Impian lekang, siap pulang
A
A
A
Sindonews.com —Prahara tanpa henti di Arema IPL akhirnya membawa konsekuensi besar terhadap perjalanan tim. Arema yang berada di bawah arahan Dejan Antonic mendadak buyar karena minggatnya investor yang selama ini mendanai klub, yakni PT Setia Bina Nusa (SBN).
Fakta ini jelas menjadi hantaman telak bagi Dejan Antonic yang kadung bersusah payah membangun tim untuk musim keduanya di Indonesia. Padahal pelatih yang didatangkan dari Hongkong ini sudah berhasrat medatangkan trofi Indonesian Premier League (IPL) ke Stadion Gajayana.
Berhasil mendatangan pemain berpengalaman sebagai modal musim anyar, kinerja Dejan terlihat cukup menjanjikan. Walau terus ditekan persoalan internal di manajemen, dia tetap terkonsentrasi membangun tim dan seakan tidak terpengaruh kondisi di sekitarnya.
Sayang pondasi yang dibangunnya runtuh sebelum kompetisi bergulir. Arema IPL versi Nur Salam Tabusalla yang menaungi tim asuhan Dejan, bangkrut setelah ditinggal investor. Tim dibubarkan secara tiba-tiba karena tidak ada dana, hingga pemain dan pelatih diperbolehkan pergi.
Jelas sangat mengecewakan bahkan menyakitkan bagi pelatih asal Serbia ini. Pelatih yang menyabet gelar Pelatih Terbaik IPL 2011-2012 melihat timnya hancur sebelum bertanding. Ini pertama kalinya dalam sejarah sepakbola Indonesia sebuah tim buyar menjelang kompetisi.
“Saya sangat kecewa. Saya sudah bekerja mempersiapkan tim tapi faktanya menjadi seperti ini. Saya tidak habis pikir dengan apa yang terjadi di sini. Sampai sekarang saya belum ada rencana apa-apa, mungkin kembali pulang ke Hongkong,” tutur mantan pelatih timnas Hongkong.
Dejan mengakui dirinya masih menyimpan ambisi menjulang di Arema. Setelah musim lalu membangun tim dari keterpurukan dan mampu menembus papan atas IPL sekaligus perempatfinal AFC Cup, semula dirinya berharap musim ini jauh lebih bagus dengan persiapan lebih mapan.
Apa lacur, dia justru menghadapi sebuah persoalan bebih berat dari sekadar perpecahan tim layaknya musim lalu. Persoalan dana tentunya menjadi masalah paling serius bagi sebuah tim sepakbola. Tanpa ada dana memadai, Dejan tahu pasti timnya tidak akan bisa bergerak menuju kompetisi.
Kendati mengakui benci dengan situasi persepakbolaan di Indonesia, Dejan sebenarnya cukup menikmati karirnya di Indonesia. “Saya mengawalinya (karir kepelatihan di Indonesia) dengan sangat bagus musim lalu. Belum tahu apakah masih ada tantangan lagi di sini. Saya suka Indonesia,” tambahnya.
Dejan datang ke Arema pada IPL 2011-2012 silam dalam situasi tim hancur lebur karena perpecahan. Sedikit demi sedikit dia membangkitkan semangat tim dengan komposisi pemain apa adanya. Di sinilah kehebatan sentuhan pelatih kelahiran 1969 tersebut benar-benar harus diacungi jempol.
Arema pelan-palan merangkak dari papan bawah menuju level atas klasemen IPL. Mencatat beberapa momen istimewa di AFC Cup serta melejit ke babak perempatfinal sebelum dihentikan Al Ettifaq. “Itu pengalaman paling istimewa bersama Arema,” sebut Dejan soal prestasi di AFC Cup.
