Jelang kick off, dualisme Arema memanas

Selasa, 05 Februari 2013 - 14:19 WIB
Jelang kick off, dualisme...
Jelang kick off, dualisme Arema memanas
A A A
Sindonews.com - Konflik di manajemen Arema IPL tampaknya tak sekadar saling gertak. Melihat pergerakan kedua kubu yang bertikai, situasi di Arema IPL jelas mengarah pada dualisme tim. Itu setelah kubu Winarso mengumumkan pemain-pemain yang didaftarkan ke PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

Sebelumnya kubu Winarso tidak menguak sejauh mana persiapan yang dilakukan tim. Selama ini yang tersorot media hanya Arema kubu Nur Salam Tabusalla di bawah asuhan Dejan Antonic. Saat menguak komposisi tim, pihak Winarso terbukti masih memanfaatkan aset lawas. Abdulrahman Gurning menjadi pelatih tim yang ditunjuk manajemen Winarso dan untuk kedua kalinya menceburkan diri dalam situasi pelik Singo Edan.

Musim lalu Gurning sempat menangani tim Arema IPL setelah terpentalnya Milomir Seslija di awal musim. Hanya di beberapa laga, Gurning kemudian digeser Dejan Antonic. Mantan pelatih PSPS Pekanbaru itu sempat dikontrak Persegres Gresik dan kurang sukses. Tak disangka Gurning masih mempunyai ambisi melatih Arema IPL dengan ditunjuknya dia sebagai pelatih tim kubu Winarso. “Ya, dia pelatih Arema dan sudah kami daftarkan ke LPIS,” kata Manajer Arema versi Winarso, Harrys Fambudi, Selasa (5/2/2013).

Harrys beralasan Gurning mempunyai kapasitas sebagai pelatih yang bisa mengangkat nama Arema di kompetisi IPL. Selain sudah paham karakter permainan Singo Edan, Gurning musim lalu juga berperan mendatangkan sejumlah nama ke Arema IPL, termasuk Dede Sulaiman dan Herman Romansyah. Menariknya, Dede dan Herman juga kembali masuk tim Gurning musim ini. Dua nama itu mewakili nama lawas pemain Arema IPL, selain nama Tomi Zaelani. Mereka adalah nama-nama yang bernasib sama dengan Gurning, terpental dari persaingan Arema IPL yang dilatih Dejan Antonic.

Kendati masih minim kekuatan dan belum ada pemain asing, Harrys yakin timnya sudah siap saat kick off IPL mendatang. “Kami sangat yakin bermain di IPL karena secara hukum lebih sah. Soal kekuatan akan kami bangun sambil jalan dan sejauh ini sudah ada 18 pemain,” tambah Harrys.

Harrys sendiri adalah mantan Manajer Arema IPL musim lalu kala masih dikuasai Lucky Adrianda Zaenal dan Fanda Soesilo. Peran dia mulai tergeser seiring peralihan pengelolaan tim dari PT Arema Indonesia yang dipimpin Winarso ke pihak Ancora atau Fanda Soesilo. Arema IPL menjadi klub dengan pengelolaan paling buruk dalam dua musim terakhir. Secara umum sudah tiga kali Arema FC terpecah dalam dua musim terakhir. Pertama kali Arema terbelah menjadi Arema ISL dan Arema IPL awal musim lalu.

Dalam perjalanan, Arema IPL kembali mengalami perpecahan. Tim yang berlaga di IPL kala itu terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Muhammad Nur dan Lucky Zaenal. Dualisme akhirnya terselesaikan dan Lucky bersama Ancora akhirnya melanjutkan pengelolaan Arema. Musim ini, manajemen kembali bergolak dan sekali lagi menyebabkan tim pecah.

Kubu Winarso yang masih tercantum sebagai CEO PT Arema Indonesia tidak mau tergusur Ancora di bawah pimpinan Nur Salam Tabusalla. Keduanya sama-sama mengklaim sebagai pihak paling sah atas pengelolaan klub yang bermarkas di Stadion Gajayana. Sementara, Arema versi Nur Salam tidak mau tahu dengan pembentukan tim yang dilakukan kubu Winarso.

“Musim lalu yang bermain di IPL adalah tim yang dilatih Dejan. Jadi sudah jelas musim depan tim yang sama yang lebih berhak bermain di IPL,” cetus Manajer Arema IPL Risky Dachlan. PT LPIS sendiri belum memutuskan siapa dari kubu itu yang lebih sah.

Tim Arema versi Winarso :

Pelatih: Abdulrahman Gurning
Kiper: Dede Sulaiman, Agus Marwanto
Bek: Khomad Suharto, Tomi Zaelani, Liswanto, Ibrahim, Yusrizal, Kurniadi Tsalasa.
Gelandang: Herman Romansyah, Ade Chandra, Galih Rajasa, Rahardian Adi, Duani Pasatri, Febi Martika, Nadri Lesmana, M Mulyana.
Striker: Andik Ardiansyah, Yusuf Maulana.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0160 seconds (0.1#10.140)