun untuk sarana latihan saja, jadi untuk sarana pertandingan untuk keberhasilan penyelenggaran PON, Jabar belum memilikinya," kata Azis.
Untuk itu, sejatinya pemerintah Jabar harus sigap dan bergerak cepat dan pasti untuk pembangunan sarana pertandingan itu. "Mulai dari pengajuan anggaran, pemetaan kebutuhan dari tiap venue pertandingan cabor, Disorda harus memikirkannya dan tepat sasaran," ujarnya.
Untuk pengajuan anggaran APBD sendiri baru akan dianggarkan di tahun 2013 ini, dan anggaran akan turun diperkirakan 2014 dan barulah akan memulai untuk membangun.
Azis berharap, dengan sisa waktu yang ada itu venues yang akan digunakan untuk PON XIX Jabar sudah siap.
Hal itu untuk mensukseskan penyelenggaraan dan menghindari kejadian memalukan seperti saat PON XVIII 2012 lalu di Riau. Untuk gelaran PON di 2016, Jabar harus lebih siap dan lebih sukses menggelar perhelatan akbar tersebut.
"Sisa waktu dua tahun setengah dari turunnya anggaran sampai menjelang PON 2016, saya kira cukup untuk membangun venues jika memang pihak terkait benar-benar serius menatap keberhasilan penyelenggaraan PON di Jabar. Kita harus bisa mengambil pelajaran dari Riau yang dinilai belum siap menjadi tuan rumah PON yang diakibatkan pembangunannya venue yang mendesak," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman juga angkat bicara mengenai kesiapan venues yang akan digunakan untuk gelaran PON di Jabar nanti. Menurutnya, sebagai tuan rumah PON, Jabar haru terus mengkoordinasikan perkembangan dari sisi kesiapannya, terutama yang berkaitan dengan venue pertandingan muai dari tahun pertama persiapan yang dilakukan.
Bahkan, bukan hanya sosialisasi kesiapan kepada masyarakat, namun hubungan dengan pemerintah pusat pun harus lebih ditingkatkan. Karena bagaimanapun juga KONI Pusat akan membantu keberhasilan tuan rumah untuk kesuksesan menggelar event akbar tersebut.
"Berkaca dari Riau, untuk pembangunan venue, KONI Pusat juga akan bantu mendorong pendanaan, jadi bukan hanya menggunakan APBD provinsi, tapi juga tetunya ada bantuan dari pusat," tegasnya.
Menurutnya, apabila langkah-langkah itu sudah sinergis, maka dirinya yakin Jabar akan sukses dalam penyelenggaraan pesta olahraga empat tahunan.
Ditempat yang berbeda, Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan mengatakan, untuk merumuskan kebutuhan vanue semua cabang olahraga yang akan dipertandingkan di PON XIX 2016 perlu dibentuk tim khusus.
Menurutnya, hal ini karena meski pusat kegiatan PON di tempatkan di SUS Gedebage, namun tidak semua pertandingan dapat dilakukan di SUS Gedebage. Ia menilai, perbaikan fasilitas yang sudah ada, penyempurnaan SUS Gedebage, dan pembangunan vanue baru sangat memungkinkan untuk kesiapan Jabar menyambut PON XIX 2016.
"Sebagian fasilitas pertandingkan akan memakai vanue lama yang akan direnovasi. Sedangkan lagi untuk venue baru, nanti akan diputuskan kebutuhannya seperti apa dan di mana lokasinya, sebagian lagi di vanue yang akan dibangun di Kota Bandung dan beberapa kab/kota lain di Jabar," pungkasnya.
Ketua Umum KONI Jabar, Azis Syarif menuturkan, pembangunan sarana pertandingan itu merupakan kewajiban pemerintah, melalui Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Jabar.
"Untuk PON ke-19 nanti, Jabar belum punya tempat pertandingan yang bertaraf internasional, padahal itu merupakan kewajiban pemerintah Jabar,"tegasnya.