Kini tim yang dibangun dengan mimpi-mimpi besar Dejan Antonic itu telah buyar. Klub berjuluk Singo Edan yang dianggap sebagai salah satu kekuatan dominan di IPL, menyerah sebelum datang ke arena pertempuran. Setelah impian lekang, impian paling rasional bagi Dejan adalah pulang.
Fakta ini jelas menjadi hantaman telak bagi Dejan Antonic yang kadung bersusah payah membangun tim untuk musim keduanya di Indonesia. Padahal pelatih yang didatangkan dari Hongkong ini sudah berhasrat medatangkan trofi Indonesian Premier League (IPL) ke Stadion Gajayana.
Berhasil mendatangan pemain berpengalaman sebagai modal musim anyar, kinerja Dejan terlihat cukup menjanjikan. Walau terus ditekan persoalan internal di manajemen, dia tetap terkonsentrasi membangun tim dan seakan tidak terpengaruh kondisi di sekitarnya.
Sayang pondasi yang dibangunnya runtuh sebelum kompetisi bergulir. Arema IPL versi Nur Salam Tabusalla yang menaungi tim asuhan Dejan, bangkrut setelah ditinggal investor. Tim dibubarkan secara tiba-tiba karena tidak ada dana, hingga pemain dan pelatih diperbolehkan pergi.
Jelas sangat mengecewakan bahkan menyakitkan bagi pelatih asal Serbia ini. Pelatih yang menyabet gelar Pelatih Terbaik IPL 2011-2012 melihat timnya hancur sebelum bertanding. Ini pertama kalinya dalam sejarah sepakbola Indonesia sebuah tim buyar menjelang kompetisi.
“Saya sangat kecewa. Saya sudah bekerja mempersiapkan tim tapi faktanya menjadi seperti ini. Saya tidak habis pikir dengan apa yang terjadi di sini. Sampai sekarang saya belum ada rencana apa-apa, mungkin kembali pulang ke Hongkong,” tutur mantan pelatih timnas Hongkong.
Dejan mengakui dirinya masih menyimpan ambisi menjulang di Arema. Setelah musim lalu membangun tim dari keterpurukan dan mampu menembus papan atas IPL sekaligus perempatfinal AFC Cup, semula dirinya berharap musim ini jauh lebih bagus dengan persiapan lebih mapan.
Apa lacur, dia justru menghadapi sebuah persoalan bebih berat dari sekadar perpecahan tim layaknya musim lalu. Persoalan dana tentunya menjadi masalah paling serius bagi sebuah tim sepakbola. Tanpa ada dana memadai, Dejan tahu pasti timnya tidak akan bisa bergerak menuju kompetisi.
Kendati mengakui benci dengan situasi persepakbolaan di Indonesia, Dejan sebenarnya cukup menikmati karirnya di Indonesia. “Saya mengawalinya (karir kepelatihan di Indonesia) dengan sangat bagus musim lalu. Belum tahu apakah masih ada tantangan lagi di sini. Saya suka Indonesia,” tambahnya.
Dejan datang ke Arema pada IPL 2011-2012 silam dalam situasi tim hancur lebur karena perpecahan. Sedikit demi sedikit dia membangkitkan semangat tim dengan komposisi pemain apa adanya. Di sinilah kehebatan sentuhan pelatih kelahiran 1969 tersebut benar-benar harus diacungi jempol.
Arema pelan-palan merangkak dari papan bawah menuju level atas klasemen IPL. Mencatat beberapa momen istimewa di AFC Cup serta melejit ke babak perempatfinal sebelum dihentikan Al Ettifaq. “Itu pengalaman paling istimewa bersama Arema,” sebut Dejan soal prestasi di AFC Cup.
Kini tim yang dibangun dengan mimpi-mimpi besar Dejan Antonic itu telah buyar. Klub berjuluk Singo Edan yang dianggap sebagai salah satu kekuatan dominan di IPL, menyerah sebelum datang ke arena pertempuran. Setelah impian lekang, impian paling rasional bagi Dejan adalah pulang.
(wbs)