Dua musim, Arema IPL terjebak dua konflik

Kamis, 17 Januari 2013 - 21:05 WIB
Dua musim, Arema IPL terjebak dua konflik
Dua musim, Arema IPL terjebak dua konflik
A A A
Sindonews.com - Klub Indonesian Premier League (IPL) tampaknya memang ditakdirkan berisi klub-klub bermasalah. Ketika klub-klub IPL kebanyakan mengalami krisis finansial, ternyata klub yang memiliki dana dihimpit masalah lain. Arema IPL misalnya, harus kembali menghadapi konflik internal.

Ini merupakan konflik kedua dalam dua musim keterlibatan di kompetisi milik PSSI tersebut. Dari aspek pendanaan sebenarnya Arema relatif tidak ada masalah. Persoalan justru muncul dari proses pengelolaan yang tidak melalui jalur sesuai aturan yang ada. Akibatnya permasalahan seperti api dalam sekam.

Musim lalu Arema IPL dihancurkan konflik antara kubu Muhammad Nur melawan pihak Fanda Soesilo dan Lucky Zaenal. Kemudian pihak Lucky-Fanda berhasil melanjutkan pengelolaan Arema walau sempat diwarnai perpecahan tim. Sayang setelah Lucky undur diri dari Arema IPL, masalah kembali muncul.

CEO Arema IPL Fanda Soesilo yang selanjutnya menunjuk Nur Salam Tabusalla sebagai penerusnya, kini head to head dengan pihak Winarso, CEO Arema Indonesia. Konflik pun melebar dan kini sudah merembet ke ranah PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

Kedua kubu yang sama-sama hadir dalam CEO Meeting di Jakarta, akhirnya ditolak PT LPIS. CEO LPIS Widjajanto ogah menerima delegasi Arema IPL sebelum sengketa di klub dibereskan. Sayang tanda-tanda untuk membereskan konflik tidak serta merta muncul saat ditolak PT LPIS.

Kedua kubu masih bersikukuh mengklaim dirinya sebagai pihak yang benar. Abriadi Muhara, General Manager Arema IPL versi Nur Salam Tabusalla, mengklaim Arema hanya satu dan tidak ada konflik. Dia menegaskan Arema yang sah adalah yang kini dilatih Dejan Antonic.

''Kami punya dasar hukum yang sah. Ada bukti penyerahan kepemilikan dari ketua Yayasan Muhammad Nur kepada Fanda Soesilo sebagai perwakilan Ancora pada 14 Desember 2014. Seharusnya legalitas itu sudah cukup membuktikan bahwa manajemen Arema tetap satu,” ujarnya.

Tak mau kalah, pihak Winarso juga mengklaim sebagai pihak yang lebih sah untuk mengelola Arema. Supriarno, kuasa hukum pihak Winarso, membenarkan pihaknya ditolak mengikuti CEO Meeting karena alasan dualime. Menurut pendapatnya, manajemen versi Winarso yang lebih sah mengelola Arema.

''Sebenarnya semua pihak sudah tahu siapa yang lebih sah, termasuk PT LPIS. Bahkan pihak Ancora juga paham bahwa Pak Winarso masih sebagai CEO PT Arema Indonesia. Tapi karena ada orang-orang yang ngotot mengklaim lebih sah mengelola Arema, akhirnya semua menjadi kacau,” ujarnya.

Apa pun klaim kedua kubu, yang pasti kondisi di Arema Ipl kembali meruncing dan semakin memanas. Sebelumnya PT LPIS tidak begitu menggubris situasi di Arema IPL karena memang belum terlihat ke permukaan. Namun akhirnya operator IPL tersebut harus bertindak walau masalah legalitas sejatinya menjadi wewenang PSSI.

Paling gelisah tentu saja tim yang berada dike dua kubu. Dejan Antonic yang sudah menyiapkan pemain untuk IPL musim ini dihadapkan pada kondisi yang nyaris sama ketika dirinya datang ke Arema. Bisa saja konflik di manajemen bakal mengacak-acak persiapannya selama ini.

Disinggung persoalan itu, Dejan menolak berkomentar. “Tidak, saya tidak akan berkomentar soal itu,” cetusnya.

Pelatih asal Serbia ini memang tidak pernah memberikan statemen terkait persoalan di manajemen yang bukan menjadi ranah kerjanya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9105 seconds (0.1#10.140)