Begitu juga dengan pembangunan Sarana Pembinaan Olahraga Terpadu (SPOrT) Arcamanik, Azis menilai, sarana itu hanya sebatas untuk menggelar latihan seperti yang telah direncanakan sebelumnya oleh pihak Disorda. Lahan itu bukan untuk menggelar pertandingan bertaraf internasional yang bisa diefektifkan fungsinya untuk menggelar PON XIX.
"Seperti yang sudah di ketahui bahawa SPOrT Arcamanik hanya akan dibangun untuk sarana latihan saja, jadi untuk sarana pertandingan untuk keberhasilan penyelenggaran PON, Jabar belum memilikinya," kata Azis.
Untuk itu, sejatinya pemerintah Jabar harus sigap dan bergerak cepat dan pasti untuk pembangunan sarana pertandingan itu. "Mulai dari pengajuan anggaran, pemetaan kebutuhan dari tiap venue pertandingan cabor, Disorda harus memikirkannya dan tepat sasaran," ujarnya.
Untuk pengajuan anggaran APBD sendiri baru akan dianggarkan di tahun 2013 ini, dan anggaran akan turun diperkirakan 2014 dan barulah akan memulai untuk membangun.
Azis berharap, dengan sisa waktu yang ada itu venues yang akan digunakan untuk PON XIX Jabar sudah siap.
Hal itu untuk mensukseskan penyelenggaraan dan menghindari kejadian memalukan seperti saat PON XVIII 2012 lalu di Riau. Untuk gelaran PON di 2016, Jabar harus lebih siap dan lebih sukses menggelar perhelatan akbar tersebut.
"Sisa waktu dua tahun setengah dari turunnya anggaran sampai menjelang PON 2016, saya kira cukup untuk membangun venues jika memang pihak terkait benar-benar serius menatap keberhasilan penyelenggaraan PON di Jabar. Kita harus bisa mengambil pelajaran dari Riau yang dinilai belum siap menjadi tuan rumah PON yang diakibatkan pembangunannya venue yang mendesak," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman juga angkat bicara mengenai kesiapan venues yang akan digunakan untuk gelaran PON di Jabar nanti. Menurutnya, sebagai tuan rumah PON, Jabar haru terus mengkoordinasikan perkembangan dari sisi kesiapannya, terutama yang berkaitan dengan venue pertandingan muai dari tahun pertama persiapan yang dilakukan.
Bahkan, bukan hanya sosialisasi kesiapan kepada masyarakat, namun hubungan dengan pemerintah pusat pun harus lebih ditingkatkan. Karena bagaimanapun juga KONI Pusat akan membantu keberhasilan tuan rumah untuk kesuksesan menggelar event akbar tersebut.
"Berkaca dari Riau, untuk pembangunan venue, KONI Pusat juga akan bantu mendorong pendanaan, jadi bukan hanya menggunakan APBD provinsi, tapi juga tetunya ada bantuan dari pusat," tegasnya.
Menurutnya, apabila langkah-langkah itu sudah sinergis, maka dirinya yakin Jabar akan sukses dalam penyelenggaraan pesta olahraga empat tahunan.
Ditempat yang berbeda, Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan mengatakan, untuk merumuskan kebutuhan vanue semua cabang olahraga yang akan dipertandingkan di PON XIX 2016 perlu dibentuk tim khusus.
Menurutnya, hal ini karena meski pusat kegiatan PON di tempatkan di SUS Gedebage, namun tidak semua pertandingan dapat dilakukan di SUS Gedebage. Ia menilai, perbaikan fasilitas yang sudah ada, penyempurnaan SUS Gedebage, dan pembangunan vanue baru sangat memungkinkan untuk kesiapan Jabar menyambut PON XIX 2016.
"Sebagian fasilitas pertandingkan akan memakai vanue lama yang akan direnovasi. Sedangkan lagi untuk venue baru, nanti akan diputuskan kebutuhannya seperti apa dan di mana lokasinya, sebagian lagi di vanue yang akan dibangun di Kota Bandung dan beberapa kab/kota lain di Jabar," pungkasnya.
(aww